Dalam pidatonya pada acara puncak Simposium Jackson Hole, pimpinan Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa inflasi masih dipandang terlalu tinggi meski telah melandai dari level puncaknya. Sehingga, bank sentral mungkin perlu menaikkan lagi suku bunga untuk memastikan inflasi bergerak turun secara berkelanjutan mendekati target 2 persen.
Powell menjelaskan bahwa pengetatan lebih lanjut akan diputusan dengan hati-hati pada pertemuan berikutnya. Ia juga menambahkan, The Fed belum sampai pada kesimpulan bahwa suku bunga acuan sudah cukup tinggi untuk memastikan inflasi turun ke target bank sentral.
Dolar AS sempat melompat ke level tertinggi 3 bulan saat pidato Powell berlangsung, tapi kemudian penguatannya terkikis. Pada akhir perdagangan Jumat (25/Agustus), Indeks Dolar (DXY) ditutup menguat 0.19 persen. DXY tercatat naik 0.73 persen secara mingguan dan sukses mencetak reli 6 minggu berturut-turut.
Sejumlah analis Barat mengatakan bahwa hawkish Powell terdengar lebih lunak dari sebelumnya. Itu sebabnya, penguatan DXY terkikis usai pidato berakhir. Namun, para analis itu juga meyakini jika The Fed masih akan menaikkan suku bunga sekali lagi tahun ini dan baru akan memangkasnya tahun depan.
Analis dari BoFA (Bank of America Corporation) misalnya, berpandangan bahwa The Fed masih akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin di akhir tahun ini dan akan mulai memangkasnya di bulan Juni tahun depan. Pemangkasan itu akan berlanjut secara triwulanan.
DXY Daily
Dari grafik di atas, outlook Daily tampak sangat bullish. Indeks Dolar terlihat sedang berupaya memperpanjang reli untuk mendekati level tertinggi 3 bulan.
Namun, yang barangkali perlu diwaspadai adalah terbentuknya Spinning Top seiring dengan pergerakan RSI di teritori overbought. Dalam banyak kasus, price action ini umumnya meningkatkan risiko koreksi.
Sementara itu, investor kini mengalihkan perhatian pada data-data AS penting yang akan dirilis pekan berikutnya. Serangkaian rilis data tersebut meliputi Consumer Confidence, JOLTS, ADP, Prelim GDP, Core PCE Price Index, dan Unemployment Claims. Selain itu, ada pula data tenaga kerja AS (Average Hourly Earnings, NFP, dan Unemployment Rate) yang menjadi fokus utama pasar.