EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,157.23   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 2 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 2 jam lalu, #Saham AS

Mengupas Apa Itu Mata Uang Digital Bank Sentral

Penulis

Bagaimana jika mata uang kripto bisa digunakan secara legal karena diterbitkan langsung oleh bank sentral? CBDC atau mata uang digital bank sentral bisa merealisasikannya.

Saat ini, bank sentral di seluruh dunia sedang mengkaji potensi penggunaan mata uang digital untuk negaranya masing-masing. Mata uang digital ini biasa disebut Central Bank Digital Currencies atau CBDC. Survei yang diadakan oleh Bank for International Settlements (BIS) pada Januari 2020 menunjukkan bahwa sekitar 80% dari total 66 bank sentral sedang melakukan pengerjaan mata uang digital. Lebih jauh lagi, sekitar 40% dari 80% yang melakukan pengerjaan sudah mulai masuk ke tahap proof-of-concept. Tidak mengherankan apabila dalam beberapa tahun mendatang akan ada beberapa bank sentral yang mulai menggunakan mata uang digitalnya sendiri.

Mata uang digital bank sentral

 

Apa Itu Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC)?

Pada dasarnya, mata uang digital bank sentral (CBDC) adalah mata uang fiat yang dikeluarkan dalam bentuk digital dari bank sentral. CBDC berbeda dengan mata uang digital seperti Bitcoin. Mata uang digital seperti Bitcoin dirancang untuk sistem pembayaran yang dapat berfungsi secara mandiri di luar otoritas lembaga keuangan dan pemerintah, sedangkan CBDC diatur oleh bank sentral. Dengan kata lain, CBDC bersifat centralized (tersentralisasi), tidak seperti kripto Bitcoin dan sejenisnya yang menekankan desentralisasi.

 

Awal Mula Gagasan CBDC

Bank of England (BoE) adalah salah satu lembaga pertama yang memprakarsai diskusi global tentang prospek penggunaan CBDC pada tahun 2017 lalu. Bank sentral Swedia kemudian juga menyatakan pertimbangannya untuk penerapan CBDC, dan mulai menguji solusi teknis untuk mata uang digital tersebut di tahun 2020.

Sejak BoE menyuarakan rencana penggunaan CBDC 2017 lalu, berbagai bank sentral lain turut mengungkapkan keinginan serupa, bahkan hingga membuat sejumlah bank sentral merasa perlu mengikuti trend pembuatan CDBC karena faktor tuntutan. Alasannya tak lain agar mereka bisa memanfaatkan teknologi Blockchain untuk sistem pembayaran yang teregulasi. Bahkan The Fed pun mulai mengkaji prospek pembuatan mata uang digital bank sentral.

The Fed

Menurut ulasan khusus FXCM mengenai mata uang digital, beberapa bank sentral yang sudah mengeksplor ide pembuatan dan peluncuran CBDC antara lain:

  • Hong Kong Monetary Authority bekerjasama dengan Bank of Thailand
  • People's Bank of China (PBoC)
  • Bank of Japan (BoJ)
  • Reserve Bank of India (RBI)
  • European Central Bank (ECB)
  • Bank of France
  • Riksbank Swedia
  • Swiss National Bank (SNB)
  • Bank of Korea
  • Bank of Canada (BoC)

 

3 Jenis Mata Uang Digital Bank Sentral

Retail CBDC

Retail CBDC adalah mata uang digital yang dibuat untuk publik atau masyarakat umum. Bank sentral di beberapa negara berkembang telah menyatakan minat pada ide ini, karena bertujuan untuk membangun masyarakat dengan penggunaan uang kertas yang lebih sedikit atau biasa disebut cashless society. Dengan adanya cashless society, maka biaya pencetakan mata uang kertas dapat ditekan.

Menurut Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF), bentuk CBDC ini mempunyai banyak manfaat. Sebagai contoh, CBDC dapat digunakan untuk menaikkan efisiensi pembayaran antar platform, lebih cepat, dan lebih murah.

 

Wholesale CBDC

CBDC tipe ini dibuat khusus untuk lembaga keuangan yang menyimpan dana di bank sentral. Dengan menggunakan CBDC ini, institusi keuangan mempunyai potensi memperkecil risiko likuiditas. Selain itu, institusi keuangan dapat menggunakan CBDC untuk menguragi risiko counterparty, di mana terdapat peluang bahwa salah satu pihak dalam transaksi gagal memenuhi kewajibannya untuk membayar.

Banyak bank sentral saat ini yang menyatakan persetujuannya untuk menggunakan Wholesale CBDC karena dapat membantu sistem keuangan menjadi lebih rendah risiko. Bukan hanya pihak bank sentral yang berpandangan optimis untuk Wholesale CBDC, karena Bank for International Settlements (BIS) pun sudah menyatakan bahwa inovasi ini akan mengembangkan sistem pembayaran dan transaksi ke tingkat yang lebih baik.

 

Hybrid CBDC

CBDC campuran mempermudah institusi keuangan untuk menyimpan dana cadangan di bank sentral. Menurut WEF, mata uang digital jenis ini memungkinkan penggunaan sistem pembayaran yang berbeda dengan lebih mudah, sehingga bank sentral bisa fokus pada masalah yang lebih krusial seperti penyelesaian transaksi.

 

Apa Manfaat CBDC?

Bank sentral dapat memberikan banyak manfaat dengan merilis CBDC, mengingat mata uang ini dikembangkan dengan teknologi Blockchain yang sarat manfaat, terutama dalam hal kecepatan dan keringanan biaya. Dalam rangka meningkatkan efisiensi pembayaran antar platform, CBDC dapat mengurangi risiko transfer sekuritas dalam jaringan interbank.

Manfaat CBDC

Memanfaatkan CBDC dapat berpotensi membantu para pemangku kepentingan merumuskan kebijakan melalui akses yang lebih baik ke data keuangan. Dalam kata lain, pembuat kebijakan akan lebih mudah dalam mengerjakan tugas karena mereka mempunyai data termutakhir (real-time) dari aktivitas moneter sistem keuangan.

Secara khusus, berikut adalah beberapa manfaat CBDC yang bisa dirasakan oleh sistem keuangan:

  • Meningkatkan efisiensi dalam teknologi finansial.
  • Meringankan biaya dalam aktivitas perbankan.
  • Menekan risiko mangkir pajak.
  • Mencegah aksi kejahatan.
  • Mengoptimalkan keamanan dalam sistem pembayaran.

 

Resiko Penggunaan CBDC

Salah satu risiko pengguaan CBDC adalah adanya potensi bank runs atau penarikan dana besar-besaran oleh nasabah dari institusi keuangan secara hampir bersamaan. Walaupun demikian, Bank Sentral Inggris menenemukan bahwa apabila pengenalan CBDC telah mengikuti sejumlah aturan dasar, maka risiko bank run dapat termitigasi.

 

CBDC, Layak Diluncurkan Atau Tidak?

Dari pembahasan di atas, jelas bahwa CBDC bisa menjadi solusi atas keinginan berbagai pihak untuk memanfaatkan teknologi Blockchain dalam suatu sistem keuangan yang terotorisasi. Bank sentral di berbagai negara telah mengumumkan rencana untuk mengkaji jenis mata uang ini meski dalam kecepatan yang berbeda-beda; ada yang baru menelaah risikonya, mengembangkan model dasarnya, atau bahkan sudah menguji versi awalnya.

Para pengamat pasar perlu mengawasi perkembangan CBDC dengan teliti, karena penggunaannya secara luas dianggap bisa merevolusi dunia keuangan, mengurangi proses waktu settlement, menurunkan biaya, dan menyediakan data sistem keuangan yang lebih baik untuk para pembuat kebijakan. Namun karena belum ada negara yang benar-benar mengimplementasikan CBDC, maka masih mustahil untuk mengetahui pasti bagaimana penggunaan mata uang digital ini dalam kehidupan sehari-hari.

 

Salah satu alasan yang mendasari dibuatnya CBDC adalah kekhawatiran pemerintah dan bank sentral terhadap risiko penggunaan mata uang kripto seperti Bitcoin yang dianggap memudahkan transaksi para pelaku kejahatan. Contoh kasusnya bisa Anda simak di artikel "6 Kontroversi Bitcoin Yang Perlu Anda Tahu".

292880
Penulis

Sudah aktif dalam dunia trading sejak 2012 dan masih terus belajar untuk menjadi lebih baik. Awal mula trading dengan menggunakan EA, dan akhirnya pada 2014 fokus trading manual dengan terus riset pada metode trading. Saat ini, saya merupakan seorang Discretionary Trader yang menggunakan Trend Following dengan metode breakout.


Nuansa
Bank Indonesia kira kira bakal bikin Digital Currency ga ya dalam 10 tahun ke depan?
Wherethewildthings
izin kripto sebagai alat pembayaran aja ga dikasih xD