EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,324.02/oz   |   Silver 26.87/oz   |   Wall Street 37,903.29   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,116.59   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 3 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 3 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 3 jam lalu, #Saham AS

Momok COVID-19 Di China Menggenjot Reli Dolar AS

Penulis

Beijing melaporkan tiga kematian baru akibat COVID-19 pada akhir pekan, sehingga mendorong otoritas memperpanjang himbauan stay at home.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) mendaki lebih dari 0.5 persen sampai kisaran tertinggi pada 107.50-an pada sesi Asia hari Senin (21/November) berkat peningkatan minat beli terhadap aset safe haven. Sentimen pasar memburuk karena para investor dan trader mengkhawatirkan laporan terbaru tentang pengetatan lockdown dalam rangka membendung penyebaran COVID-19 di China.

DXY DailyGrafik DXY Daily via TradingView

Jumlah kasus COVID-19 di China terus meningkat. Beijing bahkan melaporkan tiga kematian baru akibat COVID-19 pada akhir pekan, sehingga mendorong otoritas memperpanjang himbauan agar masyarakat berhenti bepergian dan tinggal di rumah saja. Ini merupakan fatalitas akibat COVID-19 pertama dalam enam bulan terakhir di ibu kota negeri Panda.

China berpotensi membatalkan rencana untuk melonggarkan lockdown yang sempat dirilis sepekan sebelumnya. Beberapa mall terbesar Beijing ditutup pada akhir pekan, sementara restoran-restoran mengurangi waktu layanan. Kantor-kantor juga mulai menghimbau karyawan agar bekerja di rumah. Situasi ini menimbulkan keraguan terhadap efektivitas kebijakan Nol COVID yang diberlakukan oleh otoritas China, sekaligus menumbuhkan kekhawatiran atas dampak lockdown terhadap perekonomian.

"Outlook dari pasar Nol COVID China masih akan menjadi kunci volatilitas," kata Carol Kong, pakar strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia, "Jika kita benar-benar menyaksikan serangkaian langkah tambahan dalam pembatasan, itu menunjukkan kepada saya bahwa pejabat China masih waspada terhadap pembukaan kembali (aktivitas ekonomi) yang pada akhirnya mesti terjadi."

Bursa saham rontok dalam menanggapi berita tersebut. Beberapa pasangan mata uang yang peka risiko ikut ambles, termasuk AUD/USD, EUR/USD, dan GBP/USD. Sementara itu, USD/JPY terangkat tipis sampai kisaran 140.80.

Dolar AS tersokong oleh minat beli safe haven yang mencuat di tengah keresahan pasar. Selain itu, retorika hawkish dari para pejabat teras Federal Reserve juga kembali mengatrol ekspektasi suku bunga The Fed menjelang rilis notulen rapat FOMC pada hari Rabu mendatang.

Download Seputarforex App

298556
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.