Scalper sering membicarakan strategi tradingnya, Stop Loss dan take profit atau time frame trading. Namun, mereka jarang memperhatikan stabilitas server dari broker, spread yang kadang bisa berubah atau kemungkinan broker berbuat curang atau lazim disebut broker yang scam.
Saat ini, ada ratusan broker yang beroperasi di pasar retail forex. Masing-masing memiliki kemampuan teknis dan model bisnis yang disesuaikan agar cocok dengan bermacam-macam profil trader. Perbedaan yang ada pada broker tersebut tidak begitu penting bagi trader jangka panjang, bagi swing trader ada sedikit pengaruhnya tapi tidak signifikan, tetapi bagi trader harian dan scalper menjadi sangat penting karena berhubungan langsung dengan profit atau loss.
Berikut hal-hal tentang broker yang perlu diperhatikan jika Anda seorang scalper forex:
Spread Rendah
Pada dasarnya, spread adalah biaya yang mesti Anda bayar kepada broker baik untuk posisi profit maupun loss. Seorang trader yang tidak menggunakan cara scalping mungkin hanya akan membuka dan menutup order pada satu atau dua posisi. Walaupun biaya akibat spread masih tetap penting, tetapi bagi trader yang telah sukses dengan strategi tradingnya, biaya spread atau jasa pelayanan broker tersebut masih bisa ditoleransi dan dianggap wajar.
Tetapi keadaannya menjadi sangat berbeda bagi seorang scalper yang membuka dan menutup posisi puluhan kali dalam waktu relatif sangat singkat, bahkan bisa lebih dari seratus kali sehari. Biaya akibat spread bisa menjadi sangat signifikan dan harus diperhitungkan dengan cermat.
Sebagai contoh, seorang scalper membuka dan menutup 30 posisi dalam sehari pada EUR/USD, yang spreadnya misal 3 pip, dengan ukuran lot tetap dan profit sebesar 2/3 dari posisi. Dengan rata-rata profit per trade 5 pip dan loss rata-rata 3 pip, total profit/loss yang diperoleh maka tanpa biaya akibat spread adalah:
Profit/loss bersih = (posisi yang profit) - (posisi yang loss)
(20 X 5) - (10 X 3) = +70 pip total
Hasil yang diperoleh cukup signifikan. Namun apabila memperhitungkan biaya akibat spread, maka:
Profit/loss bersih = (posisi yang profit) - (posisi yang loss + biaya sakibat pread)
(20 X 5) - (10 X 3 + 30 X 3) = -20 pip total.
Ya, hasil yang mengecewakan. Walaupun jumlah trade yang profit 2 kali dari trade loss, dan rata-rata loss-nya hampir separuh rata-rata profitnya, tetapi dengan biaya akibat spread yang ikut diperhitungkan, keadaanya menjadi agak di luar perkiraan. Dengan kondisi yang sama, umaka profit rata-ratanya mesti 9 pip per trade untuk mencapai break even (balik modal).
(Baca juga: Apa Itu Break Even Dalam Forex?)
Bagaimana jika scalper tersebut beralih ke broker dengan spread yang hanya 1 pip untuk EUR/USD? Dengan kondisi yang sama seperti asumsi sebelumnya, maka perhitungan biaya akibat spread profit/loss bersih adalah:
(20 X 5) - (10 X 3 + 30 X 1) = +40 pip total
Kenapa hasilnya bisa begitu berbeda? Karena selain memperoleh profit dari hasil trade, scalper tersebut juga harus membayar biaya akibat spread kepada brokernya untuk setiap posisi yang dibuka. Dengan demikian, seorang scalper harus memilih broker yang memberi spread serendah mungkin terutama pada mata uang yang likuid.
Sarana Analisa Teknikal Yang Lengkap
Metode scalping sangat melibatkan analisa teknikal. Dengan time frame rendah yang sering digunakan scalper, pengaruh fundamental hampir tidak bisa dilihat efeknya secara proporsional dan sering diabaikan scalper. Scalper selalu fokus pada pola aksi dan reaksi pergerakan harga yang terjadi dari waktu ke waktu, oleh karenanya, mereka sangat membutuhkan sarana analisa teknikal yang lengkap dan berkualitas. Dalam hal ini, banyak broker telah menyediakan sarana analisa teknikal yang cukup lengkap dan memadai pada platform tradingnya.
Khusus bagi broker yang menggunakan platform trading populer MetaTrader, ada yang memperbolehkan trader menggunakan semua jenis Expert Advisor (EA), tetapi ada juga broker yang membatasi trader menggunakan EA tertentu.
(Baca juga: Robot Trading Forex (EA), Apakah Layak Dicoba?)
EA adalah program yang diinstall pada terminal platform Metatrader dan ditulis dengan MetaQuotes Language 4 (MQL4) (untuk versi terakhir), digunakan sebagai analisa untuk proses trading yang otomatis. EA diprogram untuk mengatur seluruh aktivitas trading secara otomatis sesuai dengan metode dan strategi trading, sehingga trader tidak harus risau dengan kesalahan analisa terutama jika merencanakan untuk membuka banyak posisi trading.
EA telah cukup populer dikalangan scalper akhir-akhir ini, dan digunakan sebagai sarana trading yang utama. Banyak pihak yang menjual EA dengan fitur trading sudah jadi ataupun menerima jasa pembuatan EA sesuai fitur yang dikehendaki trader.
Bahkan, ada pula broker yang menjual EA dan ada juga yang memberi cuma-cuma sebagai pelengkap sarana trading para nasabah atau kliennya. Tetapi, apapun yang menjadi kebijakan broker tentang penggunaan EA, ada baiknya scalper menguji terlebih dahulu EA yang akan digunakan di akun demo broker tersebut.