Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) melambung hingga lebih dari 0.5 persen dalam perdagangan sesi Asia hari Rabu (21/September). Selain tersokong oleh ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed, greenback juga naik pamor sehubungan dengan peningkatan minat beli aset safe haven di tengah eskalasi tensi geopolitik di benua Eropa.
Grafik DXY Daily via TradingView
Melalui rekaman video, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi parsial 2 juta tentara militer cadangan "untuk melindungi tanah air". Ia juga mengungkapkan ancaman tersirat untuk menggunakan senjata nuklir dalam mempertahankan pendudukannya atas sejumlah kawasan di Ukraina, sembari menuduh Barat mempraktikkan "pemerasan nuklir" terhadap Rusia.
"Jika integritas teritorial Rusia terancam, kami akan menggunakan segala cara yang tersedia. Ini bukan gertakan," kata Putin.
Aksi Putin sontak melonjakkan tensi geopolitik sekawasan dan memicu aksi risk-off di pasar keuangan. Euro menjadi korban paling tragis, dengan EUR/USD sempat amblas nyaris 1 persen ke terendah pada 0.9885 dalam sesi Asia. Sebaliknya, dolar AS melejit dan merontokkan mata uang-mata uang lain yang lebih peka terhadap risiko.
Yen Jepang sedikit tertolong oleh peningkatan minat beli aset safe haven, tetapi USD/JPY bertahan dalam kondisi sideways pada kisaran 143.75. Pasangan ini terus menghuni rentang tertinggi multitahun karena selisih suku bunga kedua mata uang yang semakin melebar. Kendati data inflasi Jepang terbaru telah mencapai laju tertinggi dalam 8 tahun terakhir, pelaku pasar meyakini bank sentral Jepang (BoJ) tetap akan mempertahankan suku bunga super-rendahnya dalam rapat kebijakan besok. Di sisi lain, Federal Reserve kemungkinan akan mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 75 atau 100 basis poin dalam beberapa jam ke depan.
