EUR/USD 1.087   |   USD/JPY 155.630   |   GBP/USD 1.270   |   AUD/USD 0.669   |   Gold 2,414.41/oz   |   Silver 29.99/oz   |   Wall Street 40,003.59   |   Nasdaq 16,685.97   |   IDX 7,317.24   |   Bitcoin 66,940.80   |   Ethereum 3,122.95   |   Litecoin 83.87   |   Para buyer GBP/USD jika area support 1.2630 berhasil bertahan, 2 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/USD mode koreksi setelah kenaikan, 2 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/JPY melanjutkan kenaikan, rintangan berikutnya terlihat di area 169.40, 2 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/USD turun mendekati level 1.0850, area support lebih lanjut pada EMA-9, 2 hari, #Forex Teknikal   |   PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) telah memutuskan untuk membagikan dividen final sebesar sebesar Rp540 miliar, 2 hari, #Saham Indonesia   |   PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) menyampaikan jadwal pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp6.45 triliun dengan cum date tanggal 27 Mei 2024, 2 hari, #Saham Indonesia   |   PT Lautan Luas Tbk. (LTLS) akan membagikan dividen tahun buku 2023 sebesar Rp35 per saham pada 13 Juni 2024, 2 hari, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,320, sementara Nasdaq 100 mendatar di 18,653 pada pukul 19:36 ET (23:36 GMT). Dow Jones datar di 40,017, 2 hari, #Saham AS

Suku Bunga The Fed Naik, Sinyalkan Kenaikan Bertahap Tahun 2019

Penulis

Proyeksi Fed untuk melakukan Rate Hike 2019 mengejutkan pasar, karena mereka masih optimis jika ekonomi AS akan terus membaik dalam beberapa tahun ke depan.

Bank Sentral AS, The Fed, kembali melakukan Rate Hike sebesar 25 basis poin. Kenaikan ini menjadi yang keempat di sepanjang tahun 2018, dan sekaligus menjadikan suku bunga AS berada di level 2.50 persen. Perubahan ini diumumkan setelah anggota FOMC melakukan pertemuan selama dua hari. Alhasil, Dolar AS pun berbalik menguat cukup signifikan terhadap major currencies lain.

 

Proyeksi Fed Tahun 2019 Kejutkan Pasar

Setelah gelojak pasar selama beberapa minggu terakhir dan seruan dari Presiden Trump agar The Fed mengerem kenaikan suku bunga, Bank Sentral AS tersebut malah memproyeksikan jika Rate Hike gradual tetap layak diterapkan. Meski telah menurunkan Forecast kenaikan suku bunga 2019 dari 3 kali menjadi 2 kali, The Fed secara umum memiliki pandangan optimis terhadap prospek ekonomi AS.

Hal itu tentu saja mengejutkan sebagian besar ekonom, karena di tengah Forecast suram ekonomi global untuk dua tahun ke depan, Bank Sentral AS malah menganggap perekonomian tetap akan kokoh.

Menanggapi hal tersebut, Fritz Folts, kepala strategi investasi di 3Edge Asset Management, mengungkapkan bahwa:

"Mungkin mereka (Fed) telah melakukan kesalahan dalam mengambil kebijakan. Untuk itu, kami tetap akan memantau mereka yang melakukan kenaikan suku bunga terlalu banyak."

 

Powell Tetap Berencana Lakukan Pengetatan Moneter

Salah satu Statement Jerome Powell yang cukup mengejutkan pasar adalah rencana untuk terus mamangkas Balance Sheet sebesar $50 miliar per bulan. Di samping itu, Ketua The Fed tersebut mengaku tidak akan tunduk pada apa yang disebut baru baru ini sebagai "pelunakan" dalam pertumbuhan global.

Suku Bunga The Fed Naik, Sinyalkan

Jerome Powell juga mengutarakan bahwa perekonomian Negeri Paman Sam akan terus berkinerja baik dan tidak lagi membutuhkan support dari Fed melalui suku bunga yang lebih rendah. Dalam pernyataan lanjutan, Powell mengatakan jika risiko terhadap ekonomi "kurang seimbang", tetapi Fed akan terus memantau perkembangan ekonomi global untuk menilai implikasinya terhadap prospek ekonomi AS.

Keputusan Bank Sentral AS untuk tetap melakukan Rate Hike tentu akan menyulut kemarahan Presiden Trump, yang sebelumnya telah berulang kali meminta The Fed menahan laju pengetatan moneter karena dapat melukai momentum pertumbuhan ekonomi. Muncul kekhawatiran lain bahwa ekonomi AS bisa menemukan hambatan di tahun 2019 karena 3 faktor: masalah fiskal dari pengeluaran pemerintahan Trump, dampak positif paket pemotongan pajak senilai $1.5 triliun yang akan memudar, serta perlambatan ekonomi global.

286701
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.