Ketika belum memiliki strategi trading sebagai pedoman, seorang trader biasanya mengalami kesulitan saat akan membuka posisi di pasar Forex. Hal ini sering dialami trader pemula yang masih mencoba berbagai metode trading; kalau berhasil dipertahankan, kalau gagal cari lagi metode baru. Karena sering berganti cara buka posisi Forex, maka hasil trading cenderung tidak konsisten.
Kesalahan Trader Pemula Saat Belajar Buka Posisi Forex Trading
Sudah coba metode ini itu, tapi masih juga belum dapat menikmati profit konsisten? Kalaupun sempat mendapat profit dari satu posisi, kerugian berikutnya malah lebih besar? Wah, benar-benar bikin frustrasi. Namun nyatanya, hal ini sering terjadi pada sebagian besar trader pemula.
Supaya kesalahan-kesalahan tersebut tidak terjadi berulang-ulang, ketahui dulu letak permasalahannya. Contohnya adalah seperti berikut:
a. Menggunakan sistem trading terlalu rumit.
Ketika Anda dihadapkan pada tumpukan indikator pada chart, bukannya mendapat sinyal trading, bisa jadi Anda malah merasa kebingungan karena satu indikator bertentangan dengan sinyal dari indikator lainnya. Satu indikator mengirimkan sinyal Buy, tapi satunya lagi menyarankan posisi Short alias Sell.
Hal serupa juga dapat terjadi saat menggunakan sistem trading dari trader lain. Masalahnya, belum tentu Anda paham betul dengan seluk-beluk dan cara kerja sistem trading asing tersebut. Ingat, sistem trading tak ada yang sempurna, dan seringkali hanya pencipta sistem trading sendiri-lah yang paham bagaimana cara mengimprovisasinya.
b. Terlalu banyak Second Opinion.
Saat masih pemula, Anda mungkin masih belum memiliki keyakinan untuk buka posisi Forex trading tanpa rekomendasi dari trader lain. Padahal, belum tentu argumen mereka cocok dengan keputusan trading Anda. Perbedaan pandangan ini justru akan menghambat proses belajar cara buka posisi trading.
Second Opinion dari trader lain sebaiknya hanya digunakan untuk melengkapi proses analisa saja. Semisal Anda berfokus pada analisa teknikal, kita dapat mencari referensi fundamental dari trader lain untuk meyakinkan pandangan awal. Toh, pada akhirnya Anda sendiri yang harus mengambil keputusan untuk membuka posisi Buy atau Sell.
c. Terburu-buru mengambil keputusan.
Sinyal trading dapat muncul kapan saja, tapi tidak semua sinyal trading punya validitas tinggi. Kalau kita terburu-buru buka posisi Forex setiap kali sinyal muncul, besar kemungkinannya Anda terkena sinyal palsu.
d. Kurang memahami kondisi trading pada akun.
Setiap broker akan menawarkan kondisi trading berbeda-beda. Anda harus tahu betul berapa jumlah Spread dan komisi yang akan Anda bayar setiap kali buka posisi Forex. Kalau Anda salah hitung dan hanya asal buka posisi terus menerus, bisa-bisa kerugian menumpuk tanpa kontrol.
Kesalahan-kesalahan cara buka posisi Forex di atas sebenarnya dapat dihindari dengan menggarisbawahi kondisi berikut:
- Apakah aturan-aturan buka posisi Forex (Entry Rules) dari sinyal sudah cukup valid?
- Apakah Anda bisa memperoleh rasio Risk dan Reward memadai?
- Apakah posisi langsung dibuka (Instant Order) begitu sinyal muncul, atau menunggu sampai harga bergerak ke level tertentu melalui Pending Order?
Selanjutnya, mari kita kupas lebih dalam tentang pemenuhan kondisi dalam cara buka posisi trading di pasar Forex.
Belajarlah Membidik Sinyal Trading Layaknya Penembak Jitu
Dalam kondisi trading nyata, tak ada sinyal trading sempurna dengan jaminan profit. Perlu dicatat, sinyal trading hanya membantu Anda untuk meningkatkan probabilitas. Maksudnya, setiap kali Anda buka posisi Forex, sinyal trading berguna untuk meningkatkan peluang meraih profit serta mengurangi risiko rugi.
Anda bisa menentukan kualitas (validitas) sinyal bila Anda merasa mantap dan yakin untuk membuka posisi trading. Sebaliknya, jika merasa ragu karena ada kondisi-kondisi Entry Rules belum terpenuhi, lupakan saja sinyal tersebut.
Coba perhatikan chart EUR/USD (Daily) di atas. Lingkaran kuning menyorot kondisi pergerakan tren tak berarah. Selain itu, kedua indikator Simple Moving Average juga bergerak naik turun. Dalam kondisi seperti ini, apa pertimbangan Anda untuk buka posisi Forex trading?
Untuk menjawab pertanyaan tadi, mari kita uraikan kondisi-kondisi penting untuk mempertimbangkan pembukaan posisi trading terlebih dulu:
- Bagaimana kondisi trend pasar sekarang? Apakah sedang dalam kondisi tren mendaki (Uptrend), tren menurun (Downtrend), ataukah mendatar (Sideways)?
- Di mana level-level Support dan Resistance-nya? Kedua level tersebut dibutuhkan untuk mengetahui batas-batas pergerakan harga selanjutnya.
- Apakah sinyal untuk buka posisi Forex trading sudah muncul sesuai peraturan-peraturan dasarnya?
- Adakah faktor pendukung untuk mengkonfirmasi sinyal trading tersebut?
- Adakah rilis berita (fundamental) berdampak tinggi selama Anda membuka posisi trading?
Kembali ke Chart EUR/USD tadi, kita bisa menyimpulkan bahwa saat ini kondisi pasar masih relatif mendatar, jadi cukup sulit untuk menentukan apakah harus membeli atau menjual saat harga mendekati kedua garis Moving Average (di sekitar lingkaran kuning). Kalau Anda memutuskan untuk menunda pembukaan posisi trading karena pertimbangan tersebut, keputusan Anda sudah selangkah lebih matang.
Chart yang meragukan bukan berarti tak menawarkan kesempatan trading sama sekali. Alternatifnya, Anda dapat berpindah ke Timeframe atau chart lain. Hanya saja, kalau Anda memutuskan untuk berganti TF atau chart, maka Anda harus mengadakan penyesuaian lagi. Misalnya TF Daily cocok untuk Swing Trading dengan pembukaan posisi lebih dari satu hari (Rollover). Sedangkan H1-H4 cocok untuk Intra-Day Trading, di bawahnya lagi ditujukan untuk Scalping.
Masih dengan Chart EUR/USD, tapi kali ini Timeframe-nya diganti menjadi H4. Pada Timeframe di atas, tren harga terlihat jelas menurun dengan nilai High dan Low terus melandai (di dalam Channel Downtrend). Jika diperhatikan, harga sudah mendaki mendekati level Resistance terdekat. Nah, sekarang pertanyaannya, kapan kita harus mengatur cara buka posisi dari kondisi harga seperti itu?
Pertama, kita sudah tahu harga memiliki bias Downtrend. Jadi jika sebelumnya harga mendaki sementara, maka berikutnya Seller akan kembali menekan harga di dekat area Resistance. Dari analisa teknikal, kita harus mengidentifikasi kapan indikator mulai menunjukkan sinyal Bearish.
Kedua, layaknya penembak jitu, kita harus bersabar menunggu momen terbaik untuk membuka posisi trading Forex. Tunggu sampai semua kondisi memenuhi syarat peraturan buka posisi, lalu eksekusi Market Order dengan rasio Risk dan Reward yang telah ditentukan sebelumnya.
Ketiga, karena kita mengganti Timeframe dari Daily ke H4, maka ekspektasi awal untuk membuka posisi Swing trading harus banting setir menjadi posisi Intra-Day Trading. Dengan demikian, posisi harus ditutup sebelum terjadi pergantian hari, menurut zona waktu di platform yang digunakan (maksimal 24 jam).
Ragam Analisa Teknikal Dalam Mengidentifikasi Sinyal Trading
Banyak jalan untuk menuju Roma, begitulah kira-kira peribahasa tepat untuk menggambarkan proses identifikasi sinyal trading saat buka posisi Forex trading. Salah satu metode utamanya terletak pada analisa teknikal.
Analisa teknikal pada dasarnya adalah proses pengamatan chart untuk mengetahui probabilitas ke mana harga akan bergerak. Dari sekian banyak metode analisa teknikal, ada dua kategori besar yang cukup populer dalam kalangan trader, yaitu penggunaan indikator teknikal dan Price Action.
a. Indikator Teknikal
Indikator pada kategori ini mampu menghasilkan sinyal trading secara otomatis berdasarkan rumusan matematis dari penciptanya. Secara umum, peraturan cara buka posisi tradingnya ketat dan obyektif, sehingga tidak membutuhkan banyak improvisasi. Karena itu, indikator teknikal banyak menjadi pilihan utama trader pemula.
Contoh indikator populer pada kategori ini adalah: Moving Average, RSI, MACD, Bollinger Bands, dan lain sebagainya. Pada beberapa terminal trading, Anda bahkan dapat menambahkan puluhan bahkan ratusan indikator eksternal buatan trader lain.
Chart GBP/USD dengan indikator teknikal Bollinger Bands, Moving Average dan MACD.
b. Price Action
Kalau sudah berpengalaman trading, cukup dengan melihat grafik harga saja, trader veteran sudah bisa "meramal" ke mana arah harga berikutnya. Mereka mengamati terbentuknya pola-pola harga dan formasi candlestick untuk mendapat sinyal trading. Kalau formasi atau pola sudah terbentuk sesuai peraturan, barulah pembukaan posisi trading dieksekusi.
Dalam prakteknya, bisa saja trader mengombinasikan indikator teknikal dan Price Action untuk mendapat petunjuk kapan harus buka posisi Forex trading. Namun sebelum mencampurnya, ketahui dulu kelebihan dan kelemahan masing-masing kategori indikator tersebut.
Cara Buka Posisi Forex Trading Dengan Analisa Teknikal
Sampai di sini, Anda sudah mengetahui metode analisa teknikal apa saja yang dapat dimanfaatkan dalam cara buka posisi forex. Supaya lebih jelas, mari kita amati contoh-contoh sinyal trading dari chart berikut:
a. Setup Price Action sebagai sinyal untuk buka posisi trading.
- Indikator tambahan: EMA 8 dan EMA 21
- Kondisi trend pasar: Downtrend.
- Garis Support telah ditembus dan sekarang menjadi Resistance.
- Sinyal Price Action: Pin Bar menunjukkan penolakan (Rejection) pada batas Resistance dengan harga penutupan lebih rendah dari pembukaan (Bearish candlestick).
- Faktor pendukung: setelah Pin Bar Bearish terbentuk, harga ditutup di bawah EMA 8 dan 21.
Dari contoh chart di atas kita bisa menyimpulkan bahwa sinyal Pin Bar cukup valid untuk digunakan sebagai acuan membuka posisi Short (jual).
b. Setup sinyal trading dalam kondisi pasar Uptrend
- Kondisi trend pasar: Uptrend, volatilitas sedang.
- Garis Resistance telah ditembus dan sekarang kembali menjadi level Support.
- Sinyal Price Action: Pin Bar mengindikasikan penolakan pada batas Support, dengan harga Closing lebih tinggi dari Opening (Bullish candlestick).
Sebagai konfirmasi untuk buka posisi Forex trading, kita tunggu candlestick Pin Bar selesai tercetak pada chart. Terbentuknya Pin Bar pada garis Support menggambarkan momentum Bullish yang sedang terjadi. Dalam hal ini kita membuka posisi hanya bila sinyal trading telah cukup valid, yaitu dengan adanya penolakan pada level Support.
Sebelum buka posisi Forex trading, Anda juga harus mempertimbangkan rasio Risk dan Reward untuk mengukur berapa besar risiko sesuai toleransi. Metode ini memfokuskan pada peletakkan Stop Loss secara realistis, sehingga SL hanya akan terpicu jika kondisi-kondisi sinyal trading sudah tak valid lagi.
Contoh #1
Pada contoh di atas kita buka posisi Long (beli) setelah Pin Bar Bullish selesai terbentuk, dengan faktor pendukung penolakan pada level Support dan garis Moving Average. Stop Loss dipasang beberapa pip di bawah level Support, dengan asumsi bila Support ditembus oleh candle berikutnya (setelah Pin Bar), berarti sinyal trading kita salah dan kita harus bersiap untuk membatasi kerugian.
Setelah itu kita tentukan rasio Risk dan Reward obyektif sesuai dengan kondisi pasar. Jika ternyata rasio1:1.
Contoh #2
Stop Loss dipasang beberapa pip di atas Resistance, dan target (TP) ditentukan pada level Support di bawahnya. Jika rasio dianggap terlalu besar, misal lebih dari 1:3, maka SL dapat diperlebar hingga diperoleh rasio sekitar 1:2. Jika nanti ternyata sinyal trading valid, SL bisa diperkecil atau digeser ke bawah dengan teknik Trailing Stop.
Kesimpulan
Secara umum, Anda dapat membuka posisi trading saat muncul sinyal trading dari indikator. Namun, Anda harus mampu mengukur validitas sinyal dengan mengamati kondisi-kondisi aturan buka posisi secara sistematis.
Intinya, Anda harus mampu melatih kesabaran dan disiplin untuk mematuhi peraturan-peraturan pada sistem trading. Meskipun sinyal trading bisa saja muncul bertubi-tubi, tapi pada akhirnya Anda harus mengatur batas risiko terlebih dulu (dengan Stop Loss) sebelum mengharapkan potensi keuntungan.
Bicara mengenai sistem trading, trader pemula lazimnya masih belum dapat gambaran bagaimana cara menyusunnya. Pada artikel berikut, Anda akan diajarkan langkah-langkah membangun sistem trading beserta Money Management untuk mengontrol perkembangan ekuitas (saldo) akun trading Anda.