EUR/USD 1.081   |   USD/JPY 151.210   |   GBP/USD 1.264   |   AUD/USD 0.651   |   Gold 2,218.46/oz   |   Silver 24.99/oz   |   Wall Street 39,788.15   |   Nasdaq 16,378.64   |   IDX 7,288.81   |   Bitcoin 69,455.34   |   Ethereum 3,500.12   |   Litecoin 93.68   |   Pound Sterling menghadapi tekanan di tengah kuatnya penurunan suku bunga BoE, 8 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Menurut analis ING, EUR/USD berpotensi menuju 1.0780 atau mungkin 1.0750 di bawah Support 1.0800. , 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF naik ke dekat level 0.9060 karena penghindaran risiko, amati indikator utama Swiss, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD menarget sisi bawah selanjutnya terletak di area 1.2600-1.2605, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   BEI tengah merancang aturan tentang Liquidity Provider atau penyedia likuiditas untuk meningkatkan transaksi pada saham-saham di papan pemantauan khusus, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) meraup pendapatan usaha sebesar $1.70 miliar pada tahun 2023, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) siap memasok 120,000 ton semen curah dalam satu tahun untuk memenuhi kebutuhan semen di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.1% menjadi 5,304, sementara Nasdaq 100 turun 0.1% menjadi 18,485 pada pukul 19:16 ET (23:16 GMT). Dow Jones turun 0.1% menjadi 40,119, 15 jam lalu, #Saham Indonesia

Belajar Dari Sepak Terjang John Arnold Vs John Henry

Penulis

John Arnold merupakan trader komoditas sukses dengan berbagai pencapaian fantastis, sementara John Henry adalah pencipta sistem trading yang kini menjadi pemilik klub sepakbola Liverpool.

Pejalanan trader sukses bisa dimulai dengan berbagai cara. Ada yang menempuh edukasi formal, tapi ada pula yang belajar secara otodidak dan mengandalkan pengalaman sebagai guru terbaik. Dua tokoh di bawah ini bisa dikatakan menjadi cerminan dari perbandingan tersebut. Siapakah yang menurut Anda lebih inspiratif dan bisa dijadikan sebagai panutan?

 

John Arnold: Analis Piawai Yang Terjebak Skandal Enron

Terlahir di Dallas, Amerika Serikat, John Douglas Arnold dibesarkan di tengah keluarga kelas menengah ke atas. Karena itu, tak heran jika ia bisa menikmati pendidikan di Universitas swasta yang cukup elit, yakni Vanderbilt University. Tak cuma dikaruniai latar belakang keluarga yang mendukung, John Arnold juga dikenal akan kepintaran dan keuletannya, sehingga ia bisa menyelesaikan double degree di jurusan Matematika dan Ekonomi hanya dalam waktu 3 tahun.

Perjalanan trader sukses - John Arnold

Setelah meraih gelar Master, John Arnold yang ingin berkarir di Wall Street kemudian diterima bekerja sebagai analis minyak di Enron Corporation pada tahun 1995. Saat itu, Enron merupakan salah satu perusahaan energi terbesar di AS.

Kepiawaian John Arnold sebagai analis pun melanggengkan karirnya. Setelah menjadi asisten trader di usia 21 tahun, Arnold secara aktif mengandalkan algorithmic trading dan strategi lainnya yang berpedoman pada teknologi terbaru kala itu. Melihat potensi John Arnold, para petinggi Enron kemudian mempercayainya untuk menangani perdagangan derivatif Natural Gas. Tak tanggung-tanggung, ia sukses membukukan keuntungan hingga $750 miliar. Hal ini membuatnya dihadiahi bonus senilai $8 juta.

Sayang, perjalanan trader sukses ini tak bertahan lama di Enron. Pada akhir 2001, terungkap bahwa perusahaan tersebut telah melakukan sejumlah praktik curang yang terstruktur untuk memanipulasi laporan keuangan. Saham Enron pun terjun bebas seiring dengan merembetnya permasalahan ini ke pasar energi AS. Pada akhirnya, perusahaan tersebut gulung tikar dan beberapa pimpinannya dijatuhi hukuman penjara.

Skandal Enron(Baca juga: Trader Mabuk Dan Skandal Legendaris Lain Di Pasar Komoditas)

 

Sukses Dengan Perusahaannya Sendiri

Tak patah arang, John Arnold kemudian mencoba mendirikan sendiri perusahaan hedge fund bernama Centaurus Advisors. Ia yakin jika pasar energi AS akan keluar dari krisis dan kembali menghadirkan peluang menarik bagi para pelaku pasar.

Prediksinya kemudian terbukti benar, sehingga perusahaan John Arnold berkembang cukup pesat dengan konsentrasi di pasar energi dan komoditas. Ia bahkan sempat meraup profit fantastis senilai $125 juta karena analisanya yang akurat untuk Natural Gas di tahun 2006. Istimewanya, kemenangan tersebut sekaligus menumbangkan perusahaan hedge fund lain (Amaranth) yang kebetulan memasang posisi berlawanan dari John Arnold.

Walaupun terbilang sukses dengan keuntungan tahunan mencapai lebih dari 150%, John Arnold memutuskan untuk menutup Centaurus Advisors pada tahun 2012. Pada saat itu, ia baru berusia 38 tahun. John Arnold saat ini masih berinvestasi, tapi ia melakukannya secara individu dengan fokus di pasar minyak serta energi terbarukan. Hari-harinya lebih disibukkan dengan kegiatan filantropi bersama istrinya.

Karir John D. Arnold

 

Rahasia Sukses John Arnold

Membangun karir di perusahaan sebesar Enron hingga berjuang untuk bangkit dengan perusahaannya sendiri tentu membuat John Arnold mengenyam banyak pengalaman berharga. Saat ditanya mengenai pelajaran apa yang menurutnya paling berkesan, John Arnold menjawab dengan 3 hal ini:

  1. Selalu hargai uang yang dipunya, seberapapun kecil jumlahnya. Hal ini rupanya sudah diajarkan oleh sang ibu sedari kecil. Meski berasal dari keluarga yang berkecukupan, ibunda John Arnold tak pernah membuang-buang diskon ataupun voucher.

  2. Selalu waspada dengan kemungkinan terburuk. Kebangkrutan Enron membuat John Arnold sadar tentang betapa pentingnya memiliki kontrol di segala aspek. Menurutnya, semua lini bisnis wajib dijalankan dengan baik untuk mendapatkan kinerja perusahaan yang impresif.

  3. Kekayaan itu bersifat fana. Selalu ada perbedaan antara apa yang tampak Anda punyai dan apa yang benar-benar tercantum di atas kertas. Secara umum, John Arnold mengaku sangat berkecukupan. Hartanya bahkan diperkirakan mencapai $3.3 miliar per Maret 2021. Meskipun demikian, ia mengaku bahwa uang sesungguhnya yang ia miliki masih tersangkut di saham dan option Enron.

 

John Henry: Dari Petani, Investor, Hingga Pemilik Liverpool F.C.

Terlahir dengan nama lengkap John William Henry II di Quincy, Amerika Serikat, tokoh satu ini dilahirkan di keluarga petani kedelai. Ia menghabiskan masa kecilnya di pedesaan Illinois dan Arkansas bersama kakek neneknya. Di usia 15 tahun, John dan keluarganya pindah ke California. Ia sempat mengenyam pendidikan tingkat lanjut di University of California, tapi kemudian drop out karena sibuk bermusik dengan band yang digawanginya.

Perjalanan trader sukses - John Henry

Perjalanan trader sukses ini dimulai ketika ia mewarisi lahan pertanian milik keluarganya pada usia 25 tahun. Tak cuma mengelola lahan tersebut untuk mendapatkan hasil panen, John Henry juga belajar trading komoditas agri. Ia fokus pada futures kedelai dan jagung untuk mendalami hedging risiko terhadap penyimpanan pasokan kedua komoditas tersebut.

Meski sama sekali tak berpengalaman di Wall Street, John Henry sukses di dunia trading dengan caranya sendiri. Hal itu tak terlepas dari keahliannya menciptakan sistem trading mekanis yang didasarkan pada strategi trend-following.

Pada tahun 1981, trader kelahiran 1949 ini mendirikan Jon W. Henry & Company, Inc yang kemudian berkembang dengan berbagai program investasi inovatif di pasar futures, forex, dan fixed income. Pada titik ini, kehebatannya dalam melakukan pendekatan sistematis untuk menjalankan strategi trend-following telah diakui banyak pihak.

Strategi trend-following(Baca juga: 5 Tips Jitu Untuk Trading Mengikuti Trend)

Dari trading hedge fund yang dikelolanya, Henry sukses menjadi jutawan dengan kekayaan mencapai $840 juta. Sayangnya, krisis finansial 2007-2008 membuat perusahaannya sulit bangkit dari keterpurukan. Pada tahun 2012, John W. Henry & Co akhirnya berhenti mengelola dana klien dan menutup layanannya.

 

Fokus Di Bidang Olahraga

Meski perjalanan karir John sebagai trader tak bisa dikatakan berakhir manis, ia sukses mempertahankan kekayaannya lewat ekspansi di bisnis olahraga. Sejak tahun 2001, John ternyata telah mengembangkan perusahaan bernama New England Sports Ventures bersama rekannya. Perusahaan tersebut kemudian menjadi jaringan raksasa yang saat ini menguasai klub baseball populer Boston Red Sox, media The Boston Globe, Roush Fenway Racing (sebagai co-owner), juga klub sepakbola legendaris asal Inggris, Liverpool F.C.

John Henry sebagai pemilik Liverpool

Saat ini, John telah pensiun dari aktivitas trading dan sibuk menjalankan tugasnya sebagai pemilik Liverpool. Ia senang berinteraksi dengan fans dan semakin tertarik untuk mendalami dunia olahraga, jurnalistik, serta sains. Per Maret 2021, nilai kekayaan John Henry diperkirakan mencapai $2.8 miliar.

 

Pedoman Inspiratif John Henry

Beberapa prinsip hidup yang berkontribusi dalam perjalanan trader sukses ini adalah:

  1. Disiplin lebih penting daripada bakat. John merupakan sosok yang disegani berkat kecerdikannya melihat peluang trading di momen-momen yang tak bisa dideteksi oleh orang lain. Meskipun begitu, mustahil baginya untuk membangun karir yang sukses tanpa gelar sarjana ataupun latar belakang finansial yang mencukupi tanpa pengendalian diri yang baik.

  2. Segala hal memiliki trend-nya masing-masing. Untuk bisa mengukur pergerakan selanjutnya, Anda perlu memperhatikan bagaimana dinamika di masa lalu. John percaya bahwa banyak aspek dalam hidup sebenarnya bisa diprediksi dengan mudah jika seseorang berkomitmen untuk benar-benar mempelajari hal yang disukainya.

  3. Selalu cari jalan untuk mengembangkan nilai. Kreativitas tak akan ada gunanya tanpa kemampuan untuk menunjukkan hasil. Bagaimanapun juga, kinerja nyata itu lebih penting dari sekedar kecakapan untuk melakukan sesuatu. John sering mengatakan hal ini dan telah membuktikannya di berbagai keberhasilan yang pernah diraihnya.

 

Akhir Kata

Baik John Arnold maupun John Henry kini tak lagi aktif mengelola dana klien melalui perusahaan investasi masing-masing. Meskipun demikian, mereka telah kenyang merasakan asam garam dunia trading dan investasi, serta diakui sebagai figur sukses dengan kekayaan melimpah.

Dari sini, Anda bisa mengambil banyak pelajaran berharga dan inspiratif. John Arnold membuktikan bahwa bakat, ketekunan, dan sikap pantang menyerah bisa membuatnya sukses meniti karir sekaligus bertahan dari kebangkrutan perusahaan sebesar Enron.

John Arnold vs John Henry

Sementara itu, John Henry adalah bukti nyata bahwa menjadi trader sukses di Amerika Serikat bisa dilakukan tanpa gelar sarjana ataupun pengalaman kerja di Wall Street. Lika-liku perjalanannya juga mencerminkan pentingnya berekspansi di bisnis lain untuk mengantisipasi hal buruk yang tak terduga seperti krisis finansial.

 

Kisah perjalanan trader sukses tak hanya datang dari John Arnold dan John Henry. Beberapa trader berhasil membuktikan bahwa keterpurukan hanyalah titik menuju keberhasilan yang menyimpan banyak hikmah. Pelajari lika-liku pengalaman mereka di 5 Trader Sukses Yang Terkenal Bermental Baja.

295403
Penulis

Alumni Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya yang sekarang menjadi pengisi konten artikel di seputarforex.com. Aktif menulis tentang informasi umum mengenai forex, juga terinspirasi untuk mengulas profil dan kisah sukses trader wanita.