EUR/USD 1.088   |   USD/JPY 155.870   |   GBP/USD 1.271   |   AUD/USD 0.670   |   Gold 2,437.32/oz   |   Silver 32.03/oz   |   Wall Street 40,003.59   |   Nasdaq 16,685.97   |   IDX 7,317.24   |   Bitcoin 66,278.37   |   Ethereum 3,071.84   |   Litecoin 82.22   |   PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp1.1 miliar dari capaian laba bersih tahun buku 2023, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp129.38 miliar, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp482.43 miliar dengan cum date jatuh pada hari ini, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,334, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,661 pada pukul 19:23 ET (23:23 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 40,179, 3 jam lalu, #Saham AS

Ulasan Saham 25 Juni: Menu Trading Saham Hari Ini

Penulis

IHSG kembali menjauhi level 6,000 karena tertekan oleh keadaan eksternal. Sampai seberapa kuat IHSG mampu bertahan? Saham apa saja yang menarik untuk diperhatikan?

IHSG View

 

Ulasan Saham 25 Juni: Menu Trading

 

IHSG Menuju Downtrend

Indeks Harga Saham Gabungan terjatuh setelah libur panjang kemarin, menjauhi level 6,000-an dan kembali mendekati level 5,700-an. Beberapa sebab indeks kembali terjatuh adalah kenaikan agresif suku bunga The Fed yang membuat Rupiah kembali melemah, serta ekspektasi investor terhadap pertumbuhan ekonomi makro Indonesia yang dapat membuat peluang kenaikan earning growth menjadi terkendala.

Beberapa sektor yang berkontribusi pada penurunan IHSG adalah:

  1. Infrastruktur: 13.41% (ytd)
  2. Barang Konsumsi 18.42% (ytd)
  3. Aneka Industri 13.66% (ytd)

 

Komentar

Kenaikan impor yang disertai oleh pelemahan Rupiah akan membuat imported inflation dan mendorong inflasi yang lebih tinggi ke depannya. Sejalan dengan kenaikan impor, ada perbaikan di sisi konsumsi masyarakat dari sisi ritel dan industri karena pembagian THR serta lebaran. Meski masih sangat awal untuk melihat data saat ini, investor cukup merisaukan risiko makro Indonesia; penurunan Rupiah disertai defisit neraca berjalan, peningkatan utang, ditambah dengan kenaikan suku bunga untuk meredam pelemahan Rupiah, pada akhirnya bisa mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Lalu di level berapa pertumbuhan ekonomi akan bersandar pada kuartal kedua nanti? Konsensus pasar saat ini ada di level 5.2%. Jika jauh dari target, maka risiko penurunan pasar saham akan melebar dalam jangka panjang.

 

Berita Makro

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan bulan Mei 2018 yang mengalami defisit sebesar USD1.52 miliar. Ini disebabkan oleh tingginya nilai impor ebesar USD17.64 miliar, lebih banyak dibandingkan dengan nilai ekspor yang sebesar USD16.12 miliar. Kenaikan impor melonjak tinggi terutama pada sektor minyak dan gas (migas), lantaran ada tren kenaikan harga minyak dunia.

 

Teknikal

IHSG kembali menjauhi MA200 dengan berujung pada harga yang ditradingkan di bawah MA5. Bearish candlestick dengan Volume jual cukup tinggi menandakan arus Downtrend yang kuat di jangka pendek. Waspadai level yang mendekati 5,700, karena jika kembali tertembus menandakan sinyal Donwtrend hingga jangka menengah.

Range IHSG: 5,750 – 5,870

Prediksi: Bearish

 

Saham-Saham Potensial

1. CTRA (Ciputra Development)

CTRA mencatatkan Top Volume hari ini (25/06), ditandai dengan harga yang kembali ditradingkan di atas MA5 dan MA50. Ada peluang reversal dalam jangka pendek, dan harga berpeluang melanjutkan kenaikan esok hari.

Action: Hold

  • TP: 1,125 dan 1,155
  • Support: 960
  • Cutloss: 910
  • Area Buy: 960-980

 

2. TLKM (Telekomunikasi Indonesia)

TLKM merupakan salah satu saham Top Volume (25/06), bertahan di level support MA20 dalam jangka pendeknya, yang menandai pelemahan tertahan untuk ke depannya. Harga kemungkinan kembali menguji resistance di MA5 dan MA50.

Action: Hold

  • TP: 3,710 dan 3,760
  • Support: 3,580
  • Cutloss: 3,520
  • Area Buy: 3,600-3,620

 

3. SSIA (Surya Semesta Internusa)

investor asing terlihat melakukan net foreign buy di saham ini pada 25/06, menjaga Top Volume dan tren bullish di atas MA200. RSI 65.8% (belum jenuh beli.

Action: Hold

  • TP: 595 dan 615
  • Support: 560
  • Cutloss: 520
  • Area Buy: 560-570

 

4. BBCA (Bank Central Asia)

BBCA mencoba untuk menutup Open Gap di area 22,000-22,240, berada di atas MA5 dan MA200. Dengan akumulasi beli asing yang cukup besar hari ini, RSI masih di 49.5% (belum jenuh beli).

Action: Hold

  • TP: 22,275 dan 22,500
  • Support: 22,000
  • Cutloss: 21,800
  • Area Buy: 22,000-22,250

Arsip Analisa By : Aditya Putra
284110
Penulis

Aditya Putra telah aktif di dunia saham selama lebih dari 6 tahun dan hingga saat ini masih menjadi seorang Equity Analyst di perusahaan sekuritas. Aditya menyukai Value Investing, selalu berhasrat menemukan Hidden Gems di saham-saham Small Caps Indonesia, dan terus mengamati saham-saham yang salah harga.