EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 4 menit lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 6 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 6 jam lalu, #Saham AS

Cara Memilih Saham Untuk Swing Trading

Penulis

Selain untuk forex, strategi Swing Trading rupanya bisa juga untuk saham. Namun sebelum itu, simak dulu bagaimana cara memilih saham yang layak untuk ditradingkan dengan strategi Swing.

Salah satu strategi trading yang mudah untuk diaplikasikan adalah Swing Trading. Cara trading satu ini memanfaatkan momentum pasar sehingga entry bisa berlangsung selama beberapa hari bahkan minggu, selama tren masih terus berlangsung. Tak hanya untuk trading forex, strategi Swing juga bisa diterapkan untuk trading saham.

Trader saham pengguna strategi Swing biasanya memiliki tujuan untuk mendapatkan selisih harga yang cukup besar. Namun, saham yang dibelinya tersebut tidak untuk disimpan lebih dari satu tahun. Swing Trader hanya akan memanfaatkan euforia pelaku pasar untuk jual-beli jangka pendek, misalnya saat emiten/perusahaan listing sedang melakukan akuisisi, merger, atau saat laba bersihnya naik signifikan.

Nah jika Anda berencana untuk Swing Trading pada instrumen saham, ada dua jenis pendekatan dalam memilih saham sebagaimana dikutip dari buku Swing Trading for Dummies oleh Omar Bassal, CFA. Apa saja itu?

Memilih Saham untuk Swing Trading

 

Dua Pendekatan Dalam Memilih Saham

1. Pendekatan Top-Down

Pemilihan saham dengan pendekatan Top-Down dimulai dengan mengamati pasar saham secara keseluruhan, lalu turun ke level pencarian saham individu. Pendekatan ini berawal dari memperhatikan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) dan mencari tahu alasan pergerakannya, kemudian mengidentifikasi sektor saham apa saja yang sedang diuntungkan dari kondisi terkini.

Kita tentu tahu bahwa sektor saham tidak akan berjaya sepanjang waktu. Secara umum, sektor-sektor saham akan bergerak dalam siklus. Adapun contohnya bisa Anda lihat pada ilustrasi berikut ini:

Sektor logam dan tambang menunjukkan tren naik yang signifikan saat harga acuan komoditasnya berada di atas harga rata-rata harian. Sebagai langkah lanjutan, Anda bisa mencari tahu sektor apa yang sedang on-stage saat ini melalui surat kabar investasi dan media online mainstream lainnya. Setelah menemukan sektor yang tepat, Anda dapat mencari saham-saham dalam sektor tersebut yang pola grafiknya menunjukkan sinyal upside/kenaikan harga. Dari semua saham yang grafiknya baik, Anda bisa pilih beberapa yang kondisi fundamentalnya menjanjikan.

Lho, mengapa perlu memperhatikan fundamental? Karena sebuah tren harga baru bisa bertahan hingga beberapa hari jika banyak pelaku pasar yang tertarik. Emiten sekelas "saham gorengan" tidak akan mampu mempertahankan trennya dalam waktu beberapa hari karena harganya lebih mudah terbanting.

Saham Lapis Satu, Dua, dan Tiga(Baca Juga: Saham Lapis Satu, Dua, Dan Tiga Di Bursa Efek Indonesia)

 

2. Pendekatan Bottom-Up

Berkebalikan dengan pendekatan Top-Down, pendekatan Bottom-Up dimulai dengan mencari saham-saham yang memiliki kualitas fundamental kuat, lalu mengelompokannya sesuai sektor yang relevan. Anda bisa mulai dengan memfilter saham berdasarkan kualitas tertentu; bisa berdasarkan pertumbuhannya atau harganya.

Setelah menemukan saham-saham yang sudah disortir, Anda perlu mencari tahu indeks sektor dari saham-saham tersebut, serta memperhatikan kondisi pasar saham dengan memantau IHSG. Kondisi IHSG yang sedang uptrend dianggap lebih cocok bagi para Swing Trader saham bila dikombinasikan dengan pendekatan Bottom-Up.

Bursa Efek Indonesia(Baca Juga: Jenis-Jenis Indeks Saham BEI Yang Perlu Diketahui Investor)

Selanjutnya, perhatikan beta dari sektor saham yang Anda incar. Dari sekian banyak saham yang masuk ke dalam radar Anda, pilih sektor yang nilai beta-nya positif dan tidak kurang dari satu. Beta positif mengandung arti bahwa sektor tersebut searah dengan pergerakan IHSG. Jika IHSG sedang naik serta beta sektor bernilai positif, maka sektor saham tersebut juga naik; begitu pula dengan saham-saham penyusunnya.

Terakhir, pilihlah saham dengan kapitalisasi pasar cukup besar dalam indeks sektor tersebut. Saham berbobot besar biasanya cenderung sejalan dengan sektornya. Sebagai contoh ialah sektor industri dasar dan kimia, dimana TPIA dan BRPT adalah saham-saham utama penyusun sektor ini.

Tabel Emiten dan Sektor Saham

Bila ingin menemukan informasi sebagaimana yang tertera di atas, Anda dapat mengunjungi situs resmi IDX. Selanjutnya Anda bisa buat daftar saham-saham apa saja yang masuk kriteria, sehingga Anda hanya akan trading di saham-saham tersebut saja. Demikian ulasan singkat ini, semoga membantu.

294413
Penulis

Shanti Putri adalah seorang investor agresif mandiri yang merupakan mantan broker di sebuah sekuritas ternama, terutama berkecimpung di dunia saham. Dalam berinvestasi, Shanti melakukan analisa sebelum membeli dan melakukan Averaging selama fundamental masih berada di jalurnya. Sebuah kutipan dari Sun Tzu menjadi panduannya, Know yourself, know what you face then you will win in a thousand battles.