EUR/USD 1.075   |   USD/JPY 155.610   |   GBP/USD 1.248   |   AUD/USD 0.656   |   Gold 2,316.28/oz   |   Silver 27.67/oz   |   Wall Street 38,961.10   |   Nasdaq 16,332.56   |   IDX 7,421.21   |   Bitcoin 62,334.82   |   Ethereum 3,006.58   |   Litecoin 80.82   |   Para trader valas sudah menantikan data inflasi minggu depan, 7 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Dolar AS bertahan pada kenaikan pemulihan karena pasar menilai Komentar the Fed, 7 jam lalu, #Forex Fundamental   |   AUD/JPY melayang di sekitar level 102.00 di tengah RBA yang kurang hawkish, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF membukukan kenaikan moderat di atas level 0.9080 karena pernyataan hawkish the Fed, dolar AS menguat, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam akan melangsungkan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dengan agenda pembagian dividen, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Harga saham PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) mengalami kenaikan 13% ke level Rp125 setelah IPO pada hari ini (8/Mei), 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Elon Musk mengusulkan untuk menguji paket bantuan pengemudi canggih Tesla (NASDAQ: TSLA) di Cina dengan menerapkannya di robotaxis, selama kunjungannya baru-baru ini ke negara tersebut, 14 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 stabil di 5,214, sementara Nasdaq 100 datar di 18,205 pada pukul 19:15 ET (23:15 WIB). Dow Jones berada di kisaran 39,022, 14 jam lalu, #Saham AS

Pembatasan COVID China Resmi Dicabut, Harga Minyak Menanjak

Penulis

Harga minyak menguat setelah pembatasan COVID di China dicabut. Hal ini berpotensi meningkatkan prospek permintaan minyak ke depan.

Seputarforex - Harga minyak mentah menguat pada perdagangan Asia awal pekan (19/September) menyusul kabar pencabutan lockdown COVID di beberapa kota besar China. Minyak Brent menguat 0.39 persen pada kisaran $91.89 per barel, sementara minyak WTI naik 0.29 persen di $85.52 per barel.

Pembatasan COVID China Resmi Dicabut, Harga Minyak Menanjak

Chengdu yang merupakan kota terbesar kedua setelah Shanghai dikabarkan akan mencabut kebijakan lockdown dua minggu. Keputusan ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas ekonomi yang berimbas pada kenaikan permintaan bahan bakar, mengingat posisi China sebagai salah satu konsumen minyak terbesar dunia. Sebelumnya, aksi pembatasan COVID di China memang sangat membebani harga minyak dalam beberapa waktu terakhir.

Kendati sedang mengalami kenaikan, harga minyak sejatinya masih berada dalam trend bearish setelah terperosok selama tiga minggu berturut-turut. Pasalnya, pasar masih mengkhawatirkan risiko perlambatan ekonomi global yang disebabkan oleh lonjakan inflasi. Penguatan Dolar AS pun membuat harga minyak sulit lepas dari tekanan bearish.

Di samping itu, manuver yang dilakukan oleh Amerika Serikat dengan melepas cadangan minyak strategis secara rutin membuat harga minyak semakin menjauh dari level tertinggi multi-tahunan yang tercapai pada kuartal pertama lalu.

Baca juga: Krisis Ukraina Dorong Crude Oil Ke Level Tertinggi 7 Tahun

 

Konflik Rusia Positif Bagi Minyak

Terlepas dari berbagai sentimen negatif yang membayangi, harga minyak masih ditopang oleh konflik Rusia-Ukraina yang kini telah meluas menjadi krisis energi di kawasan Eropa. Sebagian analis memperkirakan permintaan minyak akan meningkat pada musim dingin mendatang, apalagi dengan ditutupnya jalur pipa Nord Stream 1 beberapa waktu lalu.

Pasokan gas yang menipis tak pelak akan membuat harganya lebih tinggi selama musim dingin. Dengan demikian, permintaan minyak sebagai bahan bakar alternatif untuk pemanas akan mendongkrak harga minyak.

Download Seputarforex App

298246
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.