EUR/USD 1.075   |   USD/JPY 154.900   |   GBP/USD 1.250   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,316.28/oz   |   Silver 27.50/oz   |   Wall Street 38,877.18   |   Nasdaq 16,332.56   |   IDX 7,421.21   |   Bitcoin 62,334.82   |   Ethereum 3,006.58   |   Litecoin 80.82   |   Para trader valas sudah menantikan data inflasi minggu depan, 4 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Dolar AS bertahan pada kenaikan pemulihan karena pasar menilai Komentar the Fed, 4 jam lalu, #Forex Fundamental   |   AUD/JPY melayang di sekitar level 102.00 di tengah RBA yang kurang hawkish, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF membukukan kenaikan moderat di atas level 0.9080 karena pernyataan hawkish the Fed, dolar AS menguat, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam akan melangsungkan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dengan agenda pembagian dividen, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Harga saham PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) mengalami kenaikan 13% ke level Rp125 setelah IPO pada hari ini (8/Mei), 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Elon Musk mengusulkan untuk menguji paket bantuan pengemudi canggih Tesla (NASDAQ: TSLA) di Cina dengan menerapkannya di robotaxis, selama kunjungannya baru-baru ini ke negara tersebut, 11 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 stabil di 5,214, sementara Nasdaq 100 datar di 18,205 pada pukul 19:15 ET (23:15 WIB). Dow Jones berada di kisaran 39,022, 11 jam lalu, #Saham AS

GBP/USD Tembus 1.30 Pasca Data Penjualan Ritel Inggris

Penulis

Di tengah kemelut proses Brexit, GBP/USD melonjak ke level $1.30-an karena data penjualan ritel Inggris naik 2.3 persen melebihi ekspektasi.

Seputarforex.com - Poundsterling kembali ke level yang terakhir terbentuk pada Septmber lalu terhadap Dolar AS. Di tengah kemelut proses Brexit, GBP/USD melonjak ke level $1.30-an, tepatnya di angka 1.3035, dari angka 1.2971 yang tercapai kemarin.

gbpusd


Cuaca Hangat Dongkrak Penjualan Ritel

Pendorongnya adalah laporan Penjualan Ritel Inggris untuk bulan April, yang pada Kamis (18/Mei) sore ini tercatat naik 2.3 persen, jauh melebihi ekspektasi kenaikan 1.5 persen. Cuaca yang hangat dianggap sebagai penyebab masyarakat senang keluar untuk berbelanja. Utamanya belanja alat-alat berkebun dan perlengakapan rumah.

Dibandingkan dengan bulan April tahun lalu, Penjualan Ritel Inggris naik 4.0 persen, juga melebihi ekspektasi 2.3 persen saat itu.

Laporan ini menunjukkan bahwa perekonomian Inggris memantul naik di kuartal kedua, setelah kemerosotan yang terjadi di awal tahun. Inflasi yang melaju namun tidak diiringi dengan pertumbuhan gaji menjadi penyebab lesunya belanja ritel pada awal tahun ini. Inflasi Inggris menyentuh level tinggi tiga tahun di angka 2.7 persen pada bulan April. Bank Sentral Inggris (BoE) mengekspektasikan inflasi akan memuncak ke level 2.8 persen di akhir tahun ini.

 

Mendorong Prospek Pertumbuhan Kuartal Dua

Howard Archer, Kepala Ekonom Inggris di IHS Markit, mengatakan bahwa tingginya Penjualan Ritel Inggris bulan lalu, mendorong prospek pertumbuhan di kuartal kedua. "Ini melambungkan harapan bahwa belanja konsumen tidak akan menghambat pertumbuhan GDP Inggris seperti yang tampak pada kuartal pertama," kata Archer. "Sayangnya, lonjakan Pertumbuhan Ritel pada bulan April tampaknya belum akan menjadi awal terperbaruinya kenaikan belanja konsumen mengingat tajamnya tekanan pada daya beli."

Penjualan Ritel Inggris yang melonjak sukses menjadi vitamin untuk menguatkan Poundsterling yang sebelumnya juga sudah mendaki karena melemahnya Dolar AS. Pemulihan nilai Sterling--meski masih jauh dari level 1.50 seperti sebelum referendum--dapat membantu membatasi ancaman inflasi beberapa bulan ke depan.

278979
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.