EUR/USD 1.075   |   USD/JPY 154.900   |   GBP/USD 1.250   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,306.07/oz   |   Silver 27.56/oz   |   Wall Street 38,884.26   |   Nasdaq 16,332.56   |   IDX 7,166.81   |   Bitcoin 62,334.82   |   Ethereum 3,006.58   |   Litecoin 80.82   |   PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam akan melangsungkan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dengan agenda pembagian dividen, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Harga saham PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) mengalami kenaikan 13% ke level Rp125 setelah IPO pada hari ini (8/Mei), 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Elon Musk mengusulkan untuk menguji paket bantuan pengemudi canggih Tesla (NASDAQ: TSLA) di Cina dengan menerapkannya di robotaxis, selama kunjungannya baru-baru ini ke negara tersebut, 7 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 stabil di 5,214, sementara Nasdaq 100 datar di 18,205 pada pukul 19:15 ET (23:15 WIB). Dow Jones berada di kisaran 39,022, 7 jam lalu, #Saham AS

Harga Minyak Anjlok Atas Kekhawatiran Ekonomi China

Penulis

Harga minyak turun cukup signifikan di awal pekan karena mencuatnya kekhawatiran terhadap perlambatan aktivitas ekonomi China. Kenaikan output OPEC juga semakin membebani minyak.

Seputarforex - Harga minyak anjlok hingga 4 persen setelah PMI Manufaktur China dilaporkan menyentuh rekor terendah sejak April 2020. Saat berita ini ditulis, harga minyak Brent diperdagangkan melemah pada kisaran $73.60 per bare, sementara itu harga minyak WTI (West Texas Intermediate) bergerak di kisaran $71.39 per barel.

Harga minyak anjlok

Ekonomi China pada umumnya telah pulih dari dampak pandemi sejauh ini. Namun, kemunculan gelombang virus Corona varian Delta yang bersifat sangat menular menimbulkan kekhawatiran baru. Sejumlah 14 dari 32 provinsi dilaporkan mengalami peningkatan kasus Corona Delta. Jika pemerintah China kembali menerapkan pembatasan untuk mencegah penyebaran virus, rebound ekonomi negeri yang berakselerasi cepat sejak kuartal kedua tahun lalu tentu akan terancam.

"Perlambatan ekonomi terbesar kedua di dunia (China) akan menjadi pukulan besar dan berdampak buruk bagi negara di kawasan Asia lainnya, terutama pada saat pembatasan kembali diberlakukan di banyak negara yang berjuang untuk mengatasi gelombang COVID Delta," kata Craig Erlam, analis di OANDA New York.

Pertumbuhan ekonomi China yang berisiko melambat berpotensi menurunkan prospek permintaan minyak. Hal ini sangat berpengaruh terhadap harga emas hitam mengingat posisi China sebagai salah satu konsumen terbesar minyak terbesar di dunia.

Lebih jauh, analis dari ING mengatakan bahwa kondisi saat ini menjadi ancaman dan menimbulkan risiko bagi pemulihan permintaan minyak, terutama di negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang masih rendah. Jika kasus COVID tidak kunjung mereda dalam waktu dekat dan memaksa banyak negara memberlakukan pembatasan, maka harga minyak mentah dunia kemungkinan akan melemah lebih jauh.

Selain kekhawatiran terhadap ekonomi China, kemerosotan harga minyak awal pekan ini juga disebabkan oleh langkah OPEC+ yang mulai meningkatkan produksi harian. Sesuai kesepakatan, produksi minyak OPEC+ akan ditingkatkan mulai awal Agustus hingga Desember mendatang.

Download Seputarforex App

296147
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.