EUR/USD 1.073   |   USD/JPY 153.150   |   GBP/USD 1.254   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,302.41/oz   |   Silver 26.87/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,104.87   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 1 jam lalu, #Saham AS

Bank Sentral Australia Netral, AUD/USD Kolaps

Penulis

Pernyataan RBA tadi pagi bernada netral, tetapi justru meyakinkan pasar bahwa bank sentral Australia itu tidak akan menaikkan suku bunga lagi. Konsekuensinya, kurs AUD/USD melemah.

Seputarforex - Nilai tukar dolar Australia kolaps dalam perdagangan hari Selasa (5/Desember). AUD/USD ambles sekitar 1% sampai level terendah sepekan pada 0.6547, sementara AUD/NZD jatuh ke level terendah sejak pertengahan Oktober.

AUDUSD Daily

Reserve Bank of Australia (RBA) mengumumkan suku bunga tetap pada tingkat 4.35%. Mereka juga memperkirakan suku bunga akan tetap berada pada tingkat yang sama sampai awal 2024. Selain itu, RBA mengungkapkan inflasi menurun sesuai ekspektasi.

"Apakah pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut diperlukan untuk memastikan bahwa inflasi kembali ke target dalam jangka waktu yang wajar, akan bergantung pada data dan penilaian risiko yang berkembang," demikian bunyi pernyataan RBA.

Pelaku pasar menganggap pernyataan kebijakan RBA tersebut bernada netral. Padahal, sejumlah trader sempat mengharapkan adanya bias yang sedikit hawkish seperti RBNZ beberapa waktu lalu.

Sikap netral justru meyakinkan pasar bahwa bank sentral Australia itu tidak akan menaikkan suku bunga lagi. Konsekuensinya, kurs AUD melemah secara signifikan.

"Pernyataan RBA netral seperti yang kami perkirakan, tetapi kurangnya urgensi (RBA untuk mengubah kebijakan) akan mengecewakan bagi mereka yang mengantisipasi sikap hawkish," ungkap TD Securities dalam catatan yang dirilis beberapa jam lalu.

"RBA masih dalam bahaya, inflasi jasa masih menjadi risiko tetapi sebenarnya tidak ada hal penting baru dalam Pernyataan (RBA) hari ini yang dapat menekankan pesan (risiko kenaikan inflasi) ini," papar TD Securities. "Pasar telah dengan jelas membaca kurangnya sinyal baru sebagai pertanda siklus kenaikan RBA telah berakhir."

Sejumlah analis berpendapat AUD/USD juga terancam melemah lebih lanjut karena pelaku pasar saat ini masih meremehkan prospek pemangkasan suku bunga RBA dan terlalu melebih-lebihkan prospek "Fed rate cut".

"Untuk AUD/USD, faktor yang paling penting menurut kami adalah arah penguatan USD tahun depan dan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga Fed pada tahun 2024 dan 2025. Kami yakin ekspektasi (pasar) saat ini mengenai (total) penurunan suku bunga Fed sebesar 200bp sampai akhir tahun 2025 terlalu agresif," kata Daragh Maher, Kepala Strategi FX di HSBC.

Sebagai perbandingan, Maher menyebutkan bahwa total ekspektasi pasar untuk pemangkasan suku bunga RBA sampai akhir tahun 2025 cuma 50 basis poin. "Seiring dengan ekspektasi pasar yang akhirnya termoderasi dari kedua sisi, hal ini akan membebani AUD," tambah Maher.

Download Seputarforex App

300012
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.