EUR/USD 1.086   |   USD/JPY 155.450   |   GBP/USD 1.267   |   AUD/USD 0.667   |   Gold 2,377.53/oz   |   Silver 29.75/oz   |   Wall Street 39,869.38   |   Nasdaq 16,698.32   |   IDX 7,421.21   |   Bitcoin 65,231.58   |   0.00   |   Litecoin 82.46   |   PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) telah memutuskan untuk membagikan dividen final sebesar sebesar Rp540 miliar, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) menyampaikan jadwal pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp6.45 triliun dengan cum date tanggal 27 Mei 2024, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Lautan Luas Tbk. (LTLS) akan membagikan dividen tahun buku 2023 sebesar Rp35 per saham pada 13 Juni 2024, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,320, sementara Nasdaq 100 mendatar di 18,653 pada pukul 19:36 ET (23:36 GMT). Dow Jones datar di 40,017, 2 jam lalu, #Saham AS

Resah Geopolitik Mereda, Dolar Tersokong Data Ritel AS

Penulis

Data penjualan ritel AS menunjukkan minat belanja masyarakat AS yang tetap tinggi di tengah kenaikan harga-harga, suku bunga, dan tingkat pengangguran.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) terpantau berkonsolidasi pada kisaran 106.40-an dalam perdagangan sesi Asia hari Kamis (17/November). Greenback kehilangan permintaan safe haven lantaran memudarnya tensi geopolitik di Eropa, tetapi tersokong oleh hasil publikasi data penjualan ritel AS yang ciamik. Pasar juga terus mencari petunjuk tentang arah kebijakan suku bunga The Fed dari pidato para pejabat terasnya.

DXY DailyGrafik DXY Daily via TradingView

Sebuah ledakan di Polandia kemarin mendadak memicu peningkatan tensi geopolitik, karena diduga merupakan serangan rudal Rusia. Namun hasil investigasi Polandia dan NATO kemudian mengungkap fakta bahwa ledakan tersebut kemungkinan bukan merupakan serangan rudal Rusia yang disengaja, melainkan rudal nyasar dari sistem perlindungan udara Ukraina.

Laporan tersebut sontak mendesak dolar AS melemah lagi, sementara EUR/USD menanjak sampai rekor tertinggi harian pada 1.0438. Kendati demikian, para buyer USD kembali menggalang perlawanan seusai rilis data penjualan ritel AS.

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel AS bertumbuh 1.3 persen (Month-over-Month) pada Oktober 2022, atau lebih baik daripada estimasi ekonom yang dipatok pada 1.0 persen saja. Penjualan ritel inti juga meroket 1.3 persen dalam kurun waktu tersebut, sekaligus menepis estimasi konsensus yang hanya sebesar 0.4 persen.

Data menandakan minat belanja masyarakat AS tetap tinggi di tengah kenaikan harga-harga, suku bunga, dan tingkat pengangguran. Para pejabat Federal Reserve pun terus mengekspresikan optimisme terhadap perekonomian dan suku bunga ke depan.

Setelah Gubernur Fed Chrisopher Waller menyampaikan pandangan hawkish pada awal pekan, giliran Presiden Fed San Francisco Mary Daly yang memaparkan visi serupa. Daly menyatakan kepada CNBC tadi malam bahwa The Fed punya cukup alasan untuk menaikkan suku bunga sampai rentang 4.75-5.25 persen pada awal tahun depan, sedangkan "menghentikan kenaikan suku bunga" tidak masuk dalam pertimbangan mereka.

Pernyataan Waller dan Daly menggentarkan sebagian pelaku pasar yang berminat menjual dolar AS, sehingga kemerosotan greenback tertangguhkan untuk saat ini. Sementara itu, pelaku pasar memantau pula perkembangan terkait arah kebijakan suku bunga bank sentral lain.

"Banyak orang terpaku pada apa yang akan kita lihat mengenai apa yang akan dilakukan The Fed dan ECB," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, "Ada banyak kebisingan di pasar forex. Bisa dibilang komentar Waller dan Daly hari ini agak hawkish... Data penjualan ritel (AS) menunjukkan ketangguhan perekonomian yang dapat membenarkan argumen The Fed dalam mempertahankan sikap agresifnya terhadap inflasi."

Pelaku pasar kini menantikan rilis data inflasi Zona Euro serta pengumuman rencana anggaran pemerintah Inggris dalam beberapa jam ke depan. Keduanya sama-sama mampu memengaruhi kebijakan suku bunga Eropa dan Inggris secara signifikan. Beberapa publikasi data berdampak kecil-menengah dari Amerika Serikat juga dapat memengaruhi pasar.

Download Seputarforex App

298544
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.