EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,300.31/oz   |   Silver 26.91/oz   |   Wall Street 38,084.30   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   EUR/JPY diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 166.00 di tengah membaiknya sentimen risiko, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD turun ke dekat level 1.3700 di tengah harga minyak mentah yang lebih tinggi, sentimen Risk-On, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD naik mendekati level 1.2550 dengan ekspektasi pergeseran momentum, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF tetap berada di bawah tekanan jual di bawah level 0.9150 menyusul data IHK Swiss, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 12 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 12 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 12 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 12 jam lalu, #Saham AS

Skotlandia Tandatangani Permohonan Referendum Kedua

Penulis

Pada Selasa (28/3), Parlemen Skotlandia telah menggelar voting mengenai rencana permohonan untuk menggelar referendum lagi.

Seputarforex.com - First Minister Nicola Sturgeon, orang nomor satu dalam pemerintahan Skotlandia, dini hari tadi (31/3) telah menandatangani surat resmi yang berisi permintaan agar diizinkan menggelar referendum kemerdekaan kedua. Alasannya, Skotlandia harus diberi kebebasan untuk menentukan jalannya sendiri setelah referendum Brexit, mengingat 62% warga di wilayah ini mendukung kesatuan Uni Eropa.

Nicola Sturgeon

 

Akun Twitter resmi Pemerintah Skotlandia pun merilis foto Sturgeon saat menggarap surat permohonan, disertai keterangan mengenai aksi kontroversial tersebut.

Pada Selasa (28/3), Parlemen Skotlandia telah menggelar voting mengenai rencana permohonan untuk menggelar referendum lagi. Hasilnya, sebanyak 69 anggota parlemen mendukung digelarnya referendum kedua, versus 59 menentang.

Akan tetapi, Pemerintah Inggris telah mengindikasikan bahwa referendum apapun yang akan diadakan, harus menunggu hingga proses Brexit usai.

PM Theresa May yang berjumpa dengan Sturgeon di Glasgow pada hari Senin, telah berulangkali menegaskan, "saat ini bukan waktunya". Ia beralasan, fokus seharusnya ada pada bagaimana mendapatkan kesepakatan Brexit terbaik bagi Inggris secara keseluruhan, dan warga Skotlandia hanya bisa membuat keputusan setelah perkaranya jelas.

Di samping itu, seandainyapun referendum untuk memisahkan Skotlandia dengan Inggris digelar, oposisi dari dalam tetap tinggi. Headline harian Scottish Daily Express kemarin (30/3) menyatakan, "Mimpi kemerdekaan First Minister tercabik-cabik setelah sebuah survey menunjukkan warga Skotlandia tidak menginginkan sebuah kesepakatan khusus yang memungkinkan wilayah ini tetap berada dalam kesatuan pasar bersama Uni Eropa setelah Brexit".

278306
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.