EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.280   |   GBP/USD 1.245   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,368.46/oz   |   Silver 28.58/oz   |   Wall Street 37,753.31   |   Nasdaq 15,683.37   |   IDX 7,169.65   |   Bitcoin 61,276.69   |   Ethereum 2,984.73   |   Litecoin 80.17   |   PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat peningkatan trafik penggunaan data sebesar 16% sepanjang masa libur Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2024, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham-saham di Wall Street AS ditutup lebih rendah pada hari Rabu karena harga minyak mentah anjlok dan investor mempertimbangkan komentar The Fed, 3 jam lalu, #Saham AS   |   RUPST emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) akan dilaksanakan pada 15 Mei 2024, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Perusahaan pemasaran digital Ibotta yang didukung oleh Walmart, kemungkinan akan mengumpulkan dana sebesar $577.3 juta dengan valuasi $2.67 miliar, setelah menetapkan harga penawaran saham perdananya pada hari Rabu, 3 jam lalu, #Saham Indonesia

Harga Emas Melorot Akibat Pemulihan Yield Obligasi AS

Penulis

Harga emas turun karena yield obligasi AS kembali menguat pasca laporan kenaikan inflasi produsen AS dan China. Namun, prospek jangka panjang emas masih bullish.

Seputarforex - Harga emas turun di sesi perdagangan Jumat (09/April) malam ini sebagai imbas dari lonjakan yield obligasi US Treasury dan Dolar AS. Saat berita ini ditulis, grafik XAU/USD berikut ini menunjukkan penurunan harga emas 0.62% ke $1744.60.

xauusd

Sementara itu, harga emas spot turun 0.7% ke $1743.73 per ounce pada pukul 15:16 GMT, berbalik dari level tertinggi sejak 1 Maret di $1758.45 yang tersentuh Kamis kemarin. Harga emas futures di Comex New York pun turun 0.8% ke $1744.20.

 

Penurunan Harga Emas Hanya Sementara

Optimisme pasar akan pemulihan ekonomi global kembali tumbuh, menyusul laporan data inflasi China dan Amerika yang membaik. Inflasi Produsen China di bulan Maret melonjak dengan laju terpesat sejak Juli 2018, sementara AS mengumumkan kenaikan Inflasi Produsen (PPI) bulan Maret sebesar 1%. Angka tersebut lebih tinggi daripada ekspektasi dan naik dari pertumbuhan periode sebelumnya yang hanya mencapai 0.5%.

Data inflasi kedua raksasa ekonomi dunia tersebut membangkitkan kembali minat risiko. Efeknya, yield obligasi 10-tahunan Amerika Serikat yang sebelumnya tertekan kini rebound dan mengangkat Dolar AS. Hal itu berpengaruh langsung terhadap pergerakan emas.

"Yield obligasi AS mengendalikan sebagian besar pasar saat ini. Hal itu secara langsung berdampak pada USD dan saham -yang mana ketiganya terkait pula dengan harga emas- dengan dampak yang bervariasi." kata Tai Wong, analis BMO.

Namun demikian, para analis masih memprospek kenaikan harga emas dalam jangka panjang. Pasalnya, potensi kenaikan inflasi seharusnya dapat mengembalikan daya tarik emas sebagai aset anti inflasi. "Kondisi yang mengandung potensi kenaikan inflasi umumnya dipandang sebagai pendukung harga emas," tutur David Meger, analis dari High Ridge Futures.

Senada dengan Meger, Davis Hall dari Indosuez mengatakan bahwa penurunan yang terjadi pada malam ini hanyalah bentuk "koreksi kecil" dalam sentimen bullish dalam jangka panjang.

Download Seputarforex App

295538
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.