Seputarforex - Harga minyak dunia merosot karena pasokan minyak diduga tidak setipis sebelumnya. Pada sesi Eropa sore ini (24/Agustus), harga minyak Brent turun 0.77 persen ke kisaran $82.32 per barel, sementara WTI Oil melemah 0.37 persen pada kisaran $78.29 per barel.
Badan Informasi Energi (EIA) memperkirakan produksi minyak mentah AS sudah mendekati level tertinggi pra-COVID pada minggu lalu. Data terbaru mencatat angka produksi mendekati 12.8 juta barel per hari (bph), tidak jauh dari rekor tertinggi 13.1 juta bph pada awal 2020.
Pasokan yang tinggi dikhawatirkan tidak terserap dengan baik jika berkaca dari kondisi akhir-akhir ini. Pasalnya, permintaan bahan bakar AS semakin berkurang seiring dengan berakhirnya liburan musim panas.
Keresahan pasokan tidak hanya datang dari AS, tetapi juga di negara produsen minyak lainnya. Menteri Energi Turki dan Irak belum lama ini membahas rencana untuk menghidupkan kembali ekspor minyak dari wilayah Kurdi. Apabila rencana tersebut terealisasi, maka pasar minyak dunia akan dibanjiri oleh tambahan pasokan sebesar 450 ribu bph dari kawasan utara Irak tersebut.
Sementara itu, output minyak mentah Iran juga terus berakselerasi dan diperkirakan mencapai 3.4 juta barel per hari pada akhir September mendatang. Hal ini dikonfirmasi sendiri oleh Menteri Perminyakan negara tersebut. Padahal, sanksi AS untuk ekspor minyak Iran masih berlaku hingga saat ini.
Kabar baiknya, Arab Saudi dan Rusia masih akan melanjutkan program pengurangan produksi mereka. Analis memperkirakan Saudi akan memperpanjang pemotongan output sebesar 1 juta bph hingga akhir Oktober. Kebijakan pengurangan produksi dari kedua raksasa OPEC tersebut sejauh ini telah mendongkrak minyak ke level tertinggi selama beberapa pekan terakhir.