Ketika trading forex, sangat penting untuk memilih broker yang sanggup menjamin keamanan dana nasabah. Teliti dan banyak-banyak riset itu perlu, karena ini adalah antisipasi jika sewaktu-waktu broker mengalami kebangkrutan.
Broker bisa bangkrut?
Ya! Sudah ada beberapa kasus kebangkrutan broker yang menimbulkan gonjang-ganjing di kalangan industri forex. Agar tidak salah pilih broker forex dan tidak mengalami kerugian besar ketika broker bangkrut, apa saja yang perlu diperhatikan?
Di sinilah pentingnya bagi trader untuk memahami soal Segregated Account dan Compensation Fund. Broker yang baik sudah seharusnya menaruh dana pada Segregated Account yang terpisah dari rekening operasional.
Proses klaim dana kompensasi (Compensation Fund) ini bisa memakan waktu hingga bertahun-tahun, karena dapat dibilang cukup rumit dan melibatkan banyak pihak. Salah satunya adalah regulator broker, yang akan menjadi pengawas kelancaran proses klaim dana ini.
Broker dengan regulasi elite seperti NFA Amerika Serikat, FCA Inggris dan ASIC Australia, akan memiliki perlindungan yang lebih ketat pada dana klien. Hal ini berbanding lurus dengan persyaratan pendaftarannya yang terkesan lebih "ribet" dan menyusahkan bagi trader di luar wilayah hukumnya.
Bagaimana jika kasusnya ada di Indonesia? Seperti apa pula contoh insiden broker bangkrut dan praktik klaim dana kompensasinya? Simak obrolannya di wawancara eksklusif tim Seputarforex bersama Aisha, seorang profesional di dunia trading yang membagikan kisahnya pada podcast berikut:
Selain regulasi, kondisi trading yang nyaman seringkali menjadi pertimbangan trader ketika akan memilih broker forex. Yang jelas, Anda perlu memilih besar modal trading forex paling pas dan tidak memberatkan diri sendiri, agar tidak stress berkelanjutan jika suatu saat broker mengalami kebangkrutan.
