EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,302.37/oz   |   Silver 26.90/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   EUR/JPY diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 166.00 di tengah membaiknya sentimen risiko, 15 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD turun ke dekat level 1.3700 di tengah harga minyak mentah yang lebih tinggi, sentimen Risk-On, 15 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD naik mendekati level 1.2550 dengan ekspektasi pergeseran momentum, 15 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF tetap berada di bawah tekanan jual di bawah level 0.9150 menyusul data IHK Swiss, 15 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 22 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 22 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 22 jam lalu, #Saham AS

Harga Minyak Melemah Gegara Demo Pembatasan COVID China

Penulis

Rencana pemerintah China untuk memberlakukan kembali pembatasan ketat memicu aksi protes yang menekan harga minyak di awal pekan.

Seputarforex - Harga minyak dunia terpantau melemah cukup signifikan pada perdagangan Asia hari Senin (28/November). Minyak Brent saat ini anjlok 2.85 persen dari level pembukaan harian, bergerak pada kisaran $82.85 per barel. Sementara itu, minyak WTI merosot 2.88 persen pada kisaran $74.80 per barel.

Minyak melemah akibat aksi protes di China

Akhir pekan lalu, ratusan pengunjuk rasa di China mengadakan aksi protes menentang rencana pemerintah yang akan memberlakukan kembali pembatasan ketat untuk mengatasi lonjakan tajam kasus COVID. Aksi protes tersebut sempat menimbulkan bentrokan massa dengan aparat keamanan dan menjadi demostrasi besar pertama dalam pemerintahan Xi Jinping.

Masyarakat China rupanya sudah frustasi dengan kebijakan Zero-COVID yang terus digalakkan oleh Beijing menjelang tiga tahun pandemi. Apalagi, insiden kebakaran mematikan yang baru terjadi Kamis pekan lalu semakin menggarisbawahi risiko kebijakan kontroversial tersebut.

"Harga minyak mentah terpantau melemah yang mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap melemahnya prospek permintaan minyak dari China menyusul rencana pembatasan ketat COVID-19, ketidakpastian politik, dan aksi protes yang meletus di Shanghai. Hal inilah yang memicu terjadinya aksi jual minyak pada perdagangan awal pekan," kata Hiroyuki Kikukawa dari Nissan Securities.

 

Sanksi Rusia Semakin Dekat, Pasar Awasi Pertemuan OPEC

Terlepas dari gejolak dari China, harga minyak juga diselimuti ketidakpastian dari faktor lainnya. Negara Barat secara bertahap sudah mulai mengurangi ketergantungan terhadap minyak Rusia sejak akhir kuartal pertama lalu. Rencananya, pembelian minyak Rusia akan sepenuhnya dihentikan pada bulan Desember dalam upaya menekan serangan militer Rusia terhadap Ukraina.

G7 dan perwakilan Uni Eropa sejatinya berencana mengadakan pertemuan untuk membahas sanksi minyak Rusia pada 25 November lalu. Namun sayangnya, pertemuan tersebut dibatalkan tanpa ada rincian lebih lanjut.

Sementara itu, OPEC+ juga akan menggelar pertemuan pada 4 Desember mendatang, tepat sehari sebelum dimulainya sanksi untuk impor minyak Rusia. Beberapa analis memperkirakan jika keputusan OPEC terhadap kebijakan produksi akan menentukan arah pergerakan minyak ke depan.

Download Seputarforex App

298588
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.