EUR/USD 1.086   |   USD/JPY 155.450   |   GBP/USD 1.267   |   AUD/USD 0.667   |   Gold 2,378.20/oz   |   Silver 29.93/oz   |   Wall Street 39,869.38   |   Nasdaq 16,698.32   |   IDX 7,246.70   |   Bitcoin 65,231.58   |   0.00   |   Litecoin 82.46   |   USD/CHF turun ke dekat 0.9000 karena sentimen dovish di sekitar the Fed, 17 jam lalu, #Forex Teknikal   |   NZD/USD: berpotensi menguji area support psikologis di sekitar 0.6100, 17 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD pulih di atas level 1.3600, fokus pada data AS, 17 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/USD melayang di dekat level 1.0900 dengan selera risiko yang membaik, 17 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Waskita Karya gagal membayar bunga dan nilai pokok obligasi bernilai Rp1.36 triliun yang jatuh tempo hari ini, Kamis (16/Mei), 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) dan PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) yang akan menggelar RUPST hari ini, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) resmi meraih perpanjangan izin operasi (IUPK) hingga 28 Desember 2035, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% ke 5,338. Nasdaq 100 naik 0.2% menjadi 18,724, sementara Dow Jones naik 0.1% menjadi 40,092 pada pukul 20.17 ET (00.17 GMT), 23 jam lalu, #Saham AS

Yield Obligasi Reli, Dolar Terus Meniti Rentang Tertinggi

Penulis

Data inflasi AS yang fantastis telah mengokohkan ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga The Fed, sehingga yield obligasi dan kurs dolar AS kompak menanjak.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) terus beredar pada rentang tertinggi sejak Juli 2020 di atas ambang 95.00 dalam perdagangan awal sesi Eropa hari Jumat ini (12/November). Data inflasi AS yang fantastis telah mengokohkan ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga The Fed pada tahun 2022, sehingga yield obligasi dan kurs dolar AS kompak menanjak.

DXY Daily

Pelaku pasar saat ini memperkirakan kenaikan suku bunga The Fed pertama pasca-pandemi akan terlaksana pada Juli 2022, kemudian disusul dengan kenaikan kedua pada November. Data CME mengindikasikan peluang 50% untuk kenaikan pada periode-periode tersebut, meningkat jika dibandingkan dengan peluang 30% sebulan yang lalu.

Konsekuensinya, yield obligasi US Treasury bertenor pendek terakselerasi. Yield untuk obligasi bertenor 5 tahun bahkan telah mencapai rekor tertinggi sejak Februari 2020. Faktor tersebut suportif bagi reli greenback saat ini, sekaligus mendukung kenaikan lebih lanjut selama ekspektasi "Fed rate hike" tetap mendominasi pasar.

"Kami tak berpikir bahwa ini adalah akhir dari pergerakan (reli bullish USD -red) dan (kami) memperkirakan dolar AS akan tetap kuat sampai paruh pertama 2022, karena kita akan memasuki paruh pertama 2022 seiring dengan berakhirnya tapering The Fed dan (ekspektasi) kenaikan suku bunga setelahnya akan mendukung dolar dalam periode ini," papar pakar strategi dari Mizuho Securities yang dikutip oleh Reuters.

Penguatan kurs dolar AS juga meningkatkan volatilitas pasar mata uang, karena para trader berbondong-bondong membeli options untuk memproteksi posisi trading mereka dari reli USD lebih lanjut. Indeks volatilitas mata uang baru-baru ini menyentuh rekor tertinggi 6 bulan.

Faktor lain yang memengaruhi penguatan kurs dolar AS saat ini adalah longgarnya outlook kebijakan bank-bank sentral di luar negeri Paman Sam. Data-data ekonomi Eropa belakangan ini menjamin ECB akan mempertahankan suku bunga rendah sesuai dengan komitmen lamanya, sehingga Single Currency amblas versus Greenback. Sedangkan Cable terbebani oleh penundaan kenaikan suku bunga BoE, kebangkitan isu sengketa Inggris-Uni Eropa, dan risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi setelah berakhirnya subsidi pandemi dari pemerintah.

Download Seputarforex App

296775
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.