EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,115.99   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 2 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 2 jam lalu, #Saham AS

Fed Belum Rencanakan Rate Hike Meski Optimis Dengan Inflasi

Penulis

The Fed memperkirakan pemulihan ekonomi akan berlanjut tahun ini. Namun, kebijakan rate hike belum disegerakan karena lonjakan inflasi baru-baru ini dianggap bersifat sementara.

Seputarforex - Dalam pengumuman kebijakan pada hari Kamis (18/Maret) dini hari tadi, Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan di level terendah 0.25 persen, sesuai dengan ekspektasi ekonom sebelumnya. The Fed juga akan melanjutkan program pembelian obligasi bulanan sebesar $120 miliar untuk memacu pemulihan ekonomi secara berkelanjutan.

Kebijakan the Fed

"Kami berkomitmen memberikan ekonomi dukungan yang dibutuhkannya untuk kembali secepat mungkin ke kondisi kerja maksimum," kata ketua The Fed, Jerome Powell, setelah mengumumkan proyeksi ekonomi dan pernyataan kebijakan terbarunya.

"Sebenarnya kami belum selesai. Kami jelas berada di jalur yang baik. Tapi kami belum selesai, dan saya tidak suka melihat kami mengalihkan pandangan kami... Ada sekitar 10 juta orang yang perlu kembali bekerja," ujar Powell melanjutkan pernyataan sebelumnya.

 

Fed Tidak Terburu-buru Naikkan Suku Bunga

Meski tetap mempertahankan suku bunga acuan dan kebijakan moneter longgar, Powell secara gamblang mengakui outlook positif perekonomian AS untuk tahun ini dan selanjutnya. Pembuat kebijakan The Fed memperkirakan ekonomi akan berakselerasi 6.5 persen di tahun 2021, diikuti oleh kenaikan 3.3 persen di tahun 2022, dan kenaikan 2.2 persen pada tahun 2023 mendatang.

Sementara itu, inflasi diperkirakan melonjak 2.4 persen tahun ini, melampaui target bank sentral yang ditetapkan di 2.0 persen. Meskipun inflasi nantinya bisa berada di atas target, Powell memperkirakan jika hal itu hanyalah lonjakan sementara. Sehingga, tidak ada urgensi bagi The Fed untuk segera menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

Powell mengakui bahwa saat ini terjadi pergeseran pendapat di antara anggota FOMC. Dari 18 anggota komite, ada 4 anggota yang berpendapat jika suku bunga mungkin perlu dinaikkan tahun depan. Namun, Powell tetap berpengang teguh pada kerangka kebijakan terbaru dan berjanji untuk tidak bereaksi berlebihan menyikapi lonjakan inflasi.

 

Dolar AS Tumbang

Secara garis besar, pernyataan terbaru The Fed sangat dovish sehingga memicu kekecewaan pelaku pasar yang sebelumnya mengharapkan adanya sinyal pengetatan moneter dalam waktu dekat. Tak ayal, investor melakukan aksi jual Dolar AS dan menekan nilai Indeks Dolar (DXY) turun hingga di bawah level psikologis 92.0. Saat berita ini ditulis, DXY masih diperdagangkan melemah di kisaran 91.37.

Fed: Outlook Ekonomi Positif, Tidak

 

Download Seputarforex App

295394
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.