EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,328.78/oz   |   Silver 27.40/oz   |   Wall Street 37,982.98   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 13 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 14 jam lalu, #Saham AS

Dolar AS Stabil Di Tengah Ancaman Baru Trump Soal Tarif Barang China

Penulis

Dolar AS berada di jalur penguatan hari kedua secara beruntun, ketika pelaku pasar masih mengantisipasi pertemuan AS-China di KTT G20 Osaka akhir bulan ini.

Pergerakan mata uang Dolar AS terpantau cukup stabil versus major currencies lain pada sesi perdagangan Asia hari Selasa (11/Juni). Minat risiko pelaku pasar cenderung kalem, menyikapi kabar mengenai peluang diberlakukannya tarif tambahan terhadap lebih banyak barang-barang China oleh Presiden Trump.

Pada saat berita ini ditulis, Indeks Dolar AS (DXY) yang mengukur kekuatan Greenback terhadap enam mata uang utama lainnya bergerak di level 96.80, berada di jalur kenaikan dua hari berturut-turut. Dolar AS berupaya untuk pulih setelah sempat terperosok hingga 1.2 persen sepanjang pekan lalu, karena dipicu oleh meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pasca data NFP Mei yang berada jauh di bawah ekspektasi.

Dolar AS Stabil Ditengah Ancaman Baru

 

Trump Kembali Ancam China Soal Tarif Dagang Tambahan

Pada hari Senin (10/Juni) kemarin, Presiden Trump mengatakan bahwa ia siap menaikkan tarif impor barang-barang China senilai $300 miliar pada awal Juli mendatang, apabila kesepakatan baru dengan Presiden Xi Jinping gagal tercapai pada pertemuan KTT G20 di Osaka.

"Kami dijadwalkan akan mengadakan pertemuan dengan China. Saya pikir hal-hal menarik akan terjadi. Mari kita lihat saja nanti apa yang akan terjadi," kata Trump saat diwawancari reporter di Gedung Putih.

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa pihaknya terbuka untuk pembicaraan perdagangan dengan AS, tetapi tidak merinci kepastian pertemuan. Sebagian ekonom merasa skeptis bahwa AS akan mencapai kesepakatan dengan China apabila kedua negara benar-benar mengadakan pembicaraan dagang di Osaka nanti. Pasalnya, pada perundingan terakhir bulan lalu saja, kedua belah pihak tidak menemukan kesepakatan.

"(Kesepakatan) ini mungkin tidak akan terjadi jika pihak China berpikir tidak ada gunanya mengadakan pertemuan karena pendapat kedua belah pihak sudah bersebrangan dari awal. Trump telah menegaskan pasti ada pertemuan, tetapi belum ada kejelasan apakah China bersedia," ujar Yukio Ishizuki, ahli strategi mata uang senior di Daiwa Securities.

288779
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.