Ada beberapa hal yang membuat pergerakan rata-rata berbeda pada setiap pair. Hal itu terjadi karena adanya perbedaan kebutuhan antar trader. Sedangkan trader-trader lain hanya ikut bertransaksi dan mencoba untuk membuat pergerakan lebih baik dan teratur.
Artikel ini akan memperkenalkan Anda sekali lagi dengan Moving average (MA) yang saat ini menjadi indikator paling dasar dari seluruh indikator. Artikel ini akan mengulas mengenai MA, khususnya Simple Moving Average (SMA).
Anda mungkin sebelumnya telah mengenal SMA, atau setidaknya mendengar tentang indikator yang akhir-akhir ini cukup banyak digunakan oleh trader dalam analisis market tersebut. Namun kali ini Anda akan mempelajari tentang penggunaan beberapa periode input yang berbeda dalam mengenali sinyal di market.
Simple Moving Average
Indikator SMA banyak dipakai oleh trader di seluruh dunia. Namun rata-rata pergerakan yang paling umum dapat dianalisis oleh indikator ini adalah lewat penggunaan periode 200. Umumnya time frame yang dipakai oleh trader untuk indikator SMA adalah grafik harian (daily chart). Karena kemudahannya, SMA banyak dimanfaatkan oleh lembaga-lembaga investasi. Misalnya seperti seperti bank, hedge fund, dealer forex, dan lain-lain yang menggunakan analisis teknikal. Sayangnya, mereka sering tidak memperlihatkan atau merahasiakan trading mereka dengan alasan privasi.
Coba perhatikan grafik di bawah. Dalam trading di salah satu pair mata uang, indikator SMA tampak memperlihatkan sinyal valid pada pasangan mata uang utama. Gambar di bawah ini memperlihatkan pergerakan nilai kurs yang memberikan indikasi pergerakan arah trend dengan menerapkan indikator SMA periode 200 pada time frame harian:
Meski kebanyakan trader memanfaatkan periode 200 hari, namun tidak sedikit trader yang menggunakan dengan periode 50 hari. Mereka menganggap pergerakan rata-rata dapat bergerak lebih cepat serta menganalisis harga lebih dini untuk menemukan sebuah trend. Sebab pada periode pergerakan jangka pendek indikator akan lebih mudah memberikan sinyal secara lebih cepat dan agresif.
Pada gambar di atas, Anda dapat menambahkan periode 50 dengan periode 200 yang dilihat dari pergerakan harga. Sehingga Anda dapat melihat persilangan antara kedua periode tersebut, yang muncul sebagai sinyal baru.
Moving Average Crossover
Beberapa trader akan mengambil langkah-langkah khusus dalam mengidentifikasi pergerakan harga yang terjadi. Mereka memanfaatkan periode 50 pada moving average yang ditambahkan pada periode 200 agar dapat lebih dini menemukan perpotongan harga untuk mengidentifikasi terbentuknya tren. Dan ketika hal ini terjadi, orang-orang akan percaya bahwa harga akan terus bergerak dan melakukan crossover sampai membentuk tren baru.
Kendala yang terjadi adalah bahwa beberapa trader kehilangan fokus saat terjadinya persilangan antara harga dan indikator. Karena mereka biasanya menunggu dahulu apakah harga benar-benar menyilang (crossover) atau justru memantul kembali ke pergerakan awal tren.
Suatu tren yang kuat akan terjadi ketika harga sudah melakukan persilangan dengan baik dan juga pada saat harga sudah membentuk uptrend/downtrend, yaitu setelah harga benar-benar melewati daerah persilangan dan membentuk pergerakan tanpa adanya pembalikan (reversal).
Beda periode juga akan menimbulkan sinyal yang berbeda pula. Namun tak perlu bingung, Anda dapat menerapkan periode sesuai keinginan dan trading Anda. Sebab tidak ada batasan dalam menentukan periode. Anda dapat mengambil 10, 20, atau 100 periode pada input setting di indikator.