EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 158.190   |   GBP/USD 1.252   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,330.24/oz   |   Silver 27.49/oz   |   Wall Street 38,239.66   |   Nasdaq 15,927.90   |   IDX 7,107.11   |   Bitcoin 63,113.23   |   Ethereum 3,262.77   |   Litecoin 83.95   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) akan menerbitkan laporan keuangan periode kuartal I/2024 pada hari ini. Pendapatan diprediksi Rp2.67 triliun dengan rugi bersih Rp799 miliar, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp29.10 triliun per Maret 2024, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) menyiapkan pelepasan sejumlah aset properti di kawasan Monas kepada investor asing sebagai salah satu persiapan pemindahan pemerintahan ke IKN Nusantara, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,1137, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 17,862, pada pukul 19:09 ET (23:09 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 38,489, 5 jam lalu, #Saham AS

Powell The Fed: Ekonomi AS Mampu Hadapi Suku Bunga Tinggi

Penulis

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan ekonomi AS cukup tangguh untuk bertahan dalam kondisi suku bunga tinggi. Ia bertekad menurunkan inflasi AS ke kisaran 2 persen.

Berbicara di hadapan kongres AS pada hari Rabu (22/Juni), Jerome Powell mengatakan bahwa perekonomian AS sangat solid dan bisa bertahan menghadapi serangkaian rate hike di bulan-bulan mendatang.

"Ekonomi AS sangat kuat saat ini dan berada dalam kondisi yang baik untuk menghadapi kebijakan moneter lebih ketat," ujar Ketua The Fed tersebut dalam pidato pembukaan di komite perbankan Senat AS.

Ketua The Fed Jerome Powell

Powell juga mencatat bahwa pertumbuhan GDP telah meningkat secara signifikan selama kuartal kedua, ditandai dengan pengeluaran konsumsi yang tetap solid. Kendati demikian, ia juga mengakui sektor investasi bisnis sedang melambat dan pasar perumahan mendingin di tengah lonjakan rate hike yang mendorong bunga hipotek.

Dalam lanjutannya, Powell menyoroti tingkat inflasi AS yang saat ini berada di dekat level tertinggi 40 tahun. Untuk menghadapi permasalahan tersebut, The Fed saat ini bertekad menjinakkan inflasi hingga bisa turun ke kisaran 2 persen.

"Kami sangat berkomitmen untuk menurunkan inflasi dan kami telah bergerak cepat untuk mencapai target inflasi sebesar 2 persen," kata Powell yang berpendapat bahwa keputusan melakukan pengetatan moneter dalam beberapa bulan terakhir sudah tepat.

Skenario pengetatan kebijakan yang lebih agresif saat ini menjadi fokus utama bank sentral AS mengingat ketatnya pasar energi dan komoditas lain akibat invasi Rusia terhadap Ukraina dapat terus mendorong inflasi.

"Membuat kebijakan moneter yang tepat di tengah lingkungan yang penuh ketidakpastian seperti saat ini membutuhkan pengakuan bahwa ekonomi seringkali berkembang secara tidak terduga. Inflasi jelas mengejutkan selama kurun waktu setahun terakhir dan kejutan lebih lanjut mungkin saja bisa terjadi," pungkas Powell. Ia pun menambahkan bahwa The Fed harus gesit menanggapi setiap perubahan outlook ekonomi.

 

Indeks Dolar Terjebak Fase Konsolidasi

Testimoni Powell secara umum tidak memberikan kejutan berarti terhadap pergerakan Dolar AS. Indeks Dolar (DXY) saat ini bergerak pada kisaran 104.23 atau menguat 0.05 persen dari harga Open harian. Secara teknikal, Indeks Dolar masih berada dalam zona konsolidasi yang sudah terbentuk sejak beberapa sesi sebelumnya.

Powell The Fed: Ekonomi AS Tangguh,

Download Seputarforex App

297855
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.