EUR/USD 1.075   |   USD/JPY 154.900   |   GBP/USD 1.250   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,317.98/oz   |   Silver 27.58/oz   |   Wall Street 38,884.26   |   Nasdaq 16,332.56   |   IDX 7,166.81   |   Bitcoin 62,334.82   |   Ethereum 3,006.58   |   Litecoin 80.82   |   PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam akan melangsungkan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dengan agenda pembagian dividen, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Harga saham PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) mengalami kenaikan 13% ke level Rp125 setelah IPO pada hari ini (8/Mei), 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Elon Musk mengusulkan untuk menguji paket bantuan pengemudi canggih Tesla (NASDAQ: TSLA) di Cina dengan menerapkannya di robotaxis, selama kunjungannya baru-baru ini ke negara tersebut, 3 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 stabil di 5,214, sementara Nasdaq 100 datar di 18,205 pada pukul 19:15 ET (23:15 WIB). Dow Jones berada di kisaran 39,022, 3 jam lalu, #Saham AS

Kekhawatiran COVID Kembali Merebak, Minyak Melemah

Penulis

Harga minyak melemah akibat kembalinya kekhawatiran terhadap penyebaran virus Corona di Eropa. Sementara itu, OPEC akan kembali menggelar pertemuan minggu ini.

Seputarforex - Harga minyak mentah melemah cukup dalam pada perdagangan Asia hari Selasa (29/Juni). Pada saat berita ini diturunkan, harga minyak Brent berada di kisaran $73.67 per barel atau melemah 0.59 persen secara harian. Sementara itu, minyak WTI (West Texas Intermediate) bergerak di kisaran $72.59 per barel, atau melemah 0.36 persen dari harga open harian.

Kekhawatiran COVID Kembali Merebak,

Penurunan harga emas hitam sejatinya dipicu oleh merebaknya kekhawatiran terhadap virus Corona. Awal pekan ini, Inggris melaporkan kenaikan kasus COVID-19 tertinggi sejak Januari. Menyikapi hal tersebut, negara lain seperti Spanyol, Portugal, hingga HongKong kemudian memberlakukan pembatasan pengunjung dari Inggris. Australia juga kini tengah menghadapi lonjakan kasus virus Corona yang memaksa otoritas setempat menerapkan lockdown di Sydney dan Darwin.

 

OPEC+ Siap Tingkatkan Produksi Minyak

Harga minyak yang merosot cukup tajam juga dipicu oleh antisipasi investor jelang pertemuan OPEC+ pekan ini. Organisasi negara pengekspor minyak itu diperkirakan akan membahas peningkatan produksi untuk mengimbangi permintaan global.

Dalam laporan terbarunya, OPEC memperkirakan bahwa pasar minyak global akan tetap defisit tahun ini jika produksi tetap berada di level sekarang. Bahkan, Komite Teknis OPEC+ menyimpulkan adanya potensi permintaan hingga 1.7 juta barel per hari (bph) lebih tinggi dibandingkan tingkat produksinya.

Rebound permintaan pasar minyak yang begitu besar datang dari China dan AS, terutama setelah kasus virus Corona di kedua negara adidaya tersebut terus menurun. Kasus Corona di India juga semakin berkurang sehingga berkontribusi terhadap solidnya permintaan minyak. Hal inilah yang menyebabkan harga minyak masih mencatatkan kenaikan 10 persen dalam basis bulanan.

Download Seputarforex App

295956
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.