EUR/USD 1.072   |   USD/JPY 156.820   |   GBP/USD 1.256   |   AUD/USD 0.656   |   Gold 2,333.30/oz   |   Silver 27.25/oz   |   Wall Street 38,386.09   |   Nasdaq 15,983.08   |   IDX 7,244.51   |   Bitcoin 63,841.12   |   Ethereum 3,215.43   |   Litecoin 83.52   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk melakukan divestasi atau pelepasan unit bisnis GoTo Logistics (GTL), 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan penurunan pendapatan pada kuartal I/2024, turun 2.13% menjadi Rp81.2 triliun, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) akan melaksanakan RUPS pada 3 Mei 2024 yang diperkirakan memutuskan alokasi dividen, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,144, sementara Nasdaq 100 mendatar di 17,908 pada pukul 19:09 ET (23:09 GMT). Dow Jones turun sedikit menjadi 38,543, 1 jam lalu, #Saham AS

Yen Tertekan Pasca Rilis Kebijakan Moneter BoJ

Penulis

Pandemi virus Corona kian menjauhkan Jepang dari kenaikan inflasi, sehingga BoJ tak bisa beranjak dari moneter longgar. Yen pun melemah versus Dolar AS.

Seputarforex - Pelemahan Yen mengantarkan USD/JPY menjadi pasangan mata uang dengan kenaikan paling signifikan. Hal itu menyusul pengumuman Bank of Japan yang tak bisa berkutik dari moneter longgar. Saat berita ini ditulis pada Selasa (27/April) malam, USD/JPY melonjak 0.52% ke 108.63, level tertinggi sejak 19 April.

usdpy

 

Jepang Kian Sulit Capai Target Inflasi 2%

Pagi tadi, Bank of Japan (BoJ) memutuskan tak mengubah kebijakan moneter ultra longgarnya. Pasalnya, ketidakpastian ekonomi Jepang makin tinggi akibat gelombang ketiga COVID-19. Outlook inflasi dipotong sehubungan dengan penurunan biaya penggunaan data oleh berbagai operator seluler. Sementara itu, CPI Inti yang tidak memperhitungkan harga barang volatile seperti makanan dan bahan bakar hanya diproyeksikan naik 1.0% pada tahun fiskal 2023. Artinya, pandemi virus Corona kian mempersulit Jepang untuk mencapai target inflasi 2%.

"Terdapat ketidakpastian yang tinggi akibat infeksi virus Corona dan besarnya risiko penurunan (ekonomi) untuk saat ini," ungkap Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda dalam konferensi pers pasca rapat kebijakan BoJ. "Sayang sekali, pencapaian target inflasi 2% juga akan memerlukan waktu."

Kendati demikian, outlook pertumbuhan ekonomi Jepang masih sedikit optimistis. Ekonomi Jepang tahun ini diperkirakan tumbuh 4.0% hingga Maret tahun depan. Proyeksi tersebut sedikit lebih tinggi daripada estimasi sebelumnya di 3.9%.

"Ekonomi Jepang masih memiliki trend naik, meski tetap dalam situasi prihatin akibat dampak COVID-19 di dalam dan luar negeri," demikian tertulis dalam laporan BoJ.

Ekonomi Jepang masih terdukung oleh pemulihan ekonomi di negara-negara partner dagang seperti AS dan China. Akan tetapi, permintaan dalam negeri Jepang masih lemah, terlebih setelah status darurat yang kembali diterapkan sejak hari Minggu kemarin hingga tanggal 11 Mei mendatang.

Download Seputarforex App

295637
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.