Seputarforex - Harga minyak mentah dunia melemah pada perdagangan awal pekan akibat pemulihan output Kazakhstan. Selain itu, kasus Omicron yang semakin meluas di China mendorong kekhawatiran pasar terhadap prospek permintaan. Pada saat berita ini ditulis, harga minyak Brent bergerak pada level $81.26 per barel, sementara minyak WTI (West Texas Intermediate) diperdagangkan pada kisaran $78.64 per barel.
Kendati menorehkan penurunan dua sesi beruntun, namun secara teknikal, harga minyak masih berada di jalur penguatan yang terbentuk sejak pekan lalu. Perlu diketahui, penguatan harga minggu lalu didukung oleh berkurangnya pasokan minyak dari Kazakhstan menyusul protes besar-besaran yang meluas ke seluruh negeri.
Namun, harga minyak kemudian terkoreksi setelah perusahaan minyak terbesar Kazakhstan, Tengizchevroil (TCO), mengatakan bahwa akan meningkatkan produksi ke tingkat normal di ladang Tengiz secara bertahap. Ini artinya, pasokan minyak Kazakhstan akan kembali meningkat.
COVID Omicron Jadi Ancaman Baru Di China
Sementara itu, kekhawatiran pasar kembali muncul setelah terjadi peningkatan pesat kasus COVID di China yang merupakan salah satu konsumen minyak terbesar dunia. Kota pelabuhan Tianjing mengumumkan akan memeriksa 14 juta penduduknya dalam dua hari ke depan setelah ditemukannya kluster terbaru COVID varian Omicron yang sangat menular.
"Saat negara lain sedang berupaya beradaptasi hidup berdampingan dengan COVID, China justru mengejar kebijakan nol COVID. Ini adalah risiko bagi harga minyak karena China merupakan importir minyak mentah terbesar dunia. Mendekati tahun baru Imlek yang seharusnya mendukung harga minyak karena peningkatan perjalanan, kini pembatasan perjalanan justru terancam diberlakukan sehingga berpotensi menekan harga minyak," kata analis ING dalam sebuah catatan.
Senada, Phil Flynn juga mengungkapkan pengaruh penyebaran Omicron terhadap harga minyak di awal pekan ini. "Harga minyak mengikuti pasar saham yang bergerak lebih rendah di awal pekan karena dipicu kekhawatiran Omicron," ungkap analis senior Price Futures di Chicago tersebut.