Dalam sebuah laporan oleh Automatic Data Processing, Inc. pada hari Kamis(4/1) menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja sektor swasta AS mengalami lonjakan cukup signifikan, meraih rekor tertinggi dalam kurun 9 bulan terakhir. Peningkatan jumlah lapangan kerja AS tersebut mengindikasikan kondisi pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam yang semakin kokoh di penghujung 2017.
Sektor Swasta AS bulan lalu menambah 250,000 lapangan kerja baru, level tertinggi sejak Maret 2017. Jumlah itu lebih baik bila dibandingkan data bulan November yang saat itu bertambah 185,000 lapangan kerja. Data ADP Non-Farm Employment sekaligus melampaui ekspektasi ekonom dalam jajak pendapat sebelumnya yang memprediksi pertambahan 191,000 pekerjaan.
Apiknya data ketenagakerjaan sektor swasta bulan Desember tersebut setidaknya bisa memberi harapan terhadap data NFP yang dijadwalkan rilis Jumat akhir pekan nanti. Investor tengah menanti laporan Non Farm Payroll dari Pemerintah AS, karena dinilai lebih lengkap dengan cakupan sektor swasta maupun sektor publik.
Dalam laporan terpisah, Departemen Tenaga Kerja AS merilis data Jobless Claims periode mingguan yang bertambah sebanyak 250,000 klaim, meningkat 5,000 dari periode sebelumnya. Departemen terkait juga malaporkan bahwa proses perhitungan klaim di wilayah AS kepulauan seperti Virgin Island dan Puerto Rico masih terganggu setelah diterjang badai bulan September tahun lalu.
Greenback Kembali Tergelincir Versus Euro
Setelah pada sesi perdagangan hari sebelumnya menguat, Dollar AS kembali tertekan sepanjang perdagangan hari Kamis. Pelemahan Greenback paling terlihat terhadap Euro dan Franc Swiss.
Dollar seolah tidak dapat mempertahankan penguatan di hari sebelumnya setelah rilis Notulen FOMC yang kembali mencemaskan lemahnya tren inflasi AS. Indeks Dollar (DXY) yang mengukur kekuatan Greenback terhadap enam mata uang utama lainnya mencatatkan penurunan 0.24 persen, berada di level 91.92 pada pukul 21:16 WIB malam ini.
Perlu diketahui bahwa Euro melonjak hingga mendekati level high 3 tahun pada perdagangan hari Kamis. Pair EUR/USD berada di level 1.2064 setelah sempat menyentuh level high harian pada 1.2074.
"Ini (penguatan Euro) merupakan kelanjutan trend bullish yang kami prediksi bisa berlangsung hingga akhir tahun 2018, dan itu artinya Dollar akan kembali melemahâ, ucap Stephen Gallo, Ekonom BMO Capital Markets di London.