HFX Internasional Berjangka terus berupaya mengedukasi para trader Indonesia dengan mengadakan webinar rutin mingguan yang diselenggarakan via Zoom. Selama bulan Maret 2022 ini, broker teregulasi Bappebti tersebut telah tiga kali menggelar webinar yang disampaikan oleh analis-analis handal setiap Kamis. Materi seminar mencakup analisis perdagangan maupun sosialisasi investasi.
Adapun seminar HFX yang telah terselenggara sejak awal bulan Maret ini adalah:
- Cara Berdagang dengan Pola Three Outside Up dan Three Outside Down, bersama Henry Donald, ST (analis HFX) pada 3 Maret.
- Sosialisasi Perdagangan Berjangka, bersama Bapak Udi Margo Utomo (Ketua ASPEBTINDO) dan Bapak Ilham Syarif (Direktur PT HFX Internasional Berjangka) pada 10 Maret.
- Mengetahui Perubahan Trend Pasar dengan Moving Average, bersama Henry Donald, ST (analis HFX) pada 17 Maret.
- Bollinger Bands Indikator dalam Pergerakan Market Forex, bersama Henry Donald, ST (analis HFX) pada 24 Maret.
Untuk webinar edisi pekan depan, pihak HFX belum memberikan update informasi. Namun, bagi siapapun yang berminat mengikuti seminar, informasi dapat dipantau melalui media sosial resmi HFX baik Instagram (@hfxberjangka) maupun Tiktok. Calon peserta webinar akan diminta untuk registrasi melalui nomor telepon narahubung yang tertera di postingan media sosial HFX.
Turut Awasi Risiko Penipuan
Broker HFX termasuk salah satu broker Indonesia yang memberikan perhatian besar terhadap legalisasi dan keamanan trading maupun investasi. Hal itu dibuktikan dari pemantauan aktif HFX dalam mengamati kasus-kasus investasi bodong dan penipuan. Salah satunya adalah kasus penipuan robot trading Fahrenheit yang menguras habis deposit member hingga miliaran rupiah baru-baru ini.
Menanggapi kasus tersebut, Presiden Komisaris HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo mengatakan bahwa risiko margin call tidak bisa dihindari oleh investor yang bertransaksi di robot trading palsu dan menggunakan broker yang tidak memiliki izin dari Bappebti. "Karena semua memang sudah direncanakan dari awal. Bahkan penarikan dana oleh nasabah pun kemungkinan tak akan bisa dilakukan. Ini merupakan cara exit yang disengaja," ujar Sutopo sebagaimana dikutip dari laman Kompas.
