EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,302.37/oz   |   Silver 26.92/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   EUR/JPY diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 166.00 di tengah membaiknya sentimen risiko, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD turun ke dekat level 1.3700 di tengah harga minyak mentah yang lebih tinggi, sentimen Risk-On, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD naik mendekati level 1.2550 dengan ekspektasi pergeseran momentum, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF tetap berada di bawah tekanan jual di bawah level 0.9150 menyusul data IHK Swiss, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 18 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 18 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 18 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 18 jam lalu, #Saham AS

Ritel Inggris Sepi, GBP/USD Menepi

Penulis

Laporan penjualan ritel Inggris pada bulan Oktober 2023 menunjukkan situasi terburuk sejak era lockdown pandemi. Akibatnya, pound sterling melempem dalam GBP/USD dan pair lain.

Seputarforex - Semakin banyak data ekonomi Inggris membebani pound sterling. Setelah data tenaga kerja beberapa hari lalu, kini giliran laporan penjualan ritel.

GBP/USD terpantau beredar dalam ruang terbatas di sekitar 1.2400 pada perdagangan sesi New York hari Jumat (17/November). EUR/GBP kembali mendekati level tertingginya sejak Mei, sementara GBP/JPY sempat jatuh nyaris 1 persen.

GBPUSD Daily

Laporan penjualan ritel Inggris pada bulan Oktober 2023 menunjukkan situasi terburuk sejak Februari 2021 (era lockdown pandemi COVID-19). Semua komponen meleset dari ekspektasi, sekaligus merosot drastis dibandingkan periode sebelumnya.

Penjualan ritel untuk semua kelompok barang tercatat -0.3%, padahal konsensus sebelumnya mengharapkan +0.3%. Data bulan September juga direvisi turun dari -0.9% menjadi -1.1%. Pertumbuhan ritel tahunan merosot semakin dalam dari -1.3% menjadi -2.7%.

Angka-angka ini memperkuat keyakinan pasar bahwa Bank Sentral Inggris (BoE) kemungkinan memangkas suku bunga mulai Mei 2024. Kendati pertumbuhan upah di Inggris masih menjadi salah satu pendorong inflasi yang memprihatinkan, tren inflasi akan terus menurun apabila permintaan masyarakat terus melemah.

"Konsumsi akan tetap lemah, dengan biaya hipotek yang lebih tinggi tahun depan; pemulihan (ekonomi Inggris) secara bertahap kemungkinan hanya terjadi pada paruh kedua tahun 2024," kata David Alexander Meier, ekonom di Julius Baer. "Dengan menurunnya ekspektasi suku bunga (BoE), masa-masa terbaik bagi pound sterling telah berakhir."

Sejumlah analis memiliki pendapat yang berbeda. Menurut mereka, data penjualan ritel Inggris berpotensi pulih pada data bulan November berkat momen Black Friday. Selama masyarakat masih memiliki pendapatan disposabel melimpah, penjualan ritel dapat rebound dengan cepat. Ada pula yang berpendapat bahwa sepinya bisnis ritel Inggris bulan lalu berhubungan dengan cuaca buruk belaka.

Download Seputarforex App

299962
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.