Seputarforex - Harga minyak dunia dibuka melemah pada perdagangan awal pekan (14/Agustus). Brent Oil merosot 0.73 persen pada kisaran $85.92 per barel, sedangkan minyak WTI (West Texas Intermediate) bergerak di kisaran $82.27 per barel atau melemah 0.89 persen secara harian.
Pelemahan harga minyak bermula sejak pertengahan pekan lalu setelah rilis laporan data Inflasi Konsumen AS. Selanjutnya, kenaikan juga terjadi di inflasi produsen yang dirilis pada akhir pekan.
Inflasi yang tinggi mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga lanjutan The Fed dan penguatan Dolar. Greenback yang menguat membuat harga komoditas termasuk minyak mentah menjadi semakin mahal bagi pemegang mata uang asing sehingga mengurangi permintaan dan menekan harga minyak.
"Minyak mentah telah berada di zona jenuh beli (overbought) untuk beberapa waktu sekarang. Pasar tampaknya fokus pada optimisme pemulihan ekonomi AS dan cenderung mengabaikan berita buruk yang datang dari kawasan Eropa dan China," kata Vandana Hari, pendiri layanan analisa pasar minyak, Vanda. Ia juga menambahkan bahwa proses penyeimbangan (rebalancing) harga minyak sudah terlambat, sehingga pasar mungkin perlu menunggu konfirmasi dari rilis data ekonomi terbaru.
Sebagai informasi, serangkaian rilis data fundamental China selama dua minggu terakhir memang menunjukkan hambatan di awal kuartal III/2023. Kondisi ini tentu saja berimbas pada prospek permintaan minyak.
Namun di tengah tekanan jual yang sedang menyelimuti, sejumlah analis berpendapat bahwa penurunan harga minyak akan terbatas. Pasalnya, Organisasi Negara Produsen Minyak beserta mitra atau OPEC+ akan mengurangi persediaan minyak sampai akhir tahun.
Untuk saat ini, perhatian pasar akan tertuju pada rilis data Penjualan Ritel AS yang akan diumumkan pada hari Selasa. Selain itu, publikasi data ekonomi China besok bisa menjadi katalis yang mempengaruhi pergerakan harga minyak dalam jangka pendek hingga menengah.