Seputarforex - Dalam pengumuman kebijakan pada hari Kamis (18/Maret) dini hari tadi, Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan di level terendah 0.25 persen, sesuai dengan ekspektasi ekonom sebelumnya. The Fed juga akan melanjutkan program pembelian obligasi bulanan sebesar $120 miliar untuk memacu pemulihan ekonomi secara berkelanjutan.
"Kami berkomitmen memberikan ekonomi dukungan yang dibutuhkannya untuk kembali secepat mungkin ke kondisi kerja maksimum," kata ketua The Fed, Jerome Powell, setelah mengumumkan proyeksi ekonomi dan pernyataan kebijakan terbarunya.
"Sebenarnya kami belum selesai. Kami jelas berada di jalur yang baik. Tapi kami belum selesai, dan saya tidak suka melihat kami mengalihkan pandangan kami... Ada sekitar 10 juta orang yang perlu kembali bekerja," ujar Powell melanjutkan pernyataan sebelumnya.
Fed Tidak Terburu-buru Naikkan Suku Bunga
Meski tetap mempertahankan suku bunga acuan dan kebijakan moneter longgar, Powell secara gamblang mengakui outlook positif perekonomian AS untuk tahun ini dan selanjutnya. Pembuat kebijakan The Fed memperkirakan ekonomi akan berakselerasi 6.5 persen di tahun 2021, diikuti oleh kenaikan 3.3 persen di tahun 2022, dan kenaikan 2.2 persen pada tahun 2023 mendatang.
Sementara itu, inflasi diperkirakan melonjak 2.4 persen tahun ini, melampaui target bank sentral yang ditetapkan di 2.0 persen. Meskipun inflasi nantinya bisa berada di atas target, Powell memperkirakan jika hal itu hanyalah lonjakan sementara. Sehingga, tidak ada urgensi bagi The Fed untuk segera menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.
Powell mengakui bahwa saat ini terjadi pergeseran pendapat di antara anggota FOMC. Dari 18 anggota komite, ada 4 anggota yang berpendapat jika suku bunga mungkin perlu dinaikkan tahun depan. Namun, Powell tetap berpengang teguh pada kerangka kebijakan terbaru dan berjanji untuk tidak bereaksi berlebihan menyikapi lonjakan inflasi.
Dolar AS Tumbang
Secara garis besar, pernyataan terbaru The Fed sangat dovish sehingga memicu kekecewaan pelaku pasar yang sebelumnya mengharapkan adanya sinyal pengetatan moneter dalam waktu dekat. Tak ayal, investor melakukan aksi jual Dolar AS dan menekan nilai Indeks Dolar (DXY) turun hingga di bawah level psikologis 92.0. Saat berita ini ditulis, DXY masih diperdagangkan melemah di kisaran 91.37.