EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.82/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,123.31   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 22 detik lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 1 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 1 menit lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 8 menit lalu, #Saham AS

The Fed Tak Ubah Kebijakan Meski Ekonomi Menguat

Penulis

The Fed menilai pemulihan ekonomi AS semakin baik. Namun, kenaikan inflasi yang masih bersifat sementara dan banyaknya pengangguran membuat stimulus ekonomi masih diperlukan.

Seputarforex - Pasca rapat kebijakan bulan April 2021, Federal Reserve memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga di kisaran nol dan program pembelian obligasi bulanannya. Dalam pengumuman yang dirilis pada Kamis (29/April) dini hari tadi, bank sentral AS tersebut menilai bahwa pertumbuhan ekonomi memang menguat, tetapi tidak memberikan sinyal kesiapan untuk mengurangi stimulus ekonomi.

suku_bunga_the_fed

Impelementasi vaksin dinilai berhasil meningkatkan perekonomian dari krisis karena pandemi. Namun, perkembangan ke depannya masih sangat bergantung pada prospek penyebaran virus Corona. Bulan Maret lalu, The Fed menyebutkan bahwa outlook ekonomi AS menghadapi "risiko yang besar". Namun bulan ini, kata "besar" tak lagi digunakan.

"Perkembangan ekonomi akan sangat bergantung pada perkembangan virus, termasuk progres vaksinasi. Krisis kesehatan masyarakat saat ini masih membebani perekonomian dan risiko pada outlook masih ada." demikian yang tertulis dalam FOMC Statement.

Kebijakan moneter The Fed kali ini sesuai dengan ekspektasi pasar. Suara FOMC pun bulat untuk tidak melakukan perubahan. Menurut analis Steven Violin dari FL Putnam, pernyataan The Fed dan Powell condong ke arah penguatan ekonomi. Pada akhirnya, hal itu berpotensi mengonfirmasi tapering dan kenaikan suku bunga.

 

Inflasi Mulai Menanjak, Pengangguran Masih Tinggi

Inflasi dan sektor ketenagakerjaan masih menjadi dua elemen penting bagi The Fed dalam mempertimbangkan kebijakan akomodatif. Inflasi AS saat ini telah naik, tetapi kenaikan tersebut sangat berkaitan dengan "faktor transisi". Artinya, sifatnya hanya sementara.

Beberapa waktu terakhir, sejumlah pejabat The Fed telah memperingatkan bahwa peningkatan inflasi dapat terjadi karena efek dasar perubahan pengukuran kebijakan dalam basis tahunan. Selain itu, kendala dalam rantai pasokan (supply chain) juga tak bisa dikesampingkan.

Sementara itu, sektor ketenagakerjaan AS masih terbebani dengan banyaknya pengangguran gara-gara lockdown. "Sekarang ini belum saatnya untuk memulai pembicaraan soal perubahan kebijakan," tutur Ketua The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers pasca rilis FOMC Statement.

"Ketenagakerjaan kita masih 8.5 juta lebih rendah dibandingkan dengan Februari 2020. Kita masih jauh dari tujuan dan memerlukan banyak waktu," ungkap Powell.

Download Seputarforex App

295647
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.


Stefan
Daripada FOMC kayaknya investor lebih nungguin pidato Biden