EUR/USD 1.076   |   USD/JPY 152.880   |   GBP/USD 1.254   |   AUD/USD 0.661   |   Gold 2,301.51/oz   |   Silver 26.56/oz   |   Wall Street 38,664.73   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,134.72   |   Bitcoin 62,889.84   |   Ethereum 3,103.54   |   Litecoin 81.93   |   Penutupan mingguan GBP/USD di atas 1.2550 dapat menarik pembeli, 20 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling bergerak lebih tinggi dengan perhatian tertuju pada NFP AS, 20 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Dolar AS melanjutkan pelemahan karena pasar menunggu data pekerjaan utama, 20 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/CHF kehilangan daya tarik di bawah level 0.9100, menantikan data NFP, 20 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 1 hari, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 1 hari, #Saham AS

China Pertahankan Larangan Bitcoin Meski Dukung Blockchain

Penulis

Sikap pemerintah China mengenai Bitcoin dan Altcoin cukup kompleks. Mereka cenderung menolak, meski setuju pada teknologi blockchain.

Hampir setahun telah berlalu sejak China melarang seluruh kegiatan terkait kripto termasuk Perdagangan, ICO, dan Pertambangan Kripto. Namun, Desmond Marshal, Direktur Management dari The Floor yang berbasis di Hong Kong, menyatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan Finance Magnates, bahwa situasi masih sensitif.

 

China Pertahankan Larangan Bitcoin Meski Dukung Blockchain

 

 

China Belum Siap Cabut Larangan Bitcoin

Hingga akhir tahun 2017, Tiongkok telah menjadi pemimpin yang tak terbantahkan dalam adopsi dan pertambangan Bitcoin. Keunggulan China terutama disebabkan oleh peraturan longgar pada perdagangan dan listrik murah untuk penambangan Bitcoin dan Altcoin. Namun, situasi tersebut berakhir ketika China memutuskan untuk menerapkan larangan pada sektor penambangan dan perdagangan bitcoin secara bertahap. Meskipun pemerintah China selalu menyatakan dukungan bagi industri berbasis blockchain yang sedang booming, tetapi mereka menolak menerima koin digital sebagai alat pembayaran yang sah.

Desmond Marshal berkata, dalam hal teknologi blockchain, China cukup terbuka dan menyambut baik. Akan tetapi, jika berbicara tentang Bitcoin atau ICO (Initial Coin Offering), China akan tetap menolak. Dia memperingatkan bahwa perusahaan blockchain yang bertujuan untuk melakukan proyek di China harus berpikir dua kali.

Sementara People's Bank of China (PBoC) telah mengumumkan bahwa mereka akan mulai menggunakan teknologi blockchain untuk menyelesaikan pembayaran elektronik, PBOC juga memperingatkan lembaga keuangan lain untuk berhenti menyediakan layanan keuangan untuk pertukaran mata uang kripto.

 

 

China Bukan Satu-Satunya

China bukan satu-satunya negara yang menaruh kecurigaan terhadap mata uang kripto karena kemungkinannya untuk digunakan dalam tindak pencucian uang. Regulator keuangan di seluruh dunia telah acap menyampaikan kekhawatiran tentang penggunaan token digital untuk membiayai terorisme, ekstremisme, atau kegiatan ilegal lainnya. Apalagi, beberapa mata uang digital seperti Monero dan Verge menawarkan privasi lengkap bagi pengguna untuk tidak mengungkapkan identitas asli mereka.

Meski demikian, Desmond percaya bahwa meskipun mata uang kripto tidak mendapatkan dukungan dari pemerintah dan PBoC, hal ini tidak akan menghambat pertumbuhan teknologi blockchain di China. "Tentu saja, popularitas Bitcoin membantu orang memahami apa itu blockchain. Dalam hal teknologi, China sebenarnya sangat ramah dalam pengembangan dan penerapannya. Blockchain mungkin tidak menjadi prioritas teratas negara, tetapi akan mengubah lanskap bisnis," Desmond menjelaskan.

283620
Penulis

Seorang trader sejak 2012 yang mempunyai hobi menulis. Suka membahas serunya persaingan ekonomi antar negara dengan sebuah tulisan. Aktivitas trading menggunakan Price Action dan rumor fundamental saja. Karena trading itu memang simpel.