EUR/USD 1.073   |   USD/JPY 153.150   |   GBP/USD 1.254   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,302.41/oz   |   Silver 26.90/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,126.01   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 39 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 41 menit lalu, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 42 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 43 menit lalu, #Saham AS

Pasar Khawatirkan Rate Hike The Fed, Harga Minyak Tertekan

Penulis

Harga minyak berpotensi turun lebih lanjut ke sekitar level 75.70 di tengah sikap wait and see menjelang rilis notulen pertemuan The Fed.

Analisa Fundamental Minyak

Harga minyak mentah WTI diperdagangkan di sekitar level $76 per barel di tengah sikap wait and see menjelang rilis notulen pertemuan Federal Reserve terbaru, yang diprediksi akan memberikan kejelasan tentang prospek kenaikan suku bunga The Fed di masa depan.

Sementara itu, perusahaan ritel raksasa AS seperti Walmart dan Home Depot memberikan peringatan mengenai perekonomian, dengan alasan bahwa tingkat inflasi yang tinggi terus membebani konsumen dan margin perusahaan. Kondisi tersebut memicu kekhawatiran tentang dampaknya terhadap belanja konsumen, yang pada akhirnya juga dapat berdampak negatif terhadap permintaan minyak.

Terlepas dari faktor-faktor di atas, Rusia baru-baru ini mengumumkan sebuah rencana untuk memangkas produksi minyaknya sebesar 500.000 barel per hari pada bulan Maret, atau sekitar 5% dari total produksinya, sebagai respon terhadap sanksi Barat.

Di sisi lain, AS berencana untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina, khususnya terhadap sektor energi Rusia.

Dari sisi permintaan, Badan Energi Internasional (IEA) dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) merevisi proyeksi permintaan minyak global tahun 2023 seiring meningkatnya permintaan minyak dari China.

 

Analisa Teknikal Minyak

WTI

Setelah gagal menembus ke atas level psikologis $80, harga minyak berbalik menurun dan kembali diperdagangkan di bawah indikator Supertrend. Dalam jangka pendek, minyak berpotensi tertekan lebih lanjut ke sekitar level Support 75.70, terutama jika terus tertindih di bawah area Resistance 76.44-76.80.

 

Rekomendasi

  • Entry Sell: 76.25-76.44
  • Take Profit: 75.70
  • Stop Loss: 76.80

 

Skenario Alternatif

Skenario alternatif berikut ini dapat digunakan jika harga minyak berhasil menembus ke atas level 76.80.

  • Entry Buy: 76.80
  • Take Profit: 77.54
  • Stop Loss: 76.44

download seputarforex app

Arsip Analisa By : Rama Anandhita
299024
Penulis

Rama berstatus sebagai mahasiswa aktif tingkat akhir di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di kota Kembang. Awal mula perkenalan dengan dunia trading dimulai pada tahun 2014, saat masih mahasiswa baru. Instrumen trading yang pertama kali dikenal adalah saham Indonesia. Seiring berjalannya waktu, tertarik mengikuti trading forex juga. Strategi trading yang banyak digunakan diantaranya Harmonic Pattern dan Chart Pattern.