EUR/USD 1.076   |   USD/JPY 152.880   |   GBP/USD 1.254   |   AUD/USD 0.661   |   Gold 2,301.51/oz   |   Silver 26.56/oz   |   Wall Street 38,664.73   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,134.72   |   Bitcoin 62,889.84   |   Ethereum 3,103.54   |   Litecoin 81.93   |   Penutupan mingguan GBP/USD di atas 1.2550 dapat menarik pembeli, 17 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling bergerak lebih tinggi dengan perhatian tertuju pada NFP AS, 17 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Dolar AS melanjutkan pelemahan karena pasar menunggu data pekerjaan utama, 17 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/CHF kehilangan daya tarik di bawah level 0.9100, menantikan data NFP, 17 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 1 hari, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 1 hari, #Saham AS

Kebijakan Produksi OPEC Tak Berubah, Harga Minyak Melambung

Penulis

OPEC memutuskan untuk mempertahankan kebijakan produksi bulan Juli tanpa adanya peningkatan output dalam waktu dekat. Harga minyak pun melambung hingga menembus level tertinggi 3 tahun.

Seputarforex - Harga minyak mentah menguat signifikan setelah OPEC dikabarkan tetap berpegang teguh pada kebijakan produksinya. Harga minyak Brent melonjak 2.63 persen menanggapi kabar tersebut dan kini berada di kisaran $82.46 per barel atau menguat 0.17 persen secara harian. Sementara itu, minyak WTI diperdagangkan di kisaran $78.03 pada sesi perdagangan hari Selasa (05/Oktober) pagi setelah reli hingga 2.45 persen.

Harga minyak melambung

Pertemuan OPEC bersama mitra kemarin menghasilkan keputusan untuk tetap mempertahankan kebijakan produksi yang dicapai pada bulan Juli, yakni untuk meningkatkan output sebesar 400 ribu bph per bulan hingga April 2022.

Menurut sumber terpercaya Reuters sesaat sebelum pertemuan, kekhawatiran terhadap potensi gelombang COVID-19 membuat OPEC+ tidak mau mengambil langkah besar dalam hal kebijakan produksi.

"Kami akan memantau situasi karena seperti yang kami tahu bahwa permintaan biasanya turun pada kuartal keempat," kata wakil PM Rusia, Alexander Novak, seusai pertemuan online petinggi OPEC kemarin. Novak menambahkan bahwa pasar minyak saat ini sudah seimbang sehingga tidak perlu adanya peningkatan output.

Keputusan OPEC+ ini mendorong harga minyak ke level tertinggi 3 tahun, mengingat pasokan minyak saat ini sedang ketat sementara permintaan global terus meningkat.

Secara teknikal, harga minyak telah membukukan kenaikan lebih dari 50 persen pada tahun 2021 karena solidnya permintaan dan pemulihan aktivitas ekonomi. Namun, kenaikan harga yang cukup signifikan baru-baru ini memantik munculnya kekhawatiran terhadap tekanan inflasi yang justru dapat membebani pemulihan ekonomi. Itulah mengapa, OPEC+ telah mendapat tekanan dari negara konsumen minyak utama seperti Amerika Serikat dan India untuk menambah output harian saat harga minyak menembus $50 per barel.

"Menurut kami, hasil pertemuan OPEC+ kemarin tidak mengejutkan. Namun karena harga telah melonjak di atas $80 per barel, ini yang membuat konsumen merasa tidak nyaman dan produsen merasa senang namun cenderung berhati-hati," kata konsultan Rystad Energy.

Download Seputarforex App

296530
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.