EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 31 menit lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 6 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 6 jam lalu, #Saham AS

Apa Itu Tokenisasi Dalam Dunia Kripto?

Penulis

Tahukah Anda? Istilah koin dan token kripto ternyata memiliki definisi yang berbeda. Selain itu, sistem tokenisasi terkait dengan ICO dan memiliki rintangan serta manfaat.

Mata uang berdasarkan definisi keuangan adalah unit akun, penyimpan nilai, dan media pertukaran. Oleh karena itu, mata uang kripto juga harus memiliki tiga karakteristik ini, di samping mengunggulkan sisi kriptografi yang berarti dijamin dan diverifikasi menggunakan teknik enkripsi digital. Bitcoin, koin kripto terkemuka pertama, adalah perwujudan dari semua hal itu.

Namun, istilah koin kripto sekarang banyak disamakan dengan token kripto, meski definisi keduanya tidaklah sama. Untuk memahami tokenisasi dan ekonomi token, pertama-tama kita perlu mengklarifikasi perbedaan antara kedua jenis kripto tersebut.

apa itu token kripto

 

Perbedaan Koin Dan Token Kripto

Koin kripto umumnya dibagi menjadi Bitcoin dan Altcoin (termasuk Ethereum, Ripple, Litecoin, dsb.). Koin juga bisa dianggap sebagai "uang digital" dengan platform Blockchain masing-masing yang menjadi "buku besar" transaksi.

Sementara itu, token kripto dapat dianggap sebagai poin loyalitas. Token mewakili setiap aset yang dapat diperdagangkan, tetapi berada di platform Blockchain berbeda. Contoh paling populer saat ini adalah protokol ERC20 pada platform Ethereum. Oleh karena itu, ekonomi token dianggap sebagai interaksi dan pertukaran aset digital langka yang diperdagangkan di antara pengguna. Beberapa token (cenderung yang baik) juga integral terhadap fungsi ekonomi mikro mereka.

 

Token Dan ICO

ICO (Initial Coin Offering) hampir mirip dengan IPO (Initial Public Offering). Dalam sistem keuangan tradisional, IPO melibatkan penjualan saham dalam suatu perusahaa dengan tujuan untuk mengumpulkan dana. Misalnya, IPO Facebook pada Mei 2012 yang mencatat kapitalisasi pasar lebih dari $104 miliar.

ICO juga merupakan sarana pendanaan, tapi melalui penjualan koin digital atau token. Untuk menerbitkan IPO, perusahaan harus mendaftarkan dokumentasi yang transparan dan mengikat secara hukum dengan badan pengatur lokalnya. Sementara itu, persyaratan hukum seputar ICO masih belum terlalu jelas, dan tidak diatur secara luas di pasar kripto global.

ICO dan Token Kripto

(Baca juga: Mengapa Sebagian Besar ICO Gagal?)

Untuk IPO, seringkali perusahaan harus menunjukkan tingkat pendapatan minimum, rekam jejak yang terbukti, serta log investasi. Tetapi untuk ICO, produk dan proyek kebanyakan masih konseptual. Inilah alasan mengapa membeli token hanya untuk mengharapkan adopsi yang luas dan tingginya permintaan masih sangat berisiko. Tidak ada jaminan bahwa proyek atau ekosistem yang dibangun di sekitar token akan lepas landas. Meski demikian, potensi besar teknologi Blockchain yang diakui oleh pemerintah dan pihak otoritas berbagai negara, setidaknya mampu menggenjot ekspektasi publik terhadap masa depan sistem keuangan digital.

Contoh kasus: Pada Juni 2017, ICO untuk Basic Attention Token (BAT) mengumpulkan $36 juta dalam 30 detik. Dalam keadaan itu, nilai token terus meningkat secara signifikan. Tingkat risiko yang tinggi telah menyebabkan SEC mengeluarkan beberapa edaran kepada investor ritel, mengingatkan mereka pada berbagai risiko yang terlibat.

Token yang dibeli selama ICO beroperasi lebih seperti tanda terima untuk keuntungan masa depan. Pembeli tidak menerima saham perusahaan, tetapi menerima token "utilitas" untuk digunakan dalam ekosistem tertentu. Dengan demikian, token menjadi bagian penting dari ekosistem yang dibangun oleh perusahaan itu, dan mewakili peluang untuk berpartisipasi dalam ekosistem atau ekonomi mikro di jaringan Blockchain.

Saat ini, sebagian besar token kripto adalah sarana untuk mengakses perangkat lunak baru dan menarik, misalnya, untuk menghasilkan transaksi pada Blockchain Ethereum yang membutuhkan sejumlah kecil Ether. Jika permintaan untuk berpartisipasi dalam ekosistem itu akan meningkat, maka permintaan untuk token juga akan meningkat.

 

Model Bisnis Tokenisasi Kripto

Untuk menganggap token kripto hanya sebagai sarana mengumpulkan dana adalah sebuah kesalahan, meskipun tetap saja kita harus selalu waspada dengan proyek-proyek yang tampaknya hanya memasukkan token sebagai sarana meningkatkan modal. Pada dasarnya, token kripto menawarkan efek jaringan yang signifikan di sekitar proyek teknologi terdistribusi, dan mereka sangat penting bagi keseluruhan pengembangan buku besar terdistribusi. Hal ini karena produk Blockchain cenderung merupakan perangkat lunak sumber terbuka, sehingga tidak ada peluang untuk menjualnya secara konvensional.

 

Rintangan Tokenisasi

Ada berbagai rintangan yang benar-benar masih harus diselesaikan agar tokenisasi dapat berjalan.

1. Peraturan Pemerintah

Banyak token kripto berpotensi terganjal oleh masalah legalitas, karena penawarannya belum diregulasi secara luas oleh otoritas yang berwenang. Beberapa negara bahkan masih bingung mengkategorikan penggunaan mata uang kripo, apalagi meregulasi penawaran token kripto.

Peraturan kripto

(Baca juga: 10 Negara Yang Melarang Mata Uang Kripto)

 

2. Aksesibilitas

Meskipun salah satu manfaat besar dari ekonomi terdesentralisasi adalah bahwa siapa pun di dunia dapat mengaksesnya, tapi masih sulit bagi industri kripto untuk menggeser peran perbankan konvensional yang telah lama diandalkan publik. Belum lagi, batasan-batasan dari pemerintah berbagai negara yang melarang kripto bisa menghambat aksesibilitas token kripto bagi para pengguna.


Manfaat Token Kripto

1. Usable

Salah satu manfaat besar dari token kripto adalah dapat ditukar dengan bentuk nilai lain. Spekulasi tentang nilai token seharusnya tidak menjadi fokus utama dalam penggunaan kripto baru.

 

2. Verified

Kepemilikan token dalam jaringan Blockchain dapat diverifikasi, sehingga mengeliminasi kemungkinan munculnya token palsu.


3. Cepat Dan Ringan Biaya

Banyak token yang dirancang khusus untuk digunakan dalam memfasilitasi sejumlah besar transaksi. Misalnya, Internet of Things memerlukan jutaan mesin yang tak terhitung jumlahnya untuk bertukar informasi (dan pemrosesan 'transaksi nano' dalam beberapa kasus), dengan cara yang sama sekali tidak mungkin ditangani oleh infrastruktur pembayaran yang sudah ada seperti Visa, atau bahkan juga PayPal. Dengan demikian, token kripto ini ekonomi baru (NEO menyebutnya "Ekonomi Cerdas") yang bisa mengembangkan kemudahan transaksi baru di era digital seperti saat ini.

 

Selain bermanfaat mendasari sistem mata uang kripto dan tokenisasi kripto, Blockchain juga bisa diadopsi dalam berbagai sektor kehidupan lain. Apa sajakah itu? Temukan jawabannya di: Apa Saja Kegunaan Blockchain?

285013
Penulis

Seorang trader sejak 2012 yang mempunyai hobi menulis. Suka membahas serunya persaingan ekonomi antar negara dengan sebuah tulisan. Aktivitas trading menggunakan Price Action dan rumor fundamental saja. Karena trading itu memang simpel.