EUR/USD 1.086   |   USD/JPY 155.450   |   GBP/USD 1.267   |   AUD/USD 0.667   |   Gold 2,378.20/oz   |   Silver 29.75/oz   |   Wall Street 39,869.38   |   Nasdaq 16,698.32   |   IDX 7,246.70   |   Bitcoin 65,231.58   |   0.00   |   Litecoin 82.46   |   PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) telah memutuskan untuk membagikan dividen final sebesar sebesar Rp540 miliar, 39 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) menyampaikan jadwal pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp6.45 triliun dengan cum date tanggal 27 Mei 2024, 40 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Lautan Luas Tbk. (LTLS) akan membagikan dividen tahun buku 2023 sebesar Rp35 per saham pada 13 Juni 2024, 41 menit lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,320, sementara Nasdaq 100 mendatar di 18,653 pada pukul 19:36 ET (23:36 GMT). Dow Jones datar di 40,017, 41 menit lalu, #Saham AS

Dolar AS Berdebar Menanti Hasil Pemilu Sela dan Data Inflasi

Penulis

Dolar AS tenggelam di tengah kekhawatiran pasar terhadap hasil pemilu sela (midterm elections) dan rilis data inflasi AS dalam waktu dekat.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) tenggelam pada kisaran 109.50-an dalam perdagangan awal sesi Asia Rabu (9/November), setelah merosot drastis selama tiga hari perdagangan sebelumnya. Beragam faktor menekan greenback saat ini. Mulai dari kalkulasi ulang prospek suku bunga The Fed pasca kenaikan tingkat pengangguran AS, hingga kekhawatiran pasar terhadap hasil pemilu sela (midterm elections) dan rilis data inflasi AS dalam waktu dekat.

DXY DailyGrafik DXY Daily via TradingView

Amerika Serikat menggelar pemilu sela mulai tanggal 8 November kemarin. Pemilu sela ini akan menentukan apakah partai Republik atau Demokrat yang akan menguasai Kongres AS. Sebanyak 435 kursi House of Representatives dan 35 kursi Senat menjadi rebutan.

Hasil survei sebelumnya serta hasil perhitungan sementara ini menunjukkan Republik berpotensi memenangkan Senat sekaligus House of Representatives. Padahal, kemenangan kubu Republik akan semakin mempersulit peluncuran program-program kebijakan Presiden AS Joe Biden.

Bercermin pada kisruh rencana anggaran AS sebelumnya, Biden membutuhkan dukungan partai Demokrat untuk meluncurkan stimulus fiskal yang melimpah. Apabila Republik yang menang, skala stimulus fiskal kemungkinan akan jauh lebih kecil. Di sisi lain, stimulus fiskal yang minim akan memungkinkan The Fed untuk memperlambat laju kenaikan suku bunganya dengan lebih cepat.

Dengan demikian, dominasi Republik atas Kongres AS dapat berdampak negatif bagi dolar AS dan positif bagi bursa saham Wall Street. Sebaliknya, kemenangan kubu Demokrat dapat menjadi katalis positif bagi dolar AS. Sayangnya, para pengamat menilai prospek kemenangan Demokrat itu sangat kecil.

"Pemilu sela AS besok diperkirakan mengarah pada kebuntuan Kongres. Kejutannya adalah jika Demokrat berhasil mempertahankan House of Representatives dan Senat, yang kemungkinan akan meningkatkan pengeluaran pemerintah, yield US Treasury yang lebih tinggi dan, dengan demikian, USD yang lebih kuat," ujar Valentin Marinov, Kepala Strategi Forex di Credit Agricole CIB.

Spekulasi seputar data inflasi AS juga menjadi sorotan pasar. Konsensus memperkirakan data yang akan dirilis pada hari Kamis itu bakal menunjukkan perlambatan dari 8.2 persen menjadi 8.0 persen (Year-on-Year), sehingga mendukung estimasi kenaikan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin saja pada Desember mendatang. Dolar AS kemungkinan tertekan lebih lanjut jika inflasi lebih rendah, tetapi juga dapat berbalik naik jika inflasi ternyata meningkat lagi.

Download Seputarforex App

298512
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.