EUR/USD 1.087   |   USD/JPY 154.710   |   GBP/USD 1.267   |   AUD/USD 0.668   |   Gold 2,378.20/oz   |   Silver 29.93/oz   |   Wall Street 39,869.38   |   Nasdaq 16,698.32   |   IDX 7,246.70   |   Bitcoin 65,231.58   |   0.00   |   Litecoin 82.46   |   USD/CHF turun ke dekat 0.9000 karena sentimen dovish di sekitar the Fed, 16 jam lalu, #Forex Teknikal   |   NZD/USD: berpotensi menguji area support psikologis di sekitar 0.6100, 16 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD pulih di atas level 1.3600, fokus pada data AS, 16 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/USD melayang di dekat level 1.0900 dengan selera risiko yang membaik, 16 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Waskita Karya gagal membayar bunga dan nilai pokok obligasi bernilai Rp1.36 triliun yang jatuh tempo hari ini, Kamis (16/Mei), 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) dan PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) yang akan menggelar RUPST hari ini, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) resmi meraih perpanjangan izin operasi (IUPK) hingga 28 Desember 2035, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% ke 5,338. Nasdaq 100 naik 0.2% menjadi 18,724, sementara Dow Jones naik 0.1% menjadi 40,092 pada pukul 20.17 ET (00.17 GMT), 22 jam lalu, #Saham AS

Gelombang Kedua Corona Melanda Eropa, AUD/USD Tumbang

Penulis

Kekhawatiran investor terhadap lonjakan kasus COVID-19 di Eropa memicu sentimen risk-off. Alhasil, Dolar AS menguat signifikan terhadap mata uang komoditas termasuk AUD.

Seputarforex - Mata uang komoditas melemah terhadap Dolar AS pada perdagangan hari Selasa (22/September), karena dipicu oleh maraknya aksi penghindaran risiko dalam menyikapi lonjakan kasus COVID-19 di Eropa. Hal ini meningkatkan pandangan bahwa gelombang kedua virus Corona sedang menerjang benua biru, dan berpotensi memaksa pemerintah kawasan untuk kembali memberlakukan lockdown.

Laporan terbaru mengungkapkan bahwa kasus Corona di Spanyol meningkat 14,389 kasus pada hari Jumat pekan lalu, diikuti oleh Prancis dengan lonjakan sebesar 13,498 kasus pada hari Sabtu. Angka-angka ini melampaui rekor harian yang terjadi pada bulan Maret, sehingga memicu ketakutan pelaku pasar terhadap kemungkinan bangkitnya pandemi saat memasuki musim dingin.

Skeptisme semakin merebak karena pemerintah negara-negara Eropa diprediksi hanya akan menerapkan pembatasan lokal. Dengan mempertimbangkan dampak kerugian ekonomi yang akan terjadi karena lonjakan kasus COVID-19, maka beberapa analis memprediksi Euro, Sterling, dan trio mata uang komoditas (AUD,CAD dan NZD) untuk melemah lebih jauh dalam beberapa waktu ke depan.

"Aksi jual pada aset berisiko yang terjadi pada awal pekan mencerminkan fenomena risk-off pelaku pasar. Sebagai safe haven, dolar AS menguat cukup signifikan," kata Ray Attrill, kepala analis FX di National Australia Bank.

Disamping ketakutan terhadap gelombang kedua COVID-19 di Eropa, sentimen risk-off juga didorong oleh kebuntuan yang berkelanjutan di kongres AS terkait stimulus tambahan, serta pemilihan Presiden AS yang semakin dekat.

 

Dibayangi Aksi Jual, AUD/USD Melemah

Pada saat berita ini diturunkan, pair AUD/USD berada di kisaran 0.7210, melemah 0.12 persen dari harga Open harian. Pasangan mata uang ini bahkan sempat anjlok ke level terendah harian di 0.7193 karena aksi panic-selling yang memicu pelemahan Dolar Australia terhadap Dolar AS.

Tanda Gelombang Kedua COVID Muncul di

Selanjutnya, fokus investor akan tertuju pada pidato Jerome Powell, yang akan berlangsung nanti malam di hadapan kongres. Ketua The Fed tersebut diekspektasikan untuk memberikan titik terang terkait stimulus ekonomi AS dalam menghadapi pandemi Corona.

Download Seputarforex App

294270
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.