Stop Loss berarti kita memasang order otomatis untuk meng-closed suatu posisi pada saat harga menyentuh level tertentu yang menjadi batas dimana kita "sanggup untuk menahan maksimal kerugian". Kita bisa menentukan sendiri, berapa banyak kerugian yang sanggup kita tanggung pada saat memasang Stop Loss ini.
(Baca juga: Beberapa Cara Menentukan Stop Loss)
Sementara itu, Hedging atau Locking ini maksudnya kita membuka posisi buy dan sell secara bersamaan atau tanpa meng-close salah satu posisi. Dalam prakteknya, kita bisa menggunakan pending order maupun instant execution untuk melakukan hedging guna melindungi satu posisi.
Hedging atau Locking banyak dipilih oleh trader yang menginginkan batas kerugian yang lebih fleksibel. Artinya, kerugian tetap dibatasi, akan tetapi masih menyimpan harapan bahwa posisi yang terfloating negatif akan dapat ditutup dengan profit. Hedging apabila dikelola dengan baik, memang akan lebih memnugkinkan kita untuk menutup satu posisi dengan profit. Akan tetapi, perlu kesabaran, ketelitian, dan disiplin margin management dalam melakukan hedging. Banyak hedging yang justru berakibat tambahan koleksi floating negatif sehingga akhirnya berujung pada MC. Kesulitan utama dalam hedging memang berhubungan dengan margin management dan strategi membuka locking-nya.
Membuka locking untuk trader yang belum berpengalaman memang sering menimbulkan keragu-raguan. Seringnya sih kita ragu, kapan waktu yang tepat untuk membuka locking atau menutup posisi hedge ini dengan meng-closed satu posisi.
Pertanyaan yang berkecamuk sih biasanya: "Close sekarang ato gak ya? Close sekarang, jangan-jangan trend masi terus berlanjut… jadinya yang minus makin gedhe, sedangkan yang plus udah keburu ditutup. Kalo gak close sekarang… jangan-jangan trendnya keburu balik arah, jadinya malahan gak jadi dapet untung deh."
Memang, membutuhkan kesabaran plus keyakinan yang tinggi pada saat membuka locking ini. Temen trader yang biasa menggunakan hedging menyarankan untuk membuka locking dan terus menjaga posisi serta melakukan scalping untuk menutup kerugian apabila trend masih berlanjut. Cara ini tentunya butuh ketenangan dan psikologis yang matang supaya tidak mudah terpancing oleh gerakan chart yang terkadang "menipu".
Saran lainnya bagi Anda yang ingin menggunakan cara hedging ini, gunakan hedging hanya apabila available margin lebih besar dibanding used margin. Apabila margin sudah tipis, mending gunakan saja SL atau sekalian Cut Loss ajah.
Nah, Cut Loss biasanya adalah pilihan terakhir untuk membatasi kerugian. Saya pribadi pake Cut Loss biasanya kalo udah bosen liat floating kelamaan. Tentunya ini bukan contoh yang pantas ditiru ya! Banyak juga kok.. temen-temen trader yang murni scalper, dan hanya melakukan semua tindakan secara manual, termasuk meng-close transaksi, baik dalam keadaan profit maupun dalam keadaan loss. Dengan kata lain, mereka melakukan Cut Loss dalam kondisi floating yang gak terlalu banyak seperti yang biasa saya lakukan… hehehe
Mana Yang Paling Ideal?
Ketiga cara tersebut bisa kita lakukan untuk membatasi kerugian, tentu saja kecuali kita memang akan membiarkan modal tergerus habis alias MC. Terus, mana sebenernya dari ketiga cara tersebut yang paling efektif? Coba kita kilas balik sebentar dengan melihat infografi berikut:
Yah, sebenernya sih tergantung "selera" dari masing-masing trader. Stop Loss sifatnya lebih pasti, karena suatu posisi akan otomatis tertutup pada saat kita anggap kerugiannya sudah terlalu besar. Tentunya besar kecilnya kerugian untuk setiap posisi ini sudah kita perhitungkan dalam trading plan kita. Jadi, secara psikologis, SL tidak menimbulkan keragu-raguan.
Ok deh, alternatif manapun yang akan Anda pilih untuk membatasi kerugian, semua tergantung Anda. Semuanya perlu "keberanian" tersendiri. Yah, temen trader saya bilang memang profesi trader itu butuh nyali dan mental yang kuat. Terutama tentunya pada saat harus menanggung risiko kerugian dan melakukan tindakan untuk mencegah kerugian yang lebih besar. Jangan sampai karena kita ragu dalam membatasi kerugian, akhirnya harus dipaksa oleh broker untuk menutup semua posisi, alias Margin Call.