EUR/USD 1.087   |   USD/JPY 155.630   |   GBP/USD 1.270   |   AUD/USD 0.669   |   Gold 2,421.06/oz   |   Silver 32.51/oz   |   Wall Street 40,003.59   |   Nasdaq 16,685.97   |   IDX 7,317.24   |   Bitcoin 66,278.37   |   Ethereum 3,071.84   |   Litecoin 82.22   |   PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp1.1 miliar dari capaian laba bersih tahun buku 2023, 35 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp129.38 miliar, 35 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp482.43 miliar dengan cum date jatuh pada hari ini, 36 menit lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,334, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,661 pada pukul 19:23 ET (23:23 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 40,179, 37 menit lalu, #Saham AS

Ulasan Saham 11 Agustus: Sektor Potensial Terkait Kebijakan Pemerintah

Penulis

Pemerintah kembali memberikan angin segar ke pasar saham, tentu secara fundamental sentimen ini cukup positif, sektor apa sajakah itu?

IHSG Dalam Catatan

Ulasan Saham 11 Agustus: Sektor Potensial Terkait

IHSG cukup kuat dalam mempertahankan posisi support harian-nya. Level 5,400 nampaknya menjadi basis support kuat harian, sedangkan koreksi harian terjadi dalam rentang yang tipis, di tengah sinyal net buy yang cukup besar per-hari-nya. Ini menandakan asing masih percaya diri masuk ke pasar saham Indonesia.

Target terdekat IHSG ada di sekitar 5,560, dan berjarak sekitar 110 poin dari level saat ini yang disekitar 5,450. Ada upside sekitar 2% untuk IHSG, RSI masih overbought dan memasuki masa konsolidasi awal. Secara trend long term IHSG dalam periode bullish, namun tetap waspadai profit taking yang bisa terjadi kapan saja. Harga masih di atas MA20.

 

Economy Update

Produktivitas, faktor yang terus membebani ekonomi AS selama beberapa tahun terakhir, mencatat penurunan untuk 3 kuartal berturut-turut, menurut data terbaru yang dirilis hari Selasa.

Produktivitas AS secara tak terduga turun 0.5% di kuartal ke-2, mematahkan estimasi kenaikan 0.4% dalam jajak pendapat Reuters.

Lowongan pekerjaan di AS meningkat pada bulan Juni, dan lebih banyak orang yang dipekerjakan, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja hari Rabu. Hasil Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) menunjukkan 5.62 juta lowongan kerja tersedia pada bulan Juni, dibandingkan 5.51 juta pada bulan Mei.

 

Equity Comment

Sektor perkebunan saat ini layak untuk dicermati. Sinyal El-Nino yang akan datang di sekitar bulan September-Oktober, dimana pada bulan Jul-16 produksi turun 12% YoY, inventori CPO di Malaysia cukup flat MoM di angka 1.77 MT (Jul16) atau turun (-22% YoY). Ada perbaikan di sisi ekspor yang di atas ekspektasi menyebabkan level inventori sedikit menyusut. Pasar impor CPO saat ini meningkat terutama di China dan India.

Sektor properti sangat potensial. Beberapa kebijakan pemerintah layak dicermati dan saham-saham sektor properti akan menguat dalam jangka pendek, regulasi PKK no 122/2016 yang memberikan kebebasan dana hasil repatriasi untuk berinvstasi di (tanah/gedung), relaksasi LTV bank Indonesia dan kredit inden yang akan dipotong 5-15%, kemudian pemerintah akan mengurangi pajak penjualan property dari developer dari 5% menjadi 2.5%. Hal ini akan membuat developer/penjual akan membayar lebih rendah untuk transaksi properti. Dengan indikasi ini, pemerintah sangat men-support sektor property. Perhatikan saham-saham properti: MDLN, ASRI, CTRA, BSDE, SMRA, LPKR, PWON, CTRP.

Selain Properti, sektor perbankan juga akan diuntungkan, dengan valuasi sektoral saat ini yang masih discount, maka akan ada upside yang menarik di sektor ini dalam rentang 5-10% kedepannya.

Emiten dengan Price to Earning Ratio (PER) TTM yang saat ini berada di posisi sangat tinggi dilihat dari sisi historikal PER nya selama 3 tahun, diantaranya: INAF, ARTI, MCOR, LPKR, AGRO, ASSA, ASII, TLKM, SSIA, PWON.

Arsip Analisa By : Aditya Putra
270151
Penulis

Aditya Putra telah aktif di dunia saham selama lebih dari 6 tahun dan hingga saat ini masih menjadi seorang Equity Analyst di perusahaan sekuritas. Aditya menyukai Value Investing, selalu berhasrat menemukan Hidden Gems di saham-saham Small Caps Indonesia, dan terus mengamati saham-saham yang salah harga.