Probabilitas keberhasilan trading dengan metode divergensi antara pergerakan harga dan indikator teknikal cukup tinggi, oleh sebab itu banyak trader yang memanfaatkan kondisi divergensi. Keadaan divergensi biasanya terjadi pada indikator oscilator seperti RSI, Stochastics dan CCI; tetapi yang sering menunjukkan keadaan divergensi biasanya adalah indikator Stochastics. Artikel ini mencontohkan trading dengan divergensi indikator Stochastics.
Seperti dijelaskan oleh George Lane, pencipta indikator Stochastics, bahwa momentum akan selalu menyebabkan perubahan arah sebelum pergerakan harga itu sendiri. Dengan melihat perubahan arah momentum, trader akan bisa memprediksi perubahan arah pergerakan harga.
Ada empat langkah untuk trading pada divergensi indikator Stochastics yaitu:
- Menentukan arah trend.
- Menentukan area koreksi pergerakan harga.
- Menentukan area dimana arah pergerakan harga tidak dikonfirmasi oleh arah indikator stochastics.
- Menentukan level entry berdasarkan sinyal dari keadaan divergensi tersebut.
Berikut contoh pada chart GBP/USD H4 (4 jam) dengan indikator stochastics (14,3,3):
Menentukan Arah Trend Pergerakan Harga Dan Area Koreksi
Pasar yang sedang trending, cenderung untuk bergerak dengan kuat pada arah trend, kemudian diikuti oleh periode koreksi atau retracement dengan arah yang berlawanan. Trader bisa menemukan pola ini hampir pada setiap pergerakan harga yang sedang trending.
- Untuk pergerakan uptrend, titik-titik swing akan membentuk pola higher high atau level high yang lebih tinggi dari high sebelumnya; dan higher low atau level low yang lebih tinggi dari low sebelumnya.
- Sementara untuk downtrend, titik-titik swing akan membentuk pola lower high atau level high yang lebih rendah dari high sebelumnya; dan lower low atau level low yang lebih rendah dari low sebelumnya.
Pada contoh di atas, tampak GBP/USD bergerak uptrend dengan area A sebagai area koreksi (retracement).
Menentukan Area Dimana Arah Pergerakan Harga Tidak Dikonfirmasi Oleh Arah Indikator Stochastics
Biasanya, arah indikator Stochastics mengikuti arah pergerakan harga. Jika harga bergerak turun, maka indikator Stochastics juga bergerak turun dengan membentuk level lower low hingga batas area oversold. Dan ketika harga bergerak naik, maka indikator Stochastics juga naik dengan membentuk level higher high dengan batas area overbought.
Jika arah pergerakan harga tidak dikonfirmasi oleh arah indikator Stochastics, maka terjadi divergensi dan arah pergerakan harga selanjutnya akan mengikuti arah indikator Stochastics.
Pada contoh GBP/USD di atas, tampak harga membentuk level-level lower low (garis A), sementara indikator Stochastics membentuk level higher low (garis B), sehingga terjadi keadaan divergensi bullish yang berarti pergerakan harga selanjutnya akan cenderung bullish.
Menentukan Level Entry Berdasarkan Sinyal Dari Keadaan Divergensi Stochastics
Momen untuk entry ditentukan dari indikator Stochastics, yaitu ketika kurva %K indikator Stochastics telah memotong kurva %D dari bawah ke atas; dan %K berada di atas %D. Sedangkan level entry ditentukan dari pergerakan harga, yaitu ketika harga telah menembus level Resistance terdekatnya. Stop Loss ditentukan beberapa pip di bawah level swing low terdekat atau level Support terdekat.
Tahukah Anda, selain dengan indikator Stochastics, kondisi divergensi juga dapat diketahui dan ditradingkan dengan indikator RSI. Ulasan ini tertuang dalam artikel Trading Dengan Divergensi dan Konvergensi Indikator RSI.