Seputarforex - Greenback berupaya melepas tekanan bearish yang melanda selama separuh minggu lalu. Indeks dolar AS (DXY) terpantau rebound sampai 105.70-an pada awal perdagangan sesi New York hari Selasa (7/November). Di sisi lain, berbagai mata uang mayor lain ambles lagi.
Fokus pelaku pasar pekan ini beralih dari data-data ekonomi AS ke pernyataan para penggawa Federal Reserve. Presiden The Fed Minneapolis, Neel Kashkari, mengawali dengan retorika hawkish dalam sebuah pidato pada hari Senin. Kashkari mengatakan bahwa bank sentral AS kemungkinan memiliki lebih banyak pekerjaan ke depan untuk mengendalikan inflasi.
Selanjutnya, Ketua The Fed Jerome Powell bakal memaparkan pandangannya pada hari Rabu dan Kamis. Pelaku pasar akan memantau apakah ia mempertahankan sikap "agak dovish" yang sempat "tercium" oleh pasar seusai rapat FOMC pekan lalu.
Dolar AS juga memperoleh sokongan dari sejumlah peristiwa di luar negeri Paman Sam. Sesuai perkiraan beberapa analis kemarin, data-data ekonomi yang lemah dari Zona Euro dan China berhasil mengerem aksi jual atas dolar AS pada sejumlah pasangan mata uang utama.
EUR/USD menorehkan kinerja sekitar -0.4% pada kisaran 1.0660-an saat berita ditulis. Pasar kecewa terhadap rilis serangkaian data dari Jerman yang mengisyaratkan resesi berkelanjutan. Data produksi industri Jerman bahkan ambles sampai -1.4% pada bulan September, padahal konsensus cuma memperkirakan -0.1%.
AUD/USD terperosok paling parah, yaitu sampai lebih dari 1% dalam sekejap. Sentimen pasar memburuk akibat rilis data ekonomi China dan pengumuman RBA yang lebih lemah dari perkiraan sebelumnya.
Naik-turun curam pada grafik FX belakangan ini kemungkinan berkaitan pula dengan penyesuaian ulang posisi (repositioning) dalam berbagai pasangan mata uang setelah mencapai level-level ekstrem. Perkembangan kabar-kabar ekonomi mendatang bakal menentukan arah pasar berikutnya, tetapi koreksi teknikal juga akan mewarnai situasi. Trader sebaiknya senantiasa berhati-hati mengantisipasi kejutan tak terduga.
