Para trader teknikal (teknikalis) biasanya akan fokus pada level-level resistance dan support sebelum memulai analisa dengan indikator apa saja. Level resistance dan support bisa berubah setiap waktu, sehingga para trader (terutama yang pemula) bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk menentukan level-level resistance dan support untuk kemudian dipetakan pada chart. Tapi tahukah bahwa ada beberapa faktor pendukung yang dapat mempermudah trader dalam mengidentifikasi level resistance dan support yang valid? Kita akan mengulasnya dalam artikel ini.
Makna Level Support dan Resistance
Apa sebenarnya level support dan level resistance tersebut, dan apakah sulit menentukannya?
Support dan resistance berhubungan dengan tingkat permintaan (demand) dan penawaran (supply) di pasar. Pada level support, pelaku pasar secara umum menganggap bahwa harga sudah terlalu murah. Oleh karena itu, mereka memprediksi permintaan ke depan akan melebihi penawaran hingga penurunan harga yang sedang terjadi akan terhenti. Sebaliknya, pada level resistance, pelaku pasar menganggap harga sudah terlalu mahal dan memperkirakan permintaan selanjutnya akan berkurang.
Permintaan juga dapat diartikan bullish atau buy. Pada saat harga mencapai level support, aksi beli akan meningkat dan harga akan naik. Sedangkan saat harga mencapai level resistance, tekanan jual atau penawaran akan meningkat hingga harga akan menurun dan bisa diartikan sebagai bearish atau sell.
Jika level support berhasil dilewati atau ditembus (breakout), artinya pelaku pasar menganggap level harga masih cukup mahal untuk dibeli. Hal ini akan mengubah level tersebut menjadi level resistance yang baru. Sebaliknya, jika level resistance ditembus, berarti pelaku pasar menganggap harga masih terlalu murah untuk dilepas (dijual), maka level resistance tersebut akan menjadi level support yang baru. Jadi setelah ditembus, resistance lama menjadi support baru, begitu pula sebaliknya. Inilah aturan universal yang dipahami dalam prinsip dasar penggunaan support dan resistance.
Faktor Pendukung Level Support dan Resistance
Dalam trading forex, kita perlu selalu perhatikan faktor pendukung. Apa maksudnya?
Dalam keadaan pasar yang sebenarnya, level-level support dan resistance akan senantiasa berulang. Semakin lama dan semakin sering level-level tersebut "dikunjungi", maka support atau resistance tersebut akan semakin kuat. Jika harga di kemudian hari bergerak mendekati level itu lagi, maka level support atau resistance lama tersebut bisa dianggap sebagai salah satu faktor pendukung validitas pergerakan harga.
Semakin kuat level support atau resistance lama, maka akan semakin valid sebagai faktor pendukung untuk konfirmasi level yang baru. Trader dapat pula memanfaatkan faktor pendukung lainnya seperti garis trend, channel (kanal tren), dan level Fibonacci Retracement.
Berikut ini contoh hubungan antara level resistance dan support dengan faktor pendukung level resistance lama dan channel:
Pada contoh di atas, tampak harga menembus level resistance pada saat pergerakan tren berbalik (uptrend). Konsekuensinya, level resistance lama tersebut menjadi support yang baru, dan dengan faktor pendukung tersebut membuat level support baru cukup valid. Faktor pendukung lain adalah lower channel uptrend (garis channel uptrend bagian bawah) yang tidak benar-benar ditembus.
Contoh berikutnya membandingkan level support dan resistance dengan faktor pendukung dari level Fibonacci Retracement pada USD versus Chinese Yuan (CNH):
Pada contoh kedua ini, level resistance tidak sekuat contoh sebelumnya karena belum lama terbentuk. Untuk menguji validitas pada keadaan seperti ini, trader sering menggunakan level Fibonacci Retracement sebagai faktor pendukung. Jika level retracement 23.6% tidak ditembus, maka level support baru tersebut bisa dianggap cukup valid untuk dijadikan referensi trading berikutnya.