Strategi Trading Dengan Menggunakan Naked Chart
Strategi Trading
@ Eric:
Akurat atau tidaknya tergantung dari seringnya Anda berlatih, tetapi pada kenyataannya sebagian trader profesional memang trading dengan naked chart, dan mereka bisa menghasilkan profit dengan konsisten. Memang indikator teknikal kebanyakan bersifat lagging atau terlambat dalam merespons pergerakan harga sehingga sebagian trader tidak menggunakannya sama sekali.
Trading dengan naked chart pada dasarnya mengandalkan price action. Disamping pengamatan formasi price action, harus disertai juga dengan level-level support dan resistance pada time frame dimana Anda trading. Tanpa support dan resistance yang jelas Anda tidak akan tahu batas-batas pergerakan harga, sampai level berapa kemungkinannya akan breakout atau bouncing (pull back). Selain itu Anda juga akan kesulitan menentukan level stop loss dan target (take profit).
Jadi tidak murni naked chart tetapi juga dengan level-level support dan resistance. Ada juga yang menambahkan indikator moving averages untuk melihat arah trend dan sebagai support / resistance dinamis, tetapi tidak selalu.
Sebagai contoh berikut ini formasi price action yang terjadi pada EUR/USD H1 minggu lalu:
Garis-garis horisontal menunjukkan level-level support dan resistance. Jika Anda kesulitan membuat support dan resistance bisa menggunakan tool Fibonacci retracement dan atau Fibonacci expansion.
Dari chart H1 diatas Anda bisa entry buy pada (1) ketika bar setelah inside bar menembus mother bar dan resistance terdekatnya, dan pada (2) Anda bisa entry sell ketika bar setelah pin bar menembus level support terdekatnya.
Mengenai formasi pruce action (pin bar, inside bar dsb) Anda bisa baca di: Dasar-Dasar Strategi Trading Dengan Price Action
sebelum terjadi suatu berita fundamental, apakah price action ini tetap berlaku? thanks
@ Eric:
Yang dimaksud dalam hal ini adalah berita mengenai rilis data fundamental atau peristiwa yang berdampak tinggi misalnya saat rilis NFP AS atau konperensi pers FOMC atau ECB. Untuk data yang tidak berdampak tidak ada pengaruhnya.
Sebelum, pada saat dan sesudah rilis data berdampak tinggi baik price action maupun level-level support dan resistance tetap berlaku, hanya saja pada saat rilis data atau pada saat ada peristiwa berdampak tinggi (misal konperensi pers FOMC atau ECB) sebaiknya tidak entry karena volatilitasnya sangat tinggi dan sentimen pasar sangat cepat berubah, sehingga besar kemungkinannya Anda akan salah mengantisipasi price action karena formasi price action juga berubah-ubah dengan sangat cepat.
Sebaiknya Anda tunggu sekitar 30 menit setelah rilis berita atau setelah konperensi pers usai, dimana kondisi pasar sudah tenang (tidak bergejolak) dan formasi price action-nya sudah jelas.
Berikut ini contohnya pada EUR/USD M30 (30 menit) pada saat rilis data NFP AS tanggal 3 Pebruari lalu:
Tampak sebelum, pada saat dan setelah rilis NFP price action dan level resistance tetap berlaku (pin bar, bearish engulfing, bullish engulfing, R1, R2, R3). Hanya saja pada saat rilis data volatilitasnya sangat tinggi sehingga price actionnya sulit diantisipasi, seperti jika Anda lihat di time frame M5 (5 menit) pada saat rilis NFP berikut ini:
Tampak pada 20 menit pertama saat NFP dirilis volatilitas-nya sangat tinggi dan formasi bar setelah bullish engulfing dengan cepat berubah arah.
Semoga bisa membantu.
Kategori Strategi Trading
Pertanyaan | Penanya | Balasan | Dilihat | Aktivitas |
Kiat menjadi full time trader teknikal? | Abimayu | 17 | 1449 | 2021 |
Skenario Trading Dengan GAP? | Daniel | 15 | 3944 | 2017 |
Apa Itu Trading Dengan Memanfaatkan Momentum? | Ahmad Subli | 15 | 3111 | 25 Jan 2023 |
Indikator Untuk Konfirmasi Momentum Entry? | Tommy | 14 | 4238 | 2016 |
Berapa Lama Hingga Trader Bisa Profit Konsisten? | Elia | 12 | 10176 | 2013 |
Swing trading susah diterapkan? | Supianton | 12 | 633 | 2022 |