EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,305.79/oz   |   Silver 26.89/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,110.81   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   EUR/JPY pertahankan kenaikan setelah hasil beragam dalam data IMP Jerman dan zona Euro, di atas level 165.00, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/GBP terdepresias ke dekat level 0.8600 setelah hasil beragam dalam data IMP zona Euro dan Inggris, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/JPY naik ke puncak baru harian, di atas pertengahan 191.00 setelah IMP Inggris beragam, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling incar lebih banyak penurunan di tengah kuatnya prospek penurunan suku bunga BoE, 3 jam lalu, #Forex Fundamental   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 9 jam lalu, #Saham Indonesia

Kisah Trader Kripto Yang Dicekal Setelah Pamer Profit

Penulis

Pamer profit boleh-boleh saja, tapi bagaimana jika keuntungan itu ternyata dibangun dari bisnis penipuan yang merugikan klien hingga $90 juta? Kisah trader kripto ini mengungkap segalanya.

Di usianya yang baru menginjak 19 tahun, Stefan Qin mengaku telah menemukan rahasia sukses trading kripto. Pemuda asal Sydney ini dengan percaya diri memamerkan keuntungan hingga 500% untuk memikat para investor. Setelah mengumpulkan banyak dana dari investor, Qin hidup mewah dan berfoya-foya di Manhattan.

Kisah Trader Kripto - Stefan Qin

Tak sampai 5 tahun, bisnis yang dijalankannya runtuh setelah banyak investor mengajukan protes. Qin pun menghadapi tuntutan hukum yang berpotensi menempatkannya di balik jeruji besi hingga bertahun-tahun lamanya.

Bagaikan from hero to zero, bagaimana perjalanan kisah trader kripto ini hingga berakhir pahit seperti itu? Apa pelajaran yang bisa diambil para trader dan investor kripto dari skandal penipuan Stefan Qin?

 

Awal Mula Tertarik Dengan Dunia Kripto

Lahir dan dibesarkan di Australia, Stefan Qin merupakan anak yang berprestasi di sekolah, khususnya dalam mata pelajaran matematika. Sesuai harapan orang tuanya, Stefan sempat bercita-cita menjadi ahli fisika selepas lulus kuliah.

Namun, fokusnya mulai berubah ketika ia magang di sebuah perusahaan di China, di mana ia ditugaskan membangun dua platform yang berbasis di China dan AS untuk memfasilitasi arbitrase kripto yang dijalankan perusahaan terkait.

Dari pengalaman tersebut, Qin terinspirasi menjalankan strategi yang sama untuk meraih keuntungan di pasar kripto. Setelah terpilih untuk berpartisipasi di sebuah proyek Blockchain di University of New South Wales, Stefan Qin memutuskan drop out dan pindah ke New York pada tahun 2016.

 

Sukses "Merantau" Di AS

Berbekal pengetahuan strategi arbitrase kripto yang dipelajarinya saat magang, Qin nekat membangun perusahaan hedge fund berlabel Virgil Capital di New York. Meski tergolong pendatang baru, Stefan Qin terbilang pandai mempromosikan strateginya hingga berhasil meyakinkan banyak calon investor.

Ia mengaku bisa "mengeksploitasi" kecenderungan koin-koin kripto yang diperdagangkan di harga berbeda pada berbagai platform exchange (bursa kripto). Ia juga memaparkan jika sikap "market-neutral" yang diambil perusahaannya akan menghindarkan dana investasi dari risiko pergerakan harga.

Penipuan Stefan Qin(Baca juga: 8 Bahaya Bitcoin Ini Wajib Diwaspadai Sebelum Berinvestasi)

Menariknya lagi, sosok yang mengaku sebagai analis kuantitatif ini tidak membebankan management fee dan hanya mengenakan komisi berdasarkan performa trading perusahaannya. "Kami tidak pernah mencoba mengeruk keuntungan dengan cara aji mumpung," ungkapnya saat diwawancarai media DigFin.

Dalam waktu setahun, Stefan Qin membeberkan jika perusahaannya telah mendapatkan return 500%; suatu gimmick yang sukses memancing banyak investor dalam waktu singkat. Tak hanya itu, Virgin Capital juga diklaim bisa mendatangkan profit 10% per bulan. Bahkan, proyeksi return investasi di perusahaan ini dikatakan bisa mencapai 2,811% dalam 3 tahun!

Janji-janji tersebut kemudian semakin diperkuat dengan reputasi Stefan Qin yang semakin terlihat meyakinkan setelah profilnya diulas oleh Wall Street Journal pada Februari 2018. Tak heran jika banyak investor yang kemudian berbondong-bondong mendaftar di Virgin Capital dan menempatkan dana mereka di perusahaan hedge fund tersebut.

Begitu banyaknya dana investor yang mengalir masuk, Qin bisa hidup mewah di sebuah apartemen yang harga sewanya mencapai $23,000 sebulan. Di apartemennya tersebut, ia menikmati segala fasilitas kelas atas seperti kolam renang, sauna, steam room, hot tub, hingga simulator golf.

 

Sempat Mangkir Saat Ditagih Investor

"Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga". Peribahasa itu mungkin tepat untuk menggambarkan titik balik dalam kisah trader kripto ini. Memasuki musim panas 2020, sekitar 4 tahun setelah Stefan Qin mendirikan Virgin Capital, investor mulai mengeluhkan hilangnya asset-asset dan beragam kegagalan transaksi.

"Sekarang sudah pertengahan Desember dan jutaan Dolar saya menghilang tak bersisa. Sungguh buruk cara mereka memperlakukan salah satu investor terbesar dan terlama (seperti saya)," ungkap seorang investor yang namanya tak mau disebutkan.

Di saat yang sama, 9 investor dengan total dana sekitar $3.5 juta menuntut kompensasi dari perusahaan flagship Virgin Capital, Virgil Sigma Fund LP. Namun karena Qin sudah menyedot seluruh asset Sigma Fund dan balance perusahaannya selama ini dipalsukan, tentu saja tak ada dana yang bisa ditransfer kepada 9 investor tersebut.

Apa Yang Sebenarnya Terjadi?

Alih-alih menerapkan strategi arbitrase di 39 exchange seperti yang telah ia klaim sebelumnya, Qin justru menghabiskan dana investor untuk membiayai kebutuhan pribadinya dan bertaruh di program investasi berisiko tinggi seperti ICO (Initial Coin Offerings).

Menghadapi para investor yang mulai tak sabar, Qin pertama-tama meyakinkan mereka untuk memindahkan dana ke VQR Multistrategy Fund, perusahaan investasi lain yang baru didirikannya pada Februari 2020. Ketika ia mencoba mencairkan dana sebesar $1.7 juta dari perusahaan tersebut, Antonio Hallak selaku Kepala Trader VQR Fund mulai merasa curiga.

Saat itu, Qin mengaku butuh dana cepat karena sedang ditagih rentenir yang meminjaminya modal untuk merintis Virgin Capital. Trader ini juga beralasan sedang kesulitan mengatur keuangannya sehingga tak bisa membayar utang tepat waktu.

"Jujur saja, kondisi keuangan saya sedang sangat buruk. Saya tidak punya uang sepeserpun. Menyedihkan sekali," ujar Qin pada Hallak saat itu.

Gagal meyakinkan Hallak dengan "kisah sedihnya", Qin kemudian mencoba mengambil alih kendali VQR Fund secara paksa. Untung saja, pada titik ini SEC (Securities and Exchange Commission) sudah mulai menginvestigasi klaim investor-investor yang dirugikannya, sehingga otoritas yang mengawasi perdagangan kripto di AS tersebut bisa segera membekukan asset-asset VQR dan membawa kasus Qin ke pengadilan.

 

Kisah Trader Kripto Yang Berakhir Nahas

Setelah sempat berkelit dan terbang ke Korea Selatan untuk menghindari tuntutan investor, Stefan Qin akhirnya menyerahkan diri ke pihak berwajib dan mengaku bersalah atas penipuan yang dilakukannya.

"Saya tahu jika yang saya lakukan itu salah dan ilegal. Saya sangat menyesali perbuatan saya dan akan menghabiskan seluruh sisa hidup saya untuk menebus kesalahan saya. Saya benar-benar minta maaf atas segala kerugian yang dialami para investor yang telah menempatkan kepercayaan pada saya, begitu pula dengan staf dan keluarga saya," akunya pada Valerie E. Caproni, Hakim Pengadilan Distrik yang berwenang mengadili kasusnya.

Hukuman maksimal yang bisa dikenakan pada Stefan Qin adalah 20 tahun penjara. Namun dalam prosesnya, jaksa penuntut sepakat untuk meringankan tuntutan hukuman Qin menjadi 151 hingga 188 bulan saja, berikut denda hingga $350,000.

Hukuman untuk penipuan kripto(Baca juga: 5 Kasus Penipuan Uang Kripto Terbesar)

Lalu bagaimana dengan para investor yang telah menjadi korban penipuan dalam kisah trader kripto ini? Juru bicara untuk pengacara Audrey Strauss mengkonfirmasi jika timnya tengah berupaya memulihkan kerugian para investor. Dana kompensasi ini rencananya akan diambil dari asset VQR Fund senilai $24 juta yang sebelumnya telah dibekukan. Meskipun begitu, jumlah ini tentu tak sebanding dengan total kerugian investor yang mencapai $90 juta.

"Stefan He Qin telah menggunakan semua asset senilai $90 juta dari perusahaan investasinya, mencuri uang para investor, menghabiskannya untuk berfoya-foya dan melakukan investasi spekulatif untuk dirinya sendiri, juga mengelabui para investor terkait performa perusahaan dan apa yang ia lakukan dengan uang mereka," demikian tutur Strauss dalam pernyataan resminya.

 

Investor Kripto Mudah Terjerat Penipuan

Dari lika-liku kisah trader kripto di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa Stefan Qin memang lihai mengelabui klien. Akan tetapi, penipuannya tak akan berjalan mulus selama 4 tahun tanpa kecerobohan para investor yang mudah percaya menempatkan dana hingga jutaan Dolar pada sebuah perusahaan baru. Padahal, jika investor-investor tersebut lebih teliti, mereka akan bisa mendeteksi klaim keuntungan tetap 10 persen per bulan sebagai salah satu gejala penipuan.

Pasar kripto yang saat ini tengah mengalami pertumbuhan pesat memang penuh dengan investor yang antusias mendapatkan keuntungan. Namun karena sebagian besar di antara mereka masih pendatang baru dan belum pandai mengenali trik para penipu, banyak pihak-pihak seperti Stefan Qin yang memanfaatkan ketidaktahuan tersebut untuk mencuri dana investor.

Kejadian ini tak hanya terjadi sekali atau dua kali. Berbagai nama besar di industri kripto bahkan sudah terekspos melarikan dana klien. Salah satunya adalah kasus BitConnect yang merugikan investor hingga miliaran USD. Contoh lain datang dari QuadrigaCX, exchange kripto asal Kanada yang pada tahun 2019 lalu ditutup setelah menipu 76,000 investor dan menyebabkan kerugian hingga $125 juta.

Investor kripto mudah ditipu

Regulasi kripto yang semakin ketat tak akan banyak berperan jika mayoritas investornya masih minim pengetahuan dan kewaspadaan. Sekitar 800 perusahaan investasi kripto di berbagai negara saat ini dijalankan oleh pihak-pihak yang tidak mengetahui seluk-beluk dunia finansial. Beberapa di antara mereka bahkan masih duduk di bangku kuliah atau sarjana baru yang belum memiliki banyak pengalaman.

Dengan demikian, Virgin Capital bukanlah satu-satunya perusahaan investasi kripto yang berisiko tinggi. Stefan Qin bisa jadi hanyalah satu dari ratusan kisah trader kripto yang nekat mengelola dana klien dengan strategi seadanya.

Jika Anda tertarik berinvestasi di pasar kripto, bijaksanalah dalam memilih exchange, perusahaan investasi, atau institusi lain yang bisa menyimpan dana Anda sebagai modal investasi. Jangan mudah percaya dengan skema investasi yang menjanjikan keuntungan tetap. Pelajari baik-baik cara mengenali modus penipuan kripto dan bersikaplah realistis dalam merespon berbagai tawaran yang mungkin singgah di hasil pencarian Anda.

 

Untuk melengkapi pemahaman Anda terkait penipuan di pasar kripto, silahkan pelajari juga 5 Cara Menghindari Scam Bitcoin.

Download Seputarforex App

295749
Penulis

Alumni Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya yang sekarang menjadi pengisi konten artikel di seputarforex.com. Aktif menulis tentang informasi umum mengenai forex, juga terinspirasi untuk mengulas profil dan kisah sukses trader wanita.


Joko Santoso
@Galuh Informasi yang menarik. Saya juga curiga dengan pamer harta pemain binary option dan kripto. Ternyata satu persatu akun youtube yg sering live binary option ngaku loss ratusan juta rupiah. Lebih baik jujur,hasil loss juga ditunjukkan. Trading forex ini jalan cepat menuju kekayaan tapi juga jalan cepat menuju kemiskinan.