EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,382.71/oz   |   Silver 28.53/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,087.32   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   Poundsterling menemukan area support, meskipun sentimen risk-off membuat bias penurunan tetap terjaga, 32 menit lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/JPY bertahan di bawah level 192.00 setelah data penjualan ritel Inggris, 33 menit lalu, #Forex Teknikal   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 6 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 6 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 6 jam lalu, #Saham AS

Trading Dengan 200 Day Moving Average (2)

Penulis

Bingung memilih strategi trading paling tepat dengan Moving Average? Simak lanjutan cara trading dengan SMA-200 Day ini sebagai rekomendasi sitem trading untuk Anda.

Pada artikel sebelumnya, beberapa manfaat indikator Moving Average jenis Simple Moving Average (SMA) dengan time periode 200 adalah sebagai level support resistance, dan indikator tren. Ternyata, fungsi indikator ini ada lebih banyak dari itu. Berikut adalah fungsi-fungsi lain dari SMA-200 Day yang perlu Anda ketahui.

 

SMA-200 Day Sebagai Trend Filter

SMA-200 Day juga bisa digunakan sebagai tren filter atau penyaring tren. Cara membacanya sangat mudah, bila tren yang tersaring berada di atas garis SMA-200 Day maka yang terjadi di pasar adalah uptren (tren naik). Sebalinya, jika tren harga yang tersaring berada di bawah garis SMA-200 Day maka dapat dikatakan tren yang sedang terjadi adalah downtren (tren turun).

Namun, biasanya trader juga menggunakan indikator lain untuk menutupi kelemahan indikator Moving Average (MA). Seperti yang kita ketahui indikator MA bersifat lagging. Untuk melengkapinya maka diperlukan indikator yang bersifat leading, biasanya dapat ditemukan di indikator oscillator, seperti indikator RSI, Stockhastic, MACD, dll. Baca selengkapnya mengenai perbedaan indikator lagging dan leading.

Jadi, misalnya Anda trading dengan indikator RSI dan harga sedang bergerak diatas garis SMA-200 day, maka Anda hanya akan entry buy setelah RSI memotong level 30 ke arah atas. Demikian pula jika harga sedang bergerak di bawah garis SMA-200 day. Anda hanya akan open sell ketika RSI telah memotong level 70 ke arah bawah. Dengan cara ini indikator SMA-200 day sebagai penentu arah trend, sedangkan RSI sebagai pengukur overbought dan oversold serta konfirmator penentu momentum entry.

Masih pada contoh EUR/USD Daily, dalam tahun 2011 pergerakan harga memotong (crossing) garis SMA-200 daily sebanyak 3 kali dengan keadaan yang berbeda, sedang dalam tahun 2012 hanya sekali.

SMA-200 Day Trend Filter

Dalam hal ini tampak bahwa pada setiap crossing SMA-200 daily selalu diikuti oleh trend pergerakan harga yang stabil dan bertahan cukup lama. Pergerakan pip-nya juga cukup memadai.

EUR/USD Daily

Strategi trading forex dengan SMA-200 day ini relatif mudah untuk dilakukan. Seperti tampak pada gambar diatas, harga bergerak trending ketika memotong garis SMA-200 daily, sehingga trader bisa masuk posisi Buy ketika harga bergerak di atas SMA-200 daily dengan stop loss pada garis Moving Averages tersebut. Demikian juga trader bisa open Sell ketika harga bergerak dibawah garis SMA-200 day, dengan stop loss pada garis SMA.

 

Strategi Trading Moving Average Crossover: SMA-200 Day Dan SMA-100 Day

Banyak trader yang menggunakan indikator Moving Averages (MA) sebagai dasar menentukan open posisi. Dalam hal ini, jenis jenis Moving Averages yang digunakan adalah Simple Moving Average (SMA). Strategi ini menggunakan SMA-200 day dan SMA-100 day yang dimana sinyal akan dietemukan bila terjadi crossover.

Moving Average Crossover adalah titik ketika garis Moving Average periode yang lebih pendek (dalam hal ini SMA-100 day) memotong garis MA periode yang panjang (SMA-200 day) ke arah atas atau bawah. Titik perpotongan (crossing point) tersebut mengisyaratkan sinyal entry paling tepat.

SMA-200 Day Crossover

Seperti tampak pada chart EUR/USD Daily di atas, sinyal sell terjadi ketika garis SMA-100 day memotong SMA-200 day dari atas ke bawah, dan sinyal buy terjadi ketika garis SMA-100 day memotong SMA-200 day dari bawah ke atas. Indikator SMA yang dipasangkan dengan SMA-200 day tidak harus SMA-100 day, tetapi bisa juga SMA-50 day. Strategi ini sering digunakan untuk trading jangka menengah dan jangka pendek.

 

Tertarik menggunakan indikator Moving Averages (MA) di sistem trading Anda? Pastikan Anda menyimak 3 cara trading dengan Moving Averages ini untuk menambah wawasan tentang penggunaan indikator Moving Average.

134697
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.


Fajar
itu penempatan stop lossnya dimana min? asa jauh gtu pas masuk posisi dengan 200 day MA dengan level stop loss nya
Martin S
@ fajar:
Pada artikel tersebut tidak dicontohkan setting trading secara lengkap (penempatan level stop loss dan target), tetapi menjelaskan bahwa pergerakan harga akan selalu bereaksi dengan signifikan ketika menyentuh kurva indikator simple moving average (sma) 200 day, atau sma 200 pada time frame daily.

Jadi dalam hal ini Anda harus trading dengan time frame daily dan menggunakan indikator sma 200. Untuk penempatan level stop loss dan target Anda bisa menggunakan beberapa cara, yang lazim adalah dengan melihat level-level support atau resistance penting yang terdekat. Bisa baca di artikel ini.
Selain itu Anda harus sesuaikan dengan risk management yang telah Anda rencanakan, yaitu besarnya resiko per trade dan risk/reward ratio.
Martin S
@ fajar:
Pada artikel tersebut tidak dicontohkan setting trading secara lengkap (penempatan level stop loss dan target), tetapi menjelaskan bahwa pergerakan harga akan selalu bereaksi dengan signifikan ketika menyentuh kurva indikator simple moving average (sma) 200 day, atau sma 200 pada time frame daily.

Jadi dalam hal ini Anda harus trading dengan time frame daily dan menggunakan indikator sma 200. Untuk penempatan level stop loss dan target Anda bisa menggunakan beberapa cara, yang lazim adalah dengan melihat level-level support atau resistance penting yang terdekat.

Bisa baca di artikel ini keterangannya. Selain itu Anda harus sesuaikan dengan risk management yang telah Anda rencanakan, yaitu besarnya resiko per trade dan risk/reward ratio.
Dave

Itu SMA 200 nya settingannya bagaimana ya?tolong dijelaskan lebih detail

Martin S

@ Dave:
Untuk trading dengan SMA 200 day, Anda harus trading pada time frame daily. Kalau Anda menggunakan platform Metatrader, maka masuk ke Insert - Indicators - Trend - Moving Average.
Parameternya: Period = 200, Shift = 0, MA Method = Simple, Apply to = Close.

Martin S

@ Dave:
Untuk trading dengan SMA 200 day, Anda harus trading pada time frame daily. Kalau Anda menggunakan platform Metatrader, maka masuk ke Insert - Indicators - Trend - Moving Average.
Parameternya: Period = 200, Shift = 0, MA Method = Simple, Apply to = Close.