EUR/USD 1.076   |   USD/JPY 152.880   |   GBP/USD 1.254   |   AUD/USD 0.661   |   Gold 2,301.51/oz   |   Silver 26.56/oz   |   Wall Street 38,664.73   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,134.72   |   Bitcoin 62,889.84   |   Ethereum 3,103.54   |   Litecoin 81.93   |   Penutupan mingguan GBP/USD di atas 1.2550 dapat menarik pembeli, 17 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling bergerak lebih tinggi dengan perhatian tertuju pada NFP AS, 17 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Dolar AS melanjutkan pelemahan karena pasar menunggu data pekerjaan utama, 17 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/CHF kehilangan daya tarik di bawah level 0.9100, menantikan data NFP, 17 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 1 hari, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 1 hari, #Saham AS

15-19 Oktober 2018: Notulen FOMC Dan Perdagangan Indonesia

Penulis

Minggu lalu, pertemuan IMF di Bali membantu stabilnya nilai tukar Rupiah. Minggu ini, Rupiah akan dipengaruhi oleh neraca perdagangan Indonesia dan notulen FOMC.

Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan pasar minggu lalu (12 Oktober 2018), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Sepanjang minggu lalu, Rupiah bergerak sideways pada level 15175 hingga 15265 per US Dollar. Rupiah kemudian ditutup pada level 15200, atau melemah 0.16% dibandingkan penutupan minggu sebelumnya yang 15175. Pelemahan US Dollar akibat anjloknya pasar saham dan CPI AS bulan September yang di bawah estimasi, tidak membuat mata uang Garuda semakin kuat. Hal itu kemungkinan berkaitan dengan IMF yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini dari 3.9% menjadi 3.7%.

Belum ada pernyataan penting dari para pejabat otoritas keuangan terkait nilai tukar Rupiah. Sepanjang minggu lalu, mereka sedang fokus pada pertemuan IMF-Bank Dunia yang diadakan di Bali. Dalam forum tersebut, Gubernur BI Perry Warjiyo bertemu dengan ketua The Fed Jerome Powell, membahas mengenai dampak normalisasi kebijakan moneter yang dilakukan The Fed terhadap negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Sementara itu, Managing Director IMF, Christine Lagarde, memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kebijakan moneter yang telah dilakukan BI sehingga tidak menambah tekanan pada Rupiah.


Analisa Rupiah 15-19 Oktober 2018:

Minggu ini akan dirilis data neraca perdagangan Indonesia bulan September yang diperkirakan masih akan defisit sebesar USD0.50 miliar, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang defisit USD1.02 miliar. Dari AS akan ada notulen meeting FOMC bulan lalu dan data penjualan ritel bulan September.

Jika Rupiah melemah, resistance kuat USD/IDR ada pada level 15260 hingga 15300. Sedangkan jika menguat, support ada pada level 15175 hingga 15100.

 

Jadwal Rilis Data Fundamental

Senin, 15 Oktober 2018:

  • Jam 11:00 WIB: data neraca perdagangan Indonesia bulan September 2018 y/y: bulan sebelumnya: -USD1.02 miliar. Perkiraan: -USD0.50 miliar.


Analisa Rupiah 15-19 Oktober 2018:

 

Rabu, 17 Oktober 2018:

  • Jam 16:00 WIB: penjualan mobil di Indonesia bulan September 2018 year over year (y/y): bulan sebelumnya: +5.1%.


Analisa Rupiah 15-19 Oktober 2018:

 

Senin, 22 Oktober 2018:

  • Jam 11:00 WIB: data pertumbuhan kredit bulan September 2018 year over year (y/y): bulan sebelumnya: +12.12% (tertinggi dalam 3 tahun terakhir).


Analisa Rupiah 15-19 Oktober 2018:

 

Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini: Notulen meeting FOMC, Retail Sales, perumahan, JOLTS, dan pidato Fed Quarles.

 

Tinjauan Teknikal


Analisa Rupiah 15-19 Oktober 2018:
klik gambar untuk memperbesar

Chart Daily : bergerak sideways dengan kecenderungan USD/IDR masih bullish (Rupiah cenderung melemah):

  1. Harga masih berada di atas kurva middle band indikator Bollinger Bands, dan titik indikator Parabolic SAR berada di bawah bar candlestick.
  2. Kurva indikator MACD masih berada di atas kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di atas level 0.00.
  3. Garis histogram indikator ADX berwarna hijau dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bullish yang masih kuat.

Level Pivot mingguan : 15213.33

Resistance : 15261.73 (level 123.6% Fibo Expansion) ; 15327.00 ; 15400.00.

Support : 15173.18 (100% Fibo Expansion) ; 15100.00 ; 15070.61 (76.4% Fibo Expansion) ; 15014.57 (61.8% Fibo Expansion) ; 14967.55 (50% Fibo Expansion) ; 14920.00 (38.2% Fibo Expansion) ; 14885.00 ; 14816.00 ; 14768.00 ; 14700.00 ; 14640.00 ; 14580.00 ; 14543.00 ; 14488.00 ; 14440.00 ; 14388.00 ; 14298.00 ; 14210.00 ; 14171.00 ; 14106.00 ; 14038.00 ; 13983.00.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 55 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; ADX (14).

Fibonacci Expansion :

  • Titik 1: 14543.00 (harga terendah 21 Agustus 2018).
  • Titik 2: 14940.00 (harga tertinggi 5 September 2018).
  • Titik 3: 14768.00 (harga terendah 14 September 2018).

Arsip Analisa By : Martin
285715
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.

Perlu tukar mata uang ?

Konversi valas ke rupiah atau sebaliknya ?
bisa lebih mudah dengan kalkulator kurs. Temukan disini.