Selama ini sistem pembelajaran di sekolah masih terpatok perhitungan buku. Anda bakal dijuluki jenius dan dikatakan sebagai murid hebat ketika mampu menyampaikan sama persis seperti yang ada di buku. Seorang murid yang mampu menghafalkan atau menuliskan kembali teori-teori yang ada di buku akan di cap sebagai seorang murid yang pintar dan cerdas. Sayangnya, jika cara pembelajaran tersebut terbawa sampai kita belajar trading malah efeknya buruk.
Efek negatif yang ditimbulkan dari penghafalan teori dapat merusak sistem, dapat merusak psikologis trader, dan menjadi tidak realistis dalam trading. Hal ini tercermin dari beberapa masalah yang sering dialami oleh trader pemula dalam mempelajari market. Berikut adalah beberapa metode belajar trading forex yang salah:
1. Menghafal Pola Candlestick
Biasanya, trader lebih condong ke candlestick karena melihat ulasan dari temannya mengenai hebatnya seseorang mengerti arah trend hanya dari mengetahui pola candlestick. Sehingga, itu membuat trader pemula terinpirasi untuk segera mencobanya.
Akhirnya proses penghafalan pola-pola candlestick dimulai. Namun, ketika Anda sudah mengerti nama-nama candlestick beserta pola-polanya, Anda malah tidak tahu bagaimana caranya mengambil tindakan di market. Kenyataannya, trader pemula yang menghafal nama-nama candle biasanya semakin bingung ketika berhadapan dengan grafik naik-turun.
2. Mencari Indikator Jitu
Nah, trader pemula biasanya mencari indikator yang akurat. Indikator teknikal yang bisa mengidentifikasi sendiri saat terjadi perubahan harga, perubahan trend, ataupun perubahan saat pembalikan trend. Situs demi situs dijelajahi, trader-trader senior pun ditanyai, demi untuk menemukan indikator paling jitu.
Namun, faktanya sampai saat ini tidak ditemukan tuh indikator yang jitu dan akurat. Semua indikator akan menghasilkan signal yang terkadang salah. Baik itu custom indikator, indikator bawaan platform MT4, chart pattern, maupun candlestick. Pada saat Anda melihat indikator untuk pertama kali, mungkin Anda akan tertarik menggunakannya karena sepintas bagus sekali. Tapi pada saat Anda menggunakannya, terdapat kelemahan sehingga timbul keinginan untuk menggantinya. Namun saat menggunakan indikator baru pun, Anda kembali menemui kelemahan dan akhirnya beralih lagi ke indikator lain.
Jika Anda terus mencari kesempurnaan dalam indikator, maka proses tersebut tidak akan ada selesainya, karena indikator hanya menampakkan hasil perhitungan dari histori pergerakan harga. Indikasi tersebut kadang bisa digunakan untuk memperkirakan pergerakan harga selanjutnya, namun kadang juga tidak menampilkan prediksi yang akurat.
Akan jauh lebih baik bagi Anda untuk mengenali kelebihan dan kekurangan indikator, lalu mengkombinasikan indikator-indikator sesuai dengan kegunaannya dan kebutuhan analisis Anda. Kelemahan dari analisa indikator yang kadang tidak akurat bisa Anda atasi dengan menerapkan manajemen resiko.
3. Menciptakan Sistem Trading Tanpa Rugi
Nah, ini juga yang diinginkan tidak hanya trader pemula tapi juga trader kawakan pun masih ingin mendapatkannya. Sayangnya, sistem trading tanpa rugi itu tidak ada. Setiap ada transaksi, secara probabilitas 50% adalah mendapat keuntungan dan 50% mendapat kerugian.
Jika Anda berusaha mengingat-ingat setiap ada candlestick terbentuk, atau berusaha melakukan test kehandalan indikator dengan menghitung berapa persen kehebatannya, serta berusaha menemukan trading sistem yang anti loss; maka sudah dipastikan fokus trading Anda telah menyimpang dari tujuan awal. Pelajarilah indikator agar Anda tahu rumus dan penggunaanya, pelajarilah pola candlestick agar Anda mengenal pergerakan di market dengan pola-pola umumnya, serta pelajarilah sistem karena Anda dapat menghasilkan hasil darinya walaupun terkadang mendapat kerugian. Rugi itu wajar, asalkan secara total masih bisa profit secara konsisten dan Anda bisa belajar dari pengalaman rugi itu.
Kesimpulan
Ketika trader sedang mempelajari trading, terkadang mereka dapat terkecoh dan akhirnya menerapkan metode yang melenceng dari pembelajaran awal. Saat pembelajaran sudah jelas salah, mereka masih saja berusaha menghafal segala teori pola-pola beserta nama dari candlestick. Tidak hanya itu saja, karena trader mungkin sering loss dan frustasi, mereka akhirnya mencari indikator yang jitu dan akurat. Hal itu mereka lakukan untuk memperoleh alat yang dapat diterapkan pada sistemnya untuk menghasilkan keuntungan tanpa kerugian sedikitpun.
Padahal, belajar tanpa memahami esensinya tak akan membuat trader menjadi sukses dan profit secara konsisten. Loss dalam trading adalah fenomena yang wajar dan tak terhindarkan. Tidak ada sistem yang benar-benar anti-loss dan memiliki potensi profit 100%. Hal yang terbaik untuk dilakukan adalah memahami keadaan tersebut dan memperkuat money management untuk memaksimalkan profit dan meminimalkan angka kerugian.
Secara garis besar, Anda dapat memperhatikan infografi di bawah ini untuk mempermudah pemahaman terkait cara belajar trading forex yang salah.
Tahukah Anda? Kesalahan tidak hanya bisa dilakukan saat proses belajar, tapi juga ketika sudah terjun ke dunia trading. Seperti apa bentuk kesalahan itu? Dapatkan informasinya di artikel 5 Kesalahan Trader Pemula Paling Fatal.