EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,331.99/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 12 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 18 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 18 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 18 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 18 jam lalu, #Saham AS

Nasehat Trader Sukses Paul Tudor Jones Bagi Pemula

Penulis

Setelah berhasil memprediksi crash pada 1987, kekayaannya terus berkembang hingga menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Berikut ini nasehatnya bagi trader pemula.

Para trader yang telah sukses dalam karirnya sebagian besar mendedikasikan pengetahuan dan waktunya guna mengembangkan dunia trading dan investasi seperti mendirikan perusahaan investasi, menjadi konsultan, komentator di berbagai media investasi dan bisnis, menulis buku, dan lain sebagainya. Kita bisa mengambil manfaat positif dari kisah perjalanan karir dan pandangan mereka tentang dunia trading dan investasi. Salah satu diantara mereka adalah Paul Tudor Jones.

Paul Tudor Jones

 

Memprediksi Black Monday 1987 Dengan Tepat

Paul Tudor Jones II adalah investor dan trader profesional, pendiri dan presiden Tudor Investment Corporation, sebuah perusahaan hedge fund multi milyard dollar. Kekayaan pribadinya ditaksir mencapai US$ 6.3 milyard pada tahun 2009 dan masuk dalam urutan 336 orang terkaya dunia menurut versi majalah Forbes Maret 2012.

Nama Paul Tudor Jones mulai dikenal dunia ketika ia bisa dengan tepat memprediksi terjadinya crash di pasar saham dunia pada Senin 19 Oktober 1987 atau yang dikenal sebagai Black Monday 1987. Pada hari itu, kejatuhan harga saham dunia dimulai di Hongkong, melebar ke Eropa dan akhirnya menghantam Amerika Serikat yang menyebabkan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun hingga 508 point ke angka 1738.74 atau 22.61%. Jones sendiri justru berhasil meraup keuntungan yang luar biasa dengan melakukan aksi jual dalam volume yang sangat besar.

Strategi tradingnya ia ungkap dalam film produksi PBS 1987 yang berjudul 'TRADER: The Documentary'. Film ini sempat menggemparkan dunia trading saat itu karena menguraikan secara detail manajemen resiko yang diterapkan dan dianggap sebagai strategi 'holy grail' ala Paul Tudor Jones. Sayangnya, pada tahun 1990, Jones meminta film tersebut ditarik dari peredaran dan ia sendiri telah membeli hampir semua copy film tersebut.

 

Sekolah Tak Mengajarkan Trik Trading

Dalam dunia trading, Paul Tudor Jones telah dianggap sebagai salah satu trader terkemuka atau 'Great Trader'. Lahir di Memphis, Tennessee, AS pada tahun 1954, Jones mempunyai cita-cita menjadi petinju terkenal. Setelah mendapat gelar dibidang ekonomi dari University of Virginia pada tahun 1976, ia sempat bekerja di sebuah broker saham sebelum mulai trading dengan modal sendiri pada tahun 1980.

Merasa ilmunya kurang cukup memadai, ia mendaftar di Harvard Business School, dan diterima. Tapi tak lama kemudian ia berhenti kuliah karena merasa kecewa. "Sungguh gila jika saya terus mengikuti kuliah. Untuk apa? Mereka tidak mengajarkan trik-trik dalam trading di pasar saham. Rupanya ilmu yang saya cari bukan bagian dari mata kuliah sekolah bisnis yang paling top sekalipun." kata Jones yang pernah menjadi juara tinju amatir kelas welter ini.

Atas saran saudara sepupunya yang pedagang kapas, Jones berguru pada Eli Tullis, seorang trader komoditi di New Orleans. Sambil bekerja di perusahaan pialang milik Tullis, ia belajar bagaimana trading futures pada komoditi kapas di New York Cotton Exchange. "Saya telah belajar banyak. Trading di futures sangat kompetitif dan Anda harus bisa menerima kerugian. Sudah selayaknya Anda belajar dari kekalahan dan kesalahan. Tidak ada yang benar atau salah dalam trading pada pasar apapun. Yang ada hanyalah jika emosi Anda tinggi berarti Anda salah dan cepat atau lambat Anda akan kalah." kata Jones yang pernah menjabat sebagai direktur the Institute for Financial Markets di Washington D.C. itu.

Saat ini Tudor Investment Corporation yang merupakan bagian dari korporasi bisnis Paul Tudor Jones, Tudor Group, adalah salah satu perusahaan pengelola asset terkemuka di AS. Aktivitasnya meliputi trading dan investasi di berbagai jenis pasar serta riset.

Nasehat Jones untuk para trader: "Kerugian adalah bagian dalam trading. Jika Anda mengalami loss, renungkan kenapa itu bisa terjadi, bukan untuk disesali. Anda tentu akan profit banyak ketika pasar trending dengan kuat, tapi hal itu jarang terjadi, hanya 15% kemungkinannya. Mungkin Anda mengatakan pasar sedang uptrend, tapi saya bilang pasar masih konsolidasi, jangan masuk dulu… Satu hal yang penting: jangan fokus pada profit yang bakal Anda peroleh, melainkan fokus pada proteksi apa yang telah Anda miliki. Don't focus on making money, focus on protecting what you have," kata Paul Tudor Jones.

 

Dari penuturannya, Paul Tudor Jones pun nampaknya mengunggulkan pengendalian risiko, mirip dengan seorang trader sukses lainnya, Bill Lipschutz.

119846
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.